Sukses

Sosok Fery Farhati, Istri Anies Baswedan yang Menginspirasi Banyak Orang

Fery Farhati telah menginspirasi banyak orang terutama perempuan, untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat dan mengambil peran kepemimpinan dalam berbagai sektor kehidupan publik.

Liputan6.com, Jakarta Fery Farhati adalah sosok yang telah memberikan kontribusi signifikan, dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Sebagai seorang pengajar yang berdedikasi, Fery telah lama mengabdikan dirinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan keluarga, di berbagai tingkatan masyarakat. Komitmennya terhadap perbaikan kualitas hidup masyarakat Jakarta khususnya, terbukti melalui perannya sebagai Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) DKI Jakarta dari tahun 2017 hingga 2022. 

Selama masa kepemimpinannya di PKK DKI Jakarta, Fery Farhati dikenal dengan pendekatan yang inovatif dan inklusif dalam mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi keluarga di Jakarta. Ia memfokuskan upayanya pada peningkatan pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi keluarga, dengan perhatian khusus pada kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. 

Sebagai istri dari Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta dan tokoh politik nasional, Fery Farhati telah menunjukkan kemampuannya untuk menyeimbangkan peran publiknya dengan kehidupan pribadinya secara efektif. Kehadirannya di samping Anies Baswedan dalam berbagai acara dan kegiatan sosial, telah memberikan dimensi tambahan pada citra keluarga mereka sebagai figur publik yang peduli, dan terlibat aktif dalam isu-isu kemasyarakatan. 

Dedikasi dan kerja keras Fery Farhati dalam memajukan kesejahteraan keluarga dan masyarakat telah mendapatkan pengakuan luas, tidak hanya di Jakarta tetapi juga di tingkat nasional. Berikut ini profil Fery Farhati yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (13/9/2024).

2 dari 5 halaman

Profil Fery Farhati

Fery Farhati Ganis adalah istri Anies Baswedan, lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada 6 Agustus 1971. Sebagai seorang akademisi yang aktif berkontribusi dalam bidang pendidikan pengasuhan (parenting education), Fery telah menjadikan dedikasinya dalam mendidik orang tua sebagai bagian penting dari hidupnya. Sejak muda, ia menunjukkan minat besar terhadap psikologi dan pendidikan anak.

Fery Farhati yang akrab disapa Fery, tumbuh di lingkungan yang mendukung minat akademisnya. Ia melanjutkan studi di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta di mana ia pertama kali bertemu dengan Anies Baswedan, yang saat itu menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi. Selain sebagai teman kuliah, hubungan mereka lebih mendalam karena Anies ternyata adalah sepupu Fery.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di UGM, Fery dan Anies memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Pada 11 Mei 1996, mereka menikah dan dari pernikahan tersebut, Fery dan Anies dikaruniai empat anak, yaitu seorang putri bernama Mutiara Annisa Baswedan dan tiga putra bernama Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, serta Ismail Hakim Baswedan.

Di awal pernikahannya, Fery menghadapi tantangan besar saat mengikuti suaminya yang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat. Di negara asing ini, mereka harus hidup sederhana dan penuh keterbatasan ekonomi. Kondisi ini menjadi semakin menantang bagi Fery, yang saat itu tengah mengandung anak pertamanya.

Kehamilan pertamanya tidak berjalan mudah, karena ia kerap harus bolak-balik ke rumah sakit. Karena situasi ekonomi yang kurang mendukung, Fery memutuskan untuk melahirkan di Indonesia tanpa kehadiran Anies yang masih menempuh studi di Amerika.

Namun, setelah kondisi finansial mereka membaik, Fery dan anak pertamanya menyusul Anies ke Amerika Serikat. Di sana, Fery menetap selama beberapa tahun, mengurus anak-anaknya yang kemudian bertambah dengan kelahiran Mikail dan Kaisar.

Di samping itu, Fery juga melanjutkan pendidikan S2 di Northern Illinois University (NIU) pada tahun 2002. Ia menempuh studi di Jurusan Applied Family and Child Studies, di mana ia juga sempat menjadi asisten pengajar (Teaching Assistant) selama masa studinya. Kehidupan di Amerika menjadi periode yang penuh tantangan, tetapi juga penuh dengan pengalaman berharga, terutama dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

 

3 dari 5 halaman

Penghargaan dan Beasiswa Fery Farhati

Fery Farhati Ganis telah meraih berbagai penghargaan dan beasiswa yang mencerminkan kontribusi serta dedikasinya dalam berbagai bidang, khususnya pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Di tahun 2019, ia dianugerahi penghargaan sebagai Pembina Teladan oleh Dekranas Awards, sebuah penghargaan bergengsi yang mengakui peran pentingnya dalam mendukung perkembangan industri kreatif dan kerajinan di Indonesia.

Pada tahun yang sama, Fery juga menerima penghargaan dari HIMPAUDI sebagai Bunda PAUD yang diberikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, atas dedikasinya dalam mendukung pendidikan anak usia dini di Indonesia.

Selain itu, ia juga memperoleh Anugerah Ketua TP PKK DKI Jakarta sebagai Mitra Strategis dari Save The Children pada tahun 2019, yang menegaskan perannya dalam kemitraan strategis yang berfokus pada kesejahteraan anak-anak. Tidak hanya itu, pada tahun 2018, Fery mendapat penghargaan sebagai Inspiring Muslimah dari Scarf Media, sebuah penghargaan yang mengakui inspirasinya sebagai sosok Muslimah yang berpengaruh dan berdedikasi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Sebelum itu, pada tahun 2004, ketika menempuh studi di Northern Illinois University di Amerika Serikat, Fery terpilih sebagai Mahasiswa Teladan dalam program Family, Consumer, and Nutrition Sciences (FCNS) dan Applied Family & Child Study (AFCS). Prestasi akademisnya diakui melalui dua beasiswa bergengsi, yaitu Philanthropic Educational Organization pada tahun 2002 dan American Indonesian Cultural and Educational Foundation, yang mendukung kelanjutan studinya di bidang pendidikan dan pengasuhan anak.

 

4 dari 5 halaman

Pengalaman sebagai Pembicara

Dengan berbagai prestasi akademis dan kontribusinya dalam pengasuhan serta pemberdayaan masyarakat, Fery sering diundang sebagai pembicara di berbagai acara, baik yang bersifat akademis maupun komunitas. Pada tahun 2019, ia menjadi narasumber dalam acara Krucils Webinar Series bertajuk "Redefining Marriage" yang diadakan di Jakarta.

Dalam acara ini, Fery berbagi pandangannya tentang konsep pernikahan modern dan pentingnya membangun fondasi keluarga yang kuat. Di tahun yang sama, Fery juga menjadi pembicara di Gelar Wicara Komunitas Rumah Pencerah dengan tema "Membangun Keluarga Masa Depan" yang diadakan di Ruang Komunal Facebook Jakarta.

Pada acara ini, Fery berbagi pengalamannya tentang tantangan dan peluang dalam membangun keluarga yang harmonis di era digital. Kepedulian Fery terhadap isu-isu perempuan dan pengasuhan anak juga tercermin dalam keikutsertaannya sebagai pembicara di Seminar Kemuslimahan yang bertajuk "Perempuan Kuat Fondasi Masyarakat Kuat" di Masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia, Depok, pada tahun 2018.

Selain itu, pada tahun yang sama, ia juga menjadi pembicara dalam Lokakarya Keorangtuaan dengan tema "Gadget, Antara Kebutuhan dan Kecanduan" di Madrasah Pembangunan UIN, Jakarta, di mana Fery memberikan pandangan kritis tentang peran teknologi dalam kehidupan anak-anak dan keluarga.

Pada 2018, ia juga terlibat dalam acara Declaration Day and Showcasing: Limitless Campus di Soehanna Hall, Jakarta, di mana ia berbicara tentang pentingnya pendidikan berkelanjutan bagi generasi muda. Fery juga memberikan inspirasi pada Seminar Hari Ibu yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk di Balai Agung, Jakarta, pada tahun 2017.

Di sini, ia membahas peran perempuan dalam pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Di tahun yang sama, ia berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam Seminar Keorangtuaan yang diselenggarakan oleh Komunitas Rumah Pencerah, di mana ia berbagi pandangan tentang pentingnya pengasuhan anak yang bijak.

 

5 dari 5 halaman

Komunitas Rumah Pencerah

Kepedulian Fery Farhati terhadap pendidikan, khususnya dalam pengasuhan anak dan pendidikan orang tua, diwujudkan melalui pendirian Komunitas Rumah Pencerah (KRP) pada tahun 2014. KRP hadir sebagai wadah untuk para orang tua yang ingin memperdalam pengetahuan mereka mengenai pengasuhan anak, sekaligus tempat berbagi pengalaman dan menjalin hubungan dengan sesama orang tua.

Komunitas ini memberikan kesempatan bagi para orang tua untuk membuka diri terhadap perubahan zaman, khususnya dalam hal teknologi dan karakteristik generasi muda yang terus berkembang. KRP bertujuan menjadi sumber inspirasi dan panduan praktis bagi para orang tua dalam menghadapi tantangan dalam mendidik anak di era modern.

Fery, bersama para pegiat pendidikan di komunitas ini, menyusun dan menerbitkan buku "Menjadi Orang Tua Cerdas". Buku ini dijadikan sebagai materi pelatihan bagi hampir 1000 orang tua, memberikan mereka wawasan dan keterampilan dalam mengasuh anak secara bijaksana dan efektif.

Fery secara gigih mendorong orang tua untuk terus belajar dan meningkatkan kapasitas mereka sebagai figur penting dalam tumbuh kembang anak-anaknya. Ia menekankan bahwa menjadi orang tua adalah proses belajar yang tak pernah usai, dan orang tua harus siap untuk terus mengembangkan diri agar mampu menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di dunia luar.

Tidak hanya berhenti pada buku "Menjadi Orang Tua Cerdas," Komunitas Rumah Pencerah juga melahirkan karya-karya lain yang memberikan manfaat bagi para orang tua. Pada tahun 2018, KRP menerbitkan buku "Asah Asuh" dan "Permainan Edukatif Asah Asuh" yang dirancang khusus untuk membantu orang tua dalam mengembangkan keterampilan pengasuhan yang tepat serta mengasah kemampuan anak melalui permainan edukatif.

Karya-karya ini dirancang dengan tujuan untuk memberikan pendekatan baru dalam pendidikan anak-anak usia dini, sehingga pengasuhan tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga, tetapi juga terintegrasi dengan perkembangan masyarakat.

Â