7 Gejala Alergi Makanan yang Harus Kamu Ketahui, Mungkin Kamu Mengalaminya!

tanda - Vania — Gambar Alergi/https://www.freepik.com/freepik

Liputan6.com, Jakarta Alergi makanan merupakan reaksi yang melibatkan sistem kekebalan tubuh setelah mengonsumsi makanan tertentu. Reaksi ini dapat memicu berbagai gejala yang bervariasi pada setiap individu. Beberapa orang mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain bisa menghadapi reaksi yang lebih serius dan mengancam nyawa.

Mengetahui tanda-tanda alergi makanan dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin tidak disadari sebelumnya. Gejala alergi makanan bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan pencernaan hingga reaksi kulit dan masalah pernapasan. Dengan mengenali gejala-gejala ini, langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat dapat segera diambil untuk menghindari kondisi yang lebih parah.

Selain itu, pengenalan dini terhadap gejala alergi makanan dapat memberikan kesempatan untuk mencari bantuan medis yang diperlukan. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat alergi parah. Oleh karena itu, memahami dan mengenali gejala alergi makanan menjadi langkah awal yang krusial dalam menjaga kesehatan dan keselamatan diri, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (14/9/2024).

Remaja dengan alergi makanan tertentu lebih besar kemungkinan untuk menderita depresi, kecemasan, dan ADHD, demikian temuan satu studi terbaru.

2 dari 4 halaman

Gejala Alergi Makanan

1. Ruam Kulit dan Gatal-Gatal

Salah satu gejala alergi makanan yang paling sering terjadi adalah munculnya ruam kulit atau rasa gatal. Reaksi ini biasanya muncul dalam rentang waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang menjadi pemicu alergi. Ruam dapat muncul di berbagai bagian tubuh dan sering kali disertai dengan rasa gatal yang sangat mengganggu.

2. Pembengkakan di Berbagai Bagian Tubuh

Pembengkakan, atau yang dikenal sebagai angioedema, merupakan gejala lain dari alergi makanan. Bagian tubuh yang paling sering mengalami pembengkakan meliputi bibir, lidah, wajah, dan tenggorokan. Pembengkakan ini dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan memerlukan perhatian medis segera.

3. Masalah Pencernaan

Gejala pencernaan seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut adalah tanda-tanda alergi makanan yang sering kali diabaikan. Gejala ini bisa muncul segera setelah makan atau beberapa jam kemudian. Penting untuk memperhatikan pola ini dan mencatat makanan yang mungkin menjadi penyebabnya.

3 dari 4 halaman

Gejala Alergi Terhadap Makanan

4. Sesak Napas dan Batuk

Alergi makanan dapat memicu sesak napas, batuk, atau mengi (suara napas yang berisik). Hal ini terjadi akibat penyempitan atau pembengkakan saluran napas. Jika gejala ini muncul, terutama jika disertai dengan pembengkakan pada wajah atau tenggorokan, segera cari pertolongan medis.

5. Anafilaksis

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang sangat serius dan bisa mengancam nyawa. Gejala alergi makanan yang mengarah pada anafilaksis meliputi penurunan tekanan darah, pingsan, denyut nadi cepat, dan kesulitan bernapas. Kondisi ini memerlukan penanganan medis darurat dengan segera.

4 dari 4 halaman

Gejala Alergi pada Makanan

6. Reaksi di Mulut dan Tenggorokan

Gejala alergi makanan sering kali dimulai di area mulut dan tenggorokan. Rasa gatal atau kesemutan pada mulut, bibir, atau tenggorokan merupakan tanda awal yang perlu diwaspadai. Kondisi ini dapat berkembang menjadi pembengkakan yang lebih serius dan mempengaruhi kemampuan menelan atau bernapas.

7. Gejala Mata

Gejala alergi makanan juga dapat terlihat pada mata. Gejala umum termasuk mata merah, berair, dan gatal. Dalam beberapa kasus, kelopak mata dapat mengalami pembengkakan. Gejala ini sering muncul bersamaan dengan gejala lainnya, seperti ruam kulit atau masalah pernapasan.

Mengenali gejala alergi makanan sangat penting untuk mencegah reaksi yang lebih serius. Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda menunjukkan tanda-tanda ini setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera cari bantuan medis.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence