Liputan6.com, Jakarta Saraf terjepit adalah kondisi yang dapat menyebabkan rasa sakit yang sangat hebat dan mengganggu aktivitas sehari-hari seseorang. Kondisi ini muncul ketika saraf dalam tubuh tertekan oleh jaringan di sekitarnya, seperti tulang, otot, atau tendon. Penyebab saraf terjepit bisa sangat bervariasi, mulai dari kebiasaan sehari-hari yang tampaknya sepele hingga aktivitas fisik yang berat.
Salah satu kebiasaan yang sering menyebabkan saraf terjepit adalah postur tubuh yang buruk. Misalnya, duduk terlalu lama dengan posisi yang tidak ergonomis atau sering membungkuk dapat memberikan tekanan berlebih pada saraf, terutama di punggung dan leher. Selain itu, aktivitas fisik yang berlebihan atau dilakukan tanpa pemanasan yang cukup juga bisa menjadi pemicu. Mengangkat beban berat dengan teknik yang salah atau melakukan gerakan repetitif tanpa istirahat yang cukup dapat menambah risiko saraf terjepit.
Baca Juga
Selain itu, kebiasaan-kebiasaan lainnya seperti tidur dengan posisi yang salah, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas juga dapat berkontribusi terhadap terjadinya saraf terjepit. Tidur dengan bantal yang tidak mendukung leher atau punggung dengan baik bisa menyebabkan tekanan pada saraf. Kurangnya aktivitas fisik dapat melemahkan otot-otot penyangga tubuh, sehingga saraf menjadi lebih rentan terhadap tekanan. Obesitas menambah beban pada tubuh, terutama pada tulang belakang, yang dapat menyebabkan saraf terjepit, berikut informasi yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (5/9/2024).
Advertisement
1. Menatap Layar Gawai
Menunduk sambil menggunakan gawai atau ponsel dalam waktu yang lama dapat memberikan tekanan berlebih pada leher dan tulang belakang. Posisi ini membuat otot-otot leher menjadi tegang dan dapat menjepit saraf di area tersebut. Usahakan untuk selalu menjaga posisi ponsel sejajar dengan mata dan lakukan peregangan leher secara teratur.
Â
Advertisement
2. Latihan dengan Intensitas Tinggi
Melakukan latihan fisik dengan intensitas tinggi tanpa pemanasan yang memadai atau teknik yang tepat dapat meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Aktivitas seperti angkat beban atau latihan kardio intensif dapat memberikan tekanan berlebih pada saraf. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemanasan yang baik sebelum berolahraga dan mengikuti panduan teknik yang benar.
Â
3. Terjatuh dengan Cedera Parah
Terjatuh atau mengalami cedera berat pada tubuh, terutama di bagian tulang belakang, bisa menyebabkan saraf terjepit. Cedera ini seringkali mengakibatkan pergeseran tulang atau peradangan yang menekan saraf. Selalu waspada dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan gunakan perlengkapan pelindung saat melakukan aktivitas yang berisiko tinggi.
Â
Advertisement
4. Duduk Terlalu Lama
Duduk dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama, terutama dengan postur tubuh yang buruk, bisa menyebabkan saraf kejepit. Posisi duduk yang tidak ergonomis memberikan tekanan pada tulang belakang dan saraf. Sebaiknya bangun dan bergerak setiap 30 menit serta gunakan kursi yang mendukung postur tubuh yang baik.
Â
5. Jarang Bergerak atau Olahraga
Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga dapat membuat otot-otot tubuh menjadi lemah dan kurang fleksibel. Otot yang lemah tidak mampu mendukung tulang belakang dengan baik, sehingga meningkatkan risiko saraf kejepit. Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk menjaga kekuatan dan fleksibilitas otot.
Mencegah saraf terjepit sangatlah penting untuk menjaga kualitas hidup dan kenyamanan harianmu. Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang disebutkan sebelumnya, kamu bisa mengurangi risiko mengalami kondisi yang menyakitkan ini. Selalu perhatikan postur tubuh, teknik dalam melakukan aktivitas fisik, dan jangan lupa untuk beristirahat serta melakukan peregangan secara rutin. Dengan cara ini, kamu dapat menjaga kesehatan saraf dan tulang belakangmu dengan lebih baik.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement