Liputan6.com, Jakarta Deforestasi adalah proses penghilangan atau pengurangan luas hutan secara permanen untuk diubah menjadi area non-hutan. Fenomena ini umumnya melibatkan penebangan pohon-pohon dalam skala besar, yang kemudian diikuti dengan konversi lahan menjadi area pertanian, perkebunan, permukiman, atau infrastruktur lainnya. Deforestasi telah menjadi masalah lingkungan global yang serius, mengingat peran vital hutan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mitigasi perubahan iklim.
Penyebab utama deforestasi sangat beragam, namun sebagian besar terkait dengan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan populasi yang terus bertambah. Ekspansi lahan pertanian dan perkebunan, terutama untuk komoditas seperti kelapa sawit, kedelai, dan ternak, menjadi pendorong signifikan hilangnya tutupan hutan di banyak negara tropis. Selain itu, penebangan liar, pembangunan infrastruktur, dan pertambangan juga berkontribusi besar terhadap laju deforestasi yang mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia.
Advertisement
Baca Juga
Akibat yang ditimbulkan oleh deforestasi sangat luas dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik lokal maupun global. Hilangnya habitat alami mengancam keanekaragaman hayati, menyebabkan kepunahan spesies dan gangguan terhadap rantai makanan alami. Deforestasi juga berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim global dengan melepaskan karbon yang tersimpan dalam biomassa hutan ke atmosfer, sekaligus mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap karbon dioksida.
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian deforestasi beserta penyebab dan dampaknya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (12/9/2024).
Pengertian Deforestasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deforestasi adalah penebangan hutan secara besar-besaran atau penggundulan hutan. Sedangkan menurut Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations, deforestasi adalah konversi hutan menjadi penggunaan lahan lain atau pengurangan jangka panjang dari tutupan kanopi pohon di bawah ambang batas minimum tertentu.
Para ahli dalam berbagai publikasi ilmiah lebih lanjut menggambarkan deforestasi sebagai proses penghapusan atau penghancuran hutan dan vegetasi yang terkait, yang umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas ini dapat berupa penebangan pohon untuk kayu, pembukaan lahan untuk pertanian, atau pembangunan infrastruktur dan pemukiman. Penting untuk dicatat bahwa deforestasi tidak hanya melibatkan penebangan pohon, tetapi juga mencakup perubahan jangka panjang dalam penggunaan lahan yang mengakibatkan hilangnya ekosistem hutan secara permanen. Hal ini membedakan deforestasi dari praktik penebangan yang diikuti dengan reboisasi atau regenerasi alami hutan.
Secara keseluruhan, deforestasi dapat dipahami sebagai proses kompleks yang melibatkan pengurangan signifikan area hutan, biasanya disebabkan oleh intervensi manusia yang mengubah lahan berhutan menjadi bentuk penggunaan non-hutan. Proses ini memiliki implikasi jangka panjang terhadap tutupan kanopi pohon, keanekaragaman hayati, dan fungsi ekosistem hutan.
Fenomena deforestasi dapat dikategorikan sebagai perubahan secara permanen areal hutan menjadi tidak berhutan yang disebabkan oleh kegiatan manusia, seperti yang ditegaskan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2009 tentang Tata Cara Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD).
Dalam perspektif ilmu kehutanan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendefinisikan pengertian deforestasi adakah situasi hilangnya tutupan lahan dan atribut-atributnya yang berimplikasi pada hilangnya struktur dan fungsi hutan itu sendiri. Dalam jangka waktu yang lama, hutan yang dikonversi menjadi non-hutan seperti semak memiliki potensi kebakaran hutan dan lahan.
Advertisement
Penyebab Deforestasi
Penyebab utama deforestasi di Indonesia berasal dari aktivitas manusia, seperti pembakaran hutan, pembukaan lahan, penebangan pohon ilegal dan tidak terstruktur, serta pemanfaatan area hutan untuk pertambangan, pengeboran minyak, dan pemukiman. Laporan dari Yayasan Lindungi Hutan mengungkapkan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut menjadi penyebab utama deforestasi di negara ini.
Sedangkan penyebab tidak langsung berasal dari kekuatan nasional atau daerah yang dapat mendorong terjadinya kehilangan hutan, terutama pada tataran kebijakan yang diambil pemerintah dan penyalahgunaan wewenang.
Dampak Deforestasi
Deforestasi memiliki dampak buruk yang luas dan saling terkait, mempengaruhi berbagai aspek lingkungan dan kehidupan manusia. Salah satu konsekuensi paling serius adalah hilangnya keanekaragaman hayati, di mana banyak spesies tumbuhan dan hewan kehilangan habitat alami mereka, mengancam kelangsungan hidup mereka dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Bersamaan dengan itu, deforestasi berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim global. Hutan, yang berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida alami, ketika ditebang dan dibakar, melepaskan karbon tersimpan kembali ke atmosfer, meningkatkan efek rumah kaca dan memperparah pemanasan global.
Dampak deforestasi juga terlihat pada kondisi tanah dan siklus air. Hilangnya tutupan hutan menyebabkan erosi tanah yang parah, karena akar pohon tidak lagi ada untuk mengikat tanah. Hal ini dapat menyebabkan tanah longsor, sedimentasi sungai, dan penurunan kesuburan tanah, yang pada gilirannya mempengaruhi produktivitas pertanian. Sementara itu, gangguan pada siklus air akibat deforestasi dapat menyebabkan perubahan pola curah hujan, meningkatkan risiko banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kering. Perubahan iklim mikro juga terjadi, dengan suhu lokal yang meningkat dan kelembaban yang menurun, mempengaruhi kenyamanan hidup dan pertanian lokal.
Selain dampak ekologis, deforestasi juga memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang signifikan. Banyak komunitas, terutama masyarakat adat, bergantung pada hutan untuk mata pencaharian, makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Ketika hutan hilang, ekonomi lokal dapat hancur, memaksa perpindahan penduduk dan potensial memicu konflik sosial. Hilangnya hutan juga berarti hilangnya sumber daya obat-obatan potensial dan pengetahuan tradisional yang terkait dengan hutan. Lebih jauh lagi, deforestasi dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit zoonosis ketika hewan liar terpaksa bermigrasi ke daerah pemukiman manusia. Semua dampak ini saling berhubungan, menciptakan efek domino yang mempengaruhi ekosistem global, iklim, dan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang, menekankan pentingnya upaya konservasi hutan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Menurut buku "Pengantar Ilmu Lingkungan" yang ditulis oleh Efbertias Sitorus, Muhammad Ihsan Mukrim, dan David Soputra, suhu permukaan tanah yang telah mengalami deforestasi adalah dapat meningkat hingga 10 derajat Celsius dibandingkan dengan kawasan hutan di sekitarnya.
Selain itu, deforestasi juga menyebabkan berkurangnya kandungan nitrogen total dan kalium pada tanah yang telah mengalami konversi dari hutan menjadi perkebunan, serta hilangnya stok karbon organik. Proses deforestasi juga menghilangkan karbon dari biomassa yang berada di bawah dan di atas tanah.
Advertisement
Contoh Deforestasi
Adapun contoh deforestasi yang terjadi di Indonesia antara lain sebagai berikut ini:
- Peristiwa deforestasi pada tahun 1996-2000 mencapai 3,51 juta ha/tahun yang diakibatkan oleh adanya kebakaran hutan.
- Pada rentang waktu 2009-2015, 20 persen atau 53,2 juta meter kubik kebutuhan kayu bulat dihasilkan dari aktivitas land clearing atau penyiapan lahan pembangunan areal perkebunan kayu (HTI).
- Deforestasi pada periode 2014-2015 dengan luas 1,09 juta ha yang terdiri atas 0,82 juta ha lahan kawasan hutan dan 0,28 ha lahan non-kawasan.
- Dalam rentang tahun 2009-2016 hutan alam seluas 17 ribu hektare di Kalimantan hilang akibat konversi menjadi areal perkebunan kayu (HTI).