Liputan6.com, Jakarta Pernahkah Anda mendengar tentang sindrom MRKH? Sindrom Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) adalah kondisi langka yang mempengaruhi sistem reproduksi wanita. Sindrom ini pertama kali dideskripsikan pada abad ke-20 dan ditandai oleh perkembangan yang tidak sempurna dari organ reproduksi wanita, terutama rahim dan bagian atas vagina.Â
MRKH adalah kondisi yang kompleks dan sering kali terdiagnosis saat seorang wanita remaja mengalami ketidakhadiran menstruasi pertama (amenore primer). Selain itu, penderita MRKH biasanya memiliki ovarium yang berfungsi normal dan karakteristik seksual sekunder yang berkembang dengan baik, seperti pertumbuhan payudara dan rambut kemaluan.Â
Penting untuk memahami bahwa meskipun MRKH mempengaruhi sistem reproduksi, kondisi ini tidak menghalangi wanita untuk menjalani kehidupan yang penuh dan memuaskan. Dengan dukungan medis yang tepat, terapi psikologis, dan kadang-kadang intervensi bedah, banyak wanita dengan MRKH dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi.
Advertisement
Edukasi dan kesadaran mengenai sindrom ini sangat penting untuk mengurangi stigma dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang terdampak, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (19/9/2024).
Tanda-tanda Sindrom MRKH
Menurut Jurnal Kedokteran Syiah Kuala dalam artikel berjudul Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser syndrome, gejala klinis sindrom MRKH umumnya meliputi tidak adanya menstruasi (amenore primer), gangguan dalam hubungan seksual, dan infertilitas. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:
- Ketiadaan menstruasi: Wanita dengan sindrom MRKH tidak menunjukkan tanda-tanda menstruasi saat memasuki usia pubertas dan kondisi ini berlanjut hingga dewasa.
- Absennya rahim: Sindrom MRKH seringkali menyebabkan rahim tidak terbentuk sempurna atau bahkan tidak ada sama sekali.
- Vagina pendek atau tidak lengkap: Vagina tidak berkembang sepenuhnya dan panjangnya lebih pendek dibandingkan ukuran normal.
- Kesehatan umum baik: Meskipun demikian, wanita dengan sindrom MRKH umumnya memiliki kesehatan fisik yang baik dan kondisi ini tidak mempengaruhi organ tubuh lainnya.
Advertisement
Mendiagnosis Sindrom MRKH
Karena tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, kondisi ini memerlukan serangkaian pemeriksaan medis untuk diagnosis. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menanyakan riwayat medis untuk menilai gejala yang mungkin muncul. Selanjutnya, USG akan dilakukan untuk mengevaluasi keberadaan rahim dan organ reproduksi lainnya dalam tubuh.
Jika diperlukan, tim medis mungkin akan melakukan CT Scan atau MRI untuk menilai struktur internal dan mengidentifikasi adanya kelainan struktural. Pada beberapa kasus, prosedur laparoskopi juga mungkin dilakukan untuk melihat kondisi organ secara langsung.
Perawatan dan Penanganan
Walaupun tidak bisa disembuhkan, perawatan yang tepat dapat membantu mengelola sindrom langka ini. Pemilik sindrom ini bisa mendapatkan penyuluhan dan dukungan psikologis melalui konseling. Konseling atau terapi sangat berguna untuk membantu wanita beradaptasi dengan kondisinya, serta mengendalikan emosi yang tidak stabil.
Pada wanita usia menikah, rekonstruksi vagina bisa dilakukan, yaitu prosedur bedah untuk membentuk vagina. Prosedur ini bertujuan agar aktivitas seksual dan fungsi seksual tetap terjaga, namun harus dilakukan atas rekomendasi dokter. Jika tidak ingin menjalani operasi, ada alat khusus yang dapat memperluas dan memodifikasi ukuran vagina agar lebih nyaman, alat ini disebut Dilator Vagina.
Walaupun wanita dengan sindrom MRKH tidak dapat hamil secara alami, hal ini tidak mengurangi identitas mereka sebagai perempuan sejati. Ada banyak opsi yang bisa dipilih seperti teknologi reproduksi berbantu, sewa rahim, atau donor sel telur. Kepada seluruh wanita di luar sana yang memiliki sindrom MRKH, kalian tetap berharga dan teruslah semangat menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan!
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement