Sukses

Pria Jepang Telepon Istri 100 Kali Sehari Karena Cinta, Berujung Dipenjara

Momen apes pria berujung dipenjara karena aksi anehnya ke istri.

Liputan6.com, Jakarta Telepon membuat jarak terasa dekat. Namun, penggunaannya tetap harus nyaman dan tidak mengganggu. Sayangnya, hal ini tidak dipahami oleh seorang pria Jepang yang justru membuat kisah aneh dalam rumah tangganya.

Seorang pria berusia 38 tahun di Amagasaki, Jepang, melakukan perbuatan aneh terhadap istrinya. Ia menguntit dengan spam telepon lebih dari 100 kali sehari tanpa mengatakan apa pun. Hal ini berlangsung sejak awal Juli, hingga akhirnya sang istri mulai merasa terganggu.

Selama berminggu-minggu, sang istri menerima teror telepon yang terus-menerus. Meski dia mencoba mencari asal-usul penelpon, nomor telepon anonim membuatnya sulit untuk memblokir. Kasus ini semakin menambah misteri ketika sang istri tidak mendapat panggilan saat malam hari.

Dilansir Liputan6.com dari Oddity Central, Minggu (15/9/2024) pada awal September ini, wanita tersebut melapor ke polisi untuk menyelidiki gangguan ini. Setelah penyelidikan, terbukti bahwa sang suami adalah pelaku kejahatan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Selidiki Asal Usul Penelpon

Kasus spam telepon yang dialami wanita di Amagasaki memunculkan banyak pertanyaan tentang asal-usul pelaku. Nomor telepon anonim membuatnya kesulitan melacak siapa sebenarnya pelaku gangguan ini. Misteri ini semakin rumit ketika sang istri mulai mencurigai suaminya sendiri.

Wanita tersebut merasa panggilan telepon misterius itu mengikuti pola tertentu. Pada malam hari saat mereka tidur bersama, teleponnya tidak pernah berdering, menambah ketegangan dalam rumah tangga. Meski begitu, teror telepon terus berlanjut setiap kali siang tiba, yang mendorongnya untuk mencari jawaban pasti.

Polisi pun akhirnya mulai menyelidiki asal-usul gangguan ini. Setelah penelusuran dan analisis pola telepon, mereka menemukan fakta bahwa pelakunya tak lain adalah sang suami. Pria itu ditangkap karena melanggar undang-undang anti-penguntit Jepang.

3 dari 4 halaman

Karena Cinta

Pria Jepang itu mengungkapkan alasan di balik aksinya. Ketika ditanya oleh polisi, ia menjawab bahwa semua panggilan tersebut dilakukan karena cinta.

"Saya mencintai istri saya, dan meneleponnya tanpa mengatakan apa pun," ungkapnya tanpa rasa bersalah, melansir dari laporan polisi.

Meskipun dianggap cinta, perbuatannya justru dianggap sebagai gangguan dalam rumah tangga. Sang istri merasa lelah dan terganggu dengan telepon yang tidak pernah berhenti. Alasan cinta yang disampaikan oleh suami pun dianggap aneh oleh pihak kepolisian.

Kisah cinta yang berujung pada gangguan ini membuka diskusi lebih luas tentang hubungan suami istri di Jepang. Aksi yang dilakukan pria tersebut memperlihatkan bagaimana cinta bisa berubah menjadi sesuatu yang meresahkan dan tidak wajar.

 

4 dari 4 halaman

Suami Istri Silent Treatment 20 Tahun

Kisah cinta aneh lainnya datang dari pasangan suami istri Jepang yang hidup dalam keheningan selama 20 tahun. Otou Katayama dan Yumi, selama dua dekade, menjalani silent treatment karena kecemburuan Otou terhadap perhatian Yumi kepada anak-anak mereka. Melansir dari Daily Mail, pasangan ini tidak saling berbicara selama bertahun-tahun.

Meski tinggal satu rumah, Otou hanya merespons Yumi dengan anggukan kepala. Perbuatan aneh ini menjadi perhatian setelah putra mereka yang berusia 18 tahun menulis kepada sebuah acara TV. Ia berharap acara tersebut bisa memperbaiki hubungan orang tuanya.

Benar saja, acara tersebut mempertemukan Otou dan Yumi di tempat mereka pertama kali bertemu, Taman Nara.

Otou akhirnya mengakui, "Saya agak... cemburu. Aku merajuk tentang hal itu." Kisah ini memperlihatkan bahwa cinta dalam rumah tangga juga bisa dibayangi oleh keheningan yang panjang.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.