Gading Marten Perankan Tokoh Dimas di Serial 'Menduda', Akting atau Cerminan Realita?

Gading Marten mengungkapkan bahwa memerankan karakter Dimas adalah sebuah pengalaman yang luar biasa baginya. Menurut Gading, peran ini sangat mencerminkan kehidupannya sebagai seorang duda.

"Saat pertama kali membaca naskah, saya langsung merasa ini adalah kisah hidup saya," ujar Gading dengan penuh antusias.

Ia juga menambahkan bahwa serial ini memberinya kesempatan untuk mendalami berbagai emosi yang mungkin dirasakan oleh seorang pria setelah melalui perceraian.

Gading mengungkapkan bahwa selama proses syuting, ia tidak perlu banyak berakting. Banyak adegan dalam 'Menduda' yang sangat mirip dengan pengalaman pribadinya.

Dari interaksi Dimas dengan anaknya hingga berbagai tantangan yang dihadapi sebagai ayah tunggal, semuanya seakan membawa Gading kembali ke masa lalu yang pernah ia alami.

"Rasanya seperti menghidupkan kembali kenangan lama," ujarnya sambil tersenyum.

Serial Menduda bukan sekadar kisah fiksi, melainkan juga menyentuh isu-isu yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Gading Marten mengungkapkan bahwa salah satu momen paling menantang dalam hidup seorang duda adalah saat mantan istrinya memperkenalkan calon ayah baru kepada anak mereka.

Dalam serial ini, Dimas harus menghadapi situasi serupa yang menambah kedalaman emosional pada karakternya. "Ini adalah kenyataan yang sering terjadi di dunia nyata," ujarnya.

Serial 'Menduda' semakin memikat dengan kehadiran Roy Marten, ayah dari Gading, yang turut ambil bagian dalam cerita ini.

Gading mengungkapkan bahwa bekerja bersama sang ayah di layar kaca memberikan pengalaman yang sangat berbeda.

Saat Gading menawarkan peran ayah dalam serial 'Menduda' kepada Roy Marten, ayahnya hanya tertawa dan dengan semangat menjawab, "sikat!"

Drama lokal sering kali jarang menampilkan sudut pandang pria dewasa. Namun, dalam serial 'Menduda', penonton diajak untuk menyelami dunia dari perspektif seorang ayah yang telah berpisah dari istrinya.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, mengingat kebanyakan drama di Indonesia biasanya lebih sering berfokus pada sudut pandang perempuan.

Serial ini menyuguhkan pandangan yang lebih mendalam tentang kehidupan seorang duda, lengkap dengan berbagai tantangan emosional dan sosial yang harus dihadapinya.