Sukses

Ibu Kota Afrika Selatan Ada 3, Ketahui Perannya Masing-masing

Menurut Thought Co, ibu kota Afrika Selatan ada 3 merupakan hasil dari perjalanan panjang perjuangan politik dan budaya negara tersebut yang dipengaruhi oleh kolonialisme era Victoria.

Liputan6.com, Jakarta Umumnya, sebuah negara hanya memiliki satu ibu kota yang menjadi pusat pemerintahan. Namun, Afrika Selatan memiliki tiga ibu kota dengan fungsi yang berbeda- beda. Tapi mengapa ibu kota Afrika Selatan berada di tiga kota berbeda? Mengutip Thought Co, ibu kota Afrika Selatan ada 3 merupakan hasil dari perjalanan panjang perjuangan politik dan budaya negara tersebut yang dipengaruhi oleh kolonialisme era Victoria. 

Afrika Selatan pernah mengalami era apartheid, sebuah kebijakan yang mengatur hubungan sosial, ekonomi, dan politik antara minoritas kulit putih dengan mayoritas non-kulit putih di negara tersebut. Kebijakan apartheid ini menyebabkan diskriminasi yang sangat mendalam, melarang kaum non-kulit putih terlibat dalam kegiatan ekonomi seperti pertanian, serta melarang perkawinan antar-ras untuk membatasi kekuatan politik kaum non-kulit putih. 

Ketika Afrika Selatan bertransisi menuju demokrasi non-rasial pada tahun 1994, terdapat berbagai usulan mengenai penataan ibu kota negara. Keputusan membangun tiga ibu kota dipilih sebagai simbol kebebasan dan upaya merangkul keanekaragaman serta menghapus warisan diskriminasi dari rezim apartheid.

Berikut ulasan lebih lanjut tentang ibu kota Afrika Selatan yang berada di tiga kota berbeda yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (12/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Ibu Kota Administratif Afrika Selatan: Pretoria

Di antara tiga ibu kota Afrika Selatan, Pretoria memegang peran penting sebagai ibu kota administratif. Terletak di provinsi Gauteng yang berada di bagian utara negara, Pretoria tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan tetapi juga memiliki berbagai karakteristik yang membedakannya.

Sebagai ibu kota administratif, Pretoria adalah tempat di mana banyak fungsi pemerintahan sehari-hari dilakukan. Kota ini merupakan pusat administratif negara, di mana berbagai lembaga pemerintah dan kantor-kantor pemerintahan beroperasi. Lokasinya di provinsi Gauteng membuatnya strategis, karena Gauteng merupakan salah satu provinsi paling maju dan padat penduduk di Afrika Selatan.

Pretoria dikenal sebagai kota dengan tingkat pendidikan yang sangat baik. Salah satu institut akademik paling bergengsi di kota ini adalah Universitas Pretoria. Dididirikan pada tahun 1908, Universitas Pretoria adalah salah satu universitas tertua dan terluas di Afrika Selatan. Universitas ini tidak hanya terkenal karena kualitas pendidikannya tetapi juga karena kontribusinya terhadap penelitian dan pengembangan di berbagai bidang.

Kota ini juga dikenal dengan julukan "Kota Jacaranda," yang diberikan karena kehadiran pohon jacaranda yang banyak tumbuh di sepanjang jalan-jalan kota. Setiap tahun, bunga violet dari pohon jacaranda mekar dan menciptakan pemandangan yang sangat indah di kota ini. Perubahan warna bunga jacaranda yang mencolok memberikan sentuhan keindahan alami yang mempesona dan menambah daya tarik visual Pretoria.

3 dari 5 halaman

Ibu Kota Legislatif Afrika Selatan: Cape Town

Cape Town sebagai ibu kota legislatif Afrika Selatan memegang peran krusial dalam struktur pemerintahan negara ini. Terletak di provinsi Western Cape, Cape Town tidak hanya berfungsi sebagai pusat pemerintahan legislatif tetapi juga dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa dan keberagaman budayanya.

Sebagai ibu kota legislatif, Cape Town adalah lokasi di mana parlemen Afrika Selatan berkumpul dan menjalankan fungsi legislatifnya. Di sinilah undang-undang dibahas dan disahkan, dan di mana proses demokrasi berlangsung. Lokasi ini memegang peranan penting dalam pembuatan kebijakan yang mempengaruhi seluruh negara, menjadikannya sebagai pusat kekuasaan politik dan legislasi.

Cape Town terkenal karena kekayaan flora yang luar biasa. Kota ini adalah rumah bagi Cape Floral Kingdom, sebuah wilayah yang memiliki sekitar 7.000 spesies tanaman dan bunga yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia. Keberadaan flora yang unik ini menjadikan Cape Town sebagai tempat yang sangat berharga bagi para botanis dan pecinta alam. Keanekaragaman tumbuhan ini juga menambah pesona kota, menjadikannya sebagai destinasi yang menarik untuk wisatawan yang tertarik pada keindahan alam dan konservasi.

Cape Town tidak hanya dikenal di tingkat nasional tetapi juga diakui secara internasional. Pada tahun 2014, kota ini dinobatkan sebagai kota metropolis multikultural terbaik untuk dikunjungi oleh The Daily Telegraph dan The New York Times. Penghargaan ini mencerminkan reputasi Cape Town sebagai kota yang menawarkan pengalaman budaya yang kaya dan beragam, serta daya tarik yang kuat sebagai destinasi wisata global.

4 dari 5 halaman

Ibu Kota Yudisial Afrika Selatan: Bloemfontein

Bloemfontein sebagai ibu kota yudisial Afrika Selatan, memainkan peran penting dalam sistem peradilan negara ini. Terletak di provinsi Free State, Bloemfontein bukan hanya pusat hukum tetapi juga dikenal karena keindahan dan budayanya yang kaya.

Sebagai ibu kota yudisial, Bloemfontein adalah pusat sistem peradilan Afrika Selatan. Kota ini menjadi lokasi Mahkamah Agung Konstitusi, yang merupakan pengadilan tertinggi dalam hal hukum konstitusi. Di sinilah kasus-kasus penting ditangani dan keputusan-keputusan hukum yang menentukan masa depan hukum negara dibuat. Peran ini menjadikan Bloemfontein sebagai pusat utama dalam penegakan keadilan dan interpretasi hukum di Afrika Selatan.

Nama "Bloemfontein" dalam bahasa Afrikaans berarti "mata air bunga," yang mencerminkan keindahan alam yang melekat pada kota ini. Selain itu, Bloemfontein juga dikenal dengan julukan "Kota Bunga" karena perayaan festival mawar tahunan yang diselenggarakan di kota ini. Festival ini merayakan keindahan bunga dan menjadi atraksi penting bagi penduduk dan pengunjung.

Sebagai "Kota Bunga," Bloemfontein memiliki reputasi untuk keindahan bunga dan acara budaya yang memperkaya kehidupan kota. Festival mawar yang diadakan setiap tahun tidak hanya menonjolkan keindahan flora lokal tetapi juga memperkuat identitas budaya kota. Acara ini memberikan kesempatan bagi komunitas untuk merayakan dan mempromosikan kekayaan flora dan warisan budaya mereka.

5 dari 5 halaman

Mengapa Afrika Selatan Memiliki Tiga Ibu Kota?

Pembagian ibu kota Afrika Selatan menjadi tiga merupakan hasil dari sejarah panjang yang melibatkan konflik politik dan sosial. Berikut adalah alasan di balik keputusan untuk memiliki tiga ibu kota di Afrika Selatan.

1. Latar Belakang Sejarah dan Pembentukan Negara

Afrika Selatan dibentuk pada tahun 1910 dan dikenal dengan nama Persatuan Afrika Selatan. Sejak saat itu, negara ini menghadapi berbagai konflik terkait penetapan ibu kota dan pembagian kekuasaan. Ketika negara ini dibentuk, tidak ada kesepakatan yang jelas mengenai lokasi ibu kota yang akan memusatkan semua fungsi pemerintahan. Ketidakpastian dan konflik mengenai lokasi ini menciptakan dorongan untuk mencari solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan berbagai pihak.

2. Pembagian Kekuasan untuk Menyelesaikan Konflik

Sebagai hasil dari konflik yang berkepanjangan dan untuk menciptakan keseimbangan kekuasaan, ditetapkanlah pembagian ibu kota di tiga kota yang berbeda. Keputusan ini bertujuan untuk mendistribusikan kekuasaan dan tanggung jawab pemerintahan secara merata di seluruh negara, serta untuk meredakan ketegangan yang muncul dari perdebatan mengenai lokasi ibu kota utama.

3. Fungsi dan Lokasi Ibu Kota:

Bloemfontein dipilih sebagai ibu kota yudisial karena posisinya yang strategis di tengah negara. Sebagai pusat peradilan, Bloemfontein merupakan lokasi Mahkamah Agung Konstitusi, yang menangani kasus-kasus hukum dan keputusan penting yang mempengaruhi sistem peradilan Afrika Selatan.

Pretoria menjadi ibu kota administratif, mengingat sejarahnya sebagai pusat berbagai kedutaan asing dan departemen pemerintah saat Afrika Selatan masih berada di bawah kekuasaan kolonial. Keberadaan Pretoria sebagai ibu kota administratif mencerminkan perannya sebagai pusat administrasi dan pemerintahan.

Cape Town dipilih sebagai ibu kota legislatif karena sudah menjadi pusat legislatif sejak era kolonial. Kota ini adalah lokasi di mana parlemen berkumpul untuk membuat undang-undang dan mengatur kebijakan negara.

4. Dampak Sejarah dan Politik

Pembagian tiga ibu kota juga berkaitan dengan dampak dari kebijakan apartheid yang diterapkan sebelum tahun 1994. Meskipun apartheid berakhir pada tahun 1991, dampak dari kebijakan tersebut tetap mempengaruhi struktur politik dan administrasi negara. Pembagian ibu kota dianggap sebagai langkah simbolis untuk merangkul perubahan dan mengatasi warisan masa lalu yang penuh konflik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.