Fimela.com, Jakarta Kesederhanaan Paus Fransiskus selama kunjungannya di Indonesia terus menjadi sorotan. Setelah sebelumnya mencuri perhatian dengan jam tangan seharga sekitar Rp100 ribuan, kali ini perhatian publik tertuju pada sepatu yang dikenakan oleh Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia.
Uskup Agung Ignatius Kardinal Suharyo mengungkapkan kepada media bahwa Paus Fransiskus mengenakan sepatu pantofel lamanya. Uskup Agung juga menjelaskan detail dari sepatu yang dikenakan oleh sang Paus.
Baca Juga
"Kemarin saya sengaja memperhatikan sepatunya. Saya kan dekat ya, jadi bisa melihat dengan jelas. Biasanya Bapa Suci memakai sepatu merah atau putih, tetapi kemarin saya melihat sepatunya hitam dan sudah lekuk-lekuk, menandakan sudah lama dipakai," jelas Uskup Agung Ignatius Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta, pada Rabu (4/9/2024).
Advertisement
1. Bentuk kesederhanaan yang dipilih
Uskup Agung Ignatius Suharyo mengungkapkan bahwa pilihan Paus Fransiskus untuk mengenakan sepatu lamanya bukanlah suatu kebetulan. Ini adalah keputusan yang diambil oleh Bapa Suci. Dengan latar belakang sebagai anggota Ordo Serikat Yesuit, sebuah ordo dalam Gereja Katolik Roma yang dikenal dengan kedisiplinan serta tiga kaul sucinya, yaitu ketaatan, kesucian, dan kemiskinan, pilihan ini sangat mencerminkan nilai-nilai tersebut.
Sepatu hitam yang dikenakan oleh Paus Fransiskus adalah sepasang sepatu pantofel yang menunjukkan tanda-tanda pemakaian seperti lekukan dan bagian kulit yang terangkat. Selain itu, terlihat juga tambahan tali pada sepatu pemimpin Vatikan ini.
Advertisement
2. Dibuat oleh pembuat sepatu kenamaan
Sepatu yang dikenakan oleh Paus Fransiskus ternyata merupakan karya dari merek ternama Stefanelli. Adriano Stefanelli, seorang perancang sepatu berbakat asal Novara, Italia, telah lama menjadi sosok di balik sepatu-sepatu yang dikenakan oleh Paus.
Mengutip dari Aleteia, Stefanelli telah menjadi langganan pembuat sepatu untuk tiga paus, yaitu Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus XVI, dan kini Paus Fransiskus.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence