Liputan6.com, Jakarta Mata uang adalah representasi nilai yang digunakan sebagai alat pembayaran dalam berbagai transaksi ekonomi di suatu negara. Sebagai alat pembayaran yang sah, mata uang diterima secara luas dalam segala bentuk transaksi, baik perdagangan barang dan jasa, pembayaran hutang, maupun investasi, termasuk mata uang London.
Baca Juga
Advertisement
Setiap negara memiliki satuan nilai mata uang yang berbeda-beda, yang mencerminkan kondisi ekonomi, kebijakan moneter, dan sejarah keuangannya. Mata uang ini terdiri dari uang kertas dan uang logam yang dikeluarkan oleh bank sentral atau otoritas keuangan negara tersebut. Lembaga ini bertindak sebagai pemasok tunggal mata uang dan memantau peredarannya di dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai contoh mata uang London, Inggris, adalah Pound Sterling (GBP). Mata uang ini memiliki sejarah panjang yang mencerminkan evolusi ekonomi dan politik Inggris. Perjalanan Pound Sterling menggambarkan bagaimana mata uang tidak hanya sebagai alat pembayaran, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan stabilitas ekonomi suatu negara. Berikut ulasan lebih lanjut tentang mata uang London yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2024).
Pound Sterling, Mata Uang London
Mata uang London, Inggris, adalah Pound Sterling, yang dilambangkan dengan simbol £. Pound Sterling, atau sering disebut sebagai GBP (Great British Pound), merupakan mata uang tertua di dunia yang masih digunakan sebagai alat pembayaran sah hingga saat ini. Dalam konteks kekuatan ekonomi global, Pound Sterling dikenal sebagai mata uang terkuat kelima di dunia, di mana 1 Pound Inggris dapat membeli sekitar 1,20 Dolar AS. Di Indonesia, nilai tukar 1 GBP setara dengan sekitar Rp 19.296,48, menunjukkan kekuatan ekonomi Inggris di pasar internasional.
Nama "Pound Sterling" berasal dari kata Latin "Libra," yang berarti keseimbangan dan berat. Sejarahnya dimulai lebih dari 300 tahun yang lalu ketika Bank of England pertama kali menerbitkan uang kertas pound. Sejak saat itu, uang kertas dan koin pound mengalami banyak perubahan.
Koin pound pertama kali dikeluarkan pada tahun 1489 di masa pemerintahan Henry VII, dan uang kertas pound mulai beredar pada tahun 1694, tak lama setelah berdirinya Bank of England. Pada awalnya, uang kertas tersebut ditulis tangan dan berfungsi sebagai bukti simpanan emas.
Pound Sterling juga memainkan peran penting dalam koloni Kerajaan Inggris, seperti Australia, Selandia Baru, dan Kanada. Pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20, banyak negara menggunakan standar emas untuk menetapkan nilai mata uang mereka, termasuk Inggris. Namun, selama Perang Dunia I, Inggris meninggalkan standar emas untuk menyesuaikan diri dengan situasi ekonomi yang bergejolak, dan meskipun standar emas kembali diterapkan pada tahun 1925, akhirnya ditinggalkan lagi selama resesi ekonomi global antara tahun 1929-1941.
Pada tahun 1971, Inggris mengizinkan Pound Sterling untuk mengambang bebas di pasar valuta asing, sebuah langkah penting dalam sejarah moneter Inggris yang mencerminkan fleksibilitas dan kekuatan mata uang ini dalam menghadapi dinamika ekonomi global. Ketika Euro diperkenalkan sebagai mata uang umum di sebagian besar negara Uni Eropa pada tahun 2002, Inggris memilih untuk tetap mempertahankan Pound Sterling sebagai mata uang resminya, menegaskan identitas ekonomi dan kemandirian finansialnya.
Advertisement
Salah Satu Mata Uang Tertua dan Terkuat
Pound Sterling (GBP) adalah mata uang tertua di dunia yang masih digunakan hingga saat ini. Mata uang ini telah ada selama lebih dari 600 tahun tanpa mengalami perubahan signifikan, menjadikannya sebagai simbol stabilitas dan kekuatan ekonomi Inggris.
Seperti sudah dijelaskan, nama "pound" dan "sterling" awalnya mengacu pada satu pound logam perak yang digunakan sebagai nilai pembanding mata uang ini. Namun, di era modern, nilai Pound Sterling tidak lagi dikaitkan dengan logam perak atau standar emas, melainkan ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan penawaran dan permintaan. Bank of England, sebagai bank sentral, bertanggung jawab atas sirkulasi dan stabilitas nilai tukar Pound Sterling di pasar global.
Meskipun Inggris adalah anggota Uni Eropa, negara ini memutuskan untuk tidak mengadopsi Euro sebagai mata uang resmi. Hal ini disebabkan oleh keinginan penduduk Inggris yang, melalui referendum, menunjukkan keengganan untuk menggantikan Pound Sterling dengan Euro. Selain Inggris, negara-negara anggota Uni Eropa seperti Denmark dan Swedia juga mempertahankan mata uang mereka sendiri alih-alih menggunakan Euro.
Pound Sterling dikenal sebagai salah satu mata uang terkuat di dunia. Dengan nilai tukar sekitar 1,28 dolar AS untuk setiap 1 pound sterling, mata uang ini menempati posisi kelima dalam daftar mata uang dengan nilai tertinggi di dunia.
London, sebagai salah satu pusat keuangan global, memainkan peran besar dalam menjaga stabilitas dan kekuatan Pound Sterling. Posisi London sebagai pusat perdagangan internasional, perbankan, dan investasi global, serta peran signifikan Inggris dalam perdagangan dunia, turut berkontribusi pada permintaan yang tinggi terhadap mata uang ini.
Nilai Tukar Pound Sterling ke Rupiah
Nilai tukar mata uang London, yaitu Pound Sterling (GBP), terhadap Rupiah Indonesia (IDR) pada Rabu (11/9/2024) menunjukkan posisi yang relatif stabil. Berdasarkan data terbaru, nilai tukar 1 Pound Sterling berada di level Rp20.200,52. Ini merupakan harga penutupan sebelumnya dan juga harga pembukaan pada hari ini.
Dalam rentang perdagangan harian, nilai tukar GBP/IDR berkisar antara Rp20.207,41 hingga Rp20.208,24, yang mengindikasikan fluktuasi yang sangat kecil. Ini menunjukkan kondisi pasar yang relatif tenang tanpa volatilitas besar. Selama 52 minggu terakhir, nilai tukar GBP terhadap IDR berada dalam rentang antara Rp19.517,07 hingga Rp21.017,73. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi nilai tukar selama setahun terakhir, nilai GBP tetap berada dalam kisaran yang cukup stabil.
Nilai tukar mata uang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik, baik di tingkat global maupun domestik. Stabilitas nilai tukar GBP terhadap Rupiah hari ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor eksternal atau internal yang signifikan yang mempengaruhi pergerakan mata uang ini secara drastis.
Sebagai pusat keuangan global, London terus memainkan peran penting dalam menentukan nilai mata uangnya. Sementara, kebijakan moneter Bank of England dan kondisi ekonomi Inggris secara keseluruhan tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi nilai GBP di pasar valuta asing.
Advertisement