Liputan6.com, Jakarta Sebuah kasus yang mengejutkan terjadi di Tiongkok, di mana seorang pria lanjut usia dilaporkan meninggal dunia, setelah menjalani prosedur pencabutan gigi dan pemasangan implan gigi dalam satu sesi di sebuah klinik. Kejadian ini menimbulkan kontroversi dan menjadi sorotan media internasional, karena prosedur yang tampak terlalu ekstrem untuk dilakukan dalam satu waktu.
Baca Juga
Advertisement
Kasus ini kemudian dilaporkan oleh sang putri yang merasa yakin, bahwa tindakan medis tersebut menjadi penyebab kematian ayahnya. Adapun prosedur yang dilakukan pada pria ini dianggap tidak lazim, mengingat biasanya pencabutan gigi dalam jumlah besar dilakukan dalam beberapa sesi, untuk menghindari risiko komplikasi.
Pada hari tersebut, pria itu tidak hanya harus mencabut 23 gigi aslinya, tetapi juga menerima pemasangan 12 implan gigi secara bersamaan. Ini berarti, selain harus menanggung rasa sakit luar biasa setelah efek anestesi hilang, tubuh pria tersebut harus menghadapi beban pemulihan yang besar dalam waktu singkat.
Menurut catatan dari klinik, dokter yang menangani prosedur tersebut adalah seorang spesialis dalam pencabutan gigi bungsu impaksi dan perawatan saluran akar. Berikut ini kisah pria cabut gigi berakhir naas yang Liputan6.com rangkum dari Odditycentral, Sabtu (7/9/2024).
Cabut Gigi dan Implan dalam Satu Waktu
Pihak berwenang Tiongkok sedang menyelidiki kasus seorang pria tua yang meninggal 13 hari, setelah mencabut 23 gigi dan memasang 12 implan gigi pada hari yang sama di sebuah klinik gigi. Ibu Shu, seorang warga Kota Yongkang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, baru-baru ini mengajukan pengaduan ke Biro Kesehatan Kota terhadap sebuah klinik gigi setempat setelah ayahnya meninggal.
Wanita itu menunjukkan bukti bahwa orang tuanya telah mencabut 23 gigi dan memasang 12 gigi baru dalam satu sesi, yang menurutnya menyebabkan kematian mendadak ayahnya 13 hari kemudian. Ibu Shu memberi tahu pihak berwenang bahwa ayahnya menderita sakit yang luar biasa selama 13 hari terakhir hidupnya, sebelum mengalami serangan jantung yang fatal pada tanggal 28 Agustus. Sekarang wanita itu ingin mereka yang bertanggung jawab untuk diadili.
Menurut formulir persetujuan pasien, ayah Ibu Shu memang mencabut 23 gigi aslinya sebelum mengebor 12 lubang di tengkorak dan rahang bawahnya untuk memasang gigi baru. Semua itu dilakukan dalam sehari, yang berarti ia harus menahan rasa sakit yang tak terbayangkan setelah anestesinya hilang.
Meskipun jumlah pencabutan tampak agak berlebihan untuk satu sesi, juru bicara klinik tempat prosedur itu dilakukan mengatakan bahwa jumlah gigi yang dapat dicabut dalam satu waktu perlu ditentukan oleh dokter dalam konsultasi tatap muka berdasarkan kondisi fisik pasien.
Advertisement
Meninggal 13 Hari Kemudian
Menurut catatan Rumah Sakit Gigi Dewei, 23 pencabutan tersebut dilakukan oleh seorang dokter bernama Yuan, yang spesialisasinya meliputi perawatan saluran akar, pencabutan gigi bungsu yang impaksi, dan gigi palsu lengkap. Meskipun saat ini tidak ada peraturan khusus tentang jumlah gigi yang harus dicabut dalam satu sesi, klinik dan dokter harus mempertimbangkan toleransi rasa sakit pasien dan risiko infeksi.
“Semakin banyak gigi yang dicabut, semakin besar respons rasa sakit pasien dan semakin besar kemungkinan infeksi pascaoperasi,” kata Xiang Guolin, direktur Pusat Kedokteran Gigi Rumah Sakit Keempat Wuhan, kepada The Paper. Penyelidikan dalam kasus ini saat ini sedang berlangsung, tetapi seorang perwakilan dari Biro Kesehatan Kota mengatakan kepada wartawan bahwa pembuktian kausalitas bisa jadi sulit, mengingat kematian pria tersebut terjadi 13 hari setelah prosedur kontroversial tersebut.