Sukses

Perjalanan Hidup Sheila Marcia, dari Kesulitan hingga Temukan Harapan dalam Tuhan

Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, begitu pula dengan Sheila Marcia yang pernah merenungkan untuk mengakhiri hidupnya akibat berbagai masalah yang dihadapinya, termasuk menjadi korban bullying.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda, begitu pula dengan Sheila Marcia yang pernah merenungkan untuk mengakhiri hidupnya akibat berbagai masalah yang dihadapinya, termasuk menjadi korban bullying. Dalam sebuah percakapan dengan Melaney Ricardo, Sheila membuka diri tentang masa-masa sulit yang pernah dilaluinya.

"Apa yang membuatmu begitu memberontak dulu?" tanya Melaney. "Sebenarnya, aku dulunya adalah orang yang patuh. Aku memberontak karena merasa diriku tidak berharga. Aku tidak pernah merasa percaya diri. Setiap kali aku melihat diriku di cermin, aku membenci diriku sendiri, karena hidupku sangat sulit sebelum aku menjadi seorang pemberontak," ungkap Sheila sambil menahan air mata.

"Kehidupan yang penuh dengan tantangan membuatnya berpikir untuk mengakhiri hidup karena merasa sangat terbebani. Kadang-kadang, kalau bisa memilih, dulu aku lebih baik tidak hidup, karena aku sangat lelah," ujar Sheila Marcia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

1. Korban perundungan

Pada kesempatan itu, Sheila menceritakan pengalaman pahitnya sebagai korban bullying. Ia mengungkapkan bahwa teman-temannya menjauhinya karena dianggap terlalu cantik dan dominan.

"Aku mengalami bullying di sekolah, dan aku benar-benar tidak tahu alasannya. Rasanya seperti tidak ada yang mau berteman denganku," ungkapnya. "Di rumah pun situasinya tidak lebih baik, semuanya kacau. Jadi, aku tidak bahagia di sekolah, dan ketika pulang ke rumah, aku juga tidak menemukan tempat untuk merasa nyaman."

3 dari 3 halaman

2. Kelelahan dengan segalanya

"Aku benar-benar merasa sangat lelah dengan segalanya, tapi aku tidak punya tempat untuk berbagi cerita," ucapnya. Namun, segalanya mulai berubah ketika ia mendekatkan diri kepada Tuhan.

"Sebenarnya, apa yang kalian lihat sebagai tindakan pemberontakan itu bukan karena aku ingin melawan, tetapi karena aku benar-benar tidak tahu harus ke mana," jelasnya.

Dalam pencariannya, Sheila berusaha menemukan seseorang yang dapat mengisi kekosongan hatinya, hingga akhirnya ia menemukan Tuhan sebagai penolong sejatinya. "Hidupku berantakan karena aku belum mengenal Tuhan," akunya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.