Liputan6.com, Jakarta Bumi dengan segala kekuatan dan misterinya, telah berulang kali mengingatkan manusia akan kebesaran alam melalui berbagai fenomena geologis yang dahsyat. Di antara fenomena-fenomena tersebut, gempa bumi mungkin adalah yang paling menakutkan dan merusak. Sepanjang sejarah manusia, gempa bumi telah membentuk ulang lanskap, menghancurkan peradaban dan mengubah jalannya sejarah.
Baca Juga
Advertisement
Pada tanggal 22 Mei 1960, terjadi gempa bumi terdahsyat di dunia yang tercatat dalam sejarah modern, di mana memiliki kekuatan mencapai 9,5 pada skala magnitudo momen (Mw). Gempa Valdivia di Chili ini mengguncang bumi, dengan intensitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Adapun episentrum gempa terletak di zona subduksi, tempat lempeng tektonik Nazca menunjam ke bawah lempeng Amerika Selatan.
Peristiwa geologis ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan parah di Chili, tetapi juga memicu tsunami yang menyapu pantai-pantai di Samudera Pasifik, bahkan mencapai sejauh Jepang dan Filipina. Dampak gempa terdahsyat di dunia ini begitu besar, sehingga mengubah perhitungan global tentang potensi maksimum kekuatan gempa bumi.
Hanya empat tahun setelah gempa Chili yang monumental, pada 27 Maret 1964, Alaska di Amerika Serikat diguncang oleh gempa bumi terbesar kedua yang pernah tercatat, dengan kekuatan 9,2 Mw. Gempa yang sering disebut sebagai Gempa Besar Alaska atau Gempa Jumat Agung ini, menghancurkan infrastruktur di seluruh negara bagian, juga memicu tsunami yang melanda pantai barat Amerika Utara.
Meskipun manusia mungkin tidak pernah bisa sepenuhnya mengendalikan atau memprediksi gempa bumi, pemahaman yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa besar ini telah membantu masyarakat global untuk lebih siap menghadapi tantangan alam di masa depan. Berikut ini daftar beberapa gempa terdahsyat di dunia yang pernah terjadi, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (19/9/2024).
Â
1. Gempa Bumi Valdivia 1960
Gempa bumi Valdivia, yang juga dikenal sebagai Gempa Besar Chili, adalah gempa bumi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah manusia. Peristiwa ini terjadi pada sore hari tanggal 22 Mei 1960 di lepas pantai Chili, sekitar 160 kilometer dari Kota Valdivia. Dengan kekuatan sebesar 9,5 skala Richter, gempa ini berlangsung selama 10 menit, menjadikannya salah satu gempa terlama yang pernah tercatat.
Kekuatan gempa yang dahsyat ini memicu tsunami dengan ketinggian mencapai 25 meter, yang menghantam pantai Chili dengan kekuatan menghancurkan. Gelombang tsunami tersebut juga melintasi Samudra Pasifik dan memporak-porandakan Hilo, Hawaii, dengan ketinggian air mencapai 10,7 meter. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai jumlah korban jiwa, diperkirakan antara 1.000 hingga 6.000 orang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami ini. Dampak bencana ini begitu besar sehingga wilayah sekitar Valdivia mengalami kerusakan yang luar biasa, dan peristiwa ini menjadi simbol dari kedahsyatan alam.
2. Gempa Bumi Great Alaska 1964
Pada tanggal 27 Maret 1964, atau yang dikenal sebagai Jumat Agung, wilayah Prince William Sound di Alaska diguncang oleh gempa bumi yang berkekuatan 9,2 skala Richter, menjadikannya salah satu gempa bumi terbesar dalam sejarah. Gempa ini berlangsung selama 4,5 menit dan menyebabkan tsunami dengan ketinggian mencapai 8,2 meter. Tsunami tersebut menghancurkan desa Chenega dan menewaskan 23 dari 68 penduduk yang tinggal di sana.
Tidak hanya tsunami, bencana ini juga memicu tanah longsor bawah laut yang menghancurkan pelabuhan dan dermaga di kota Port Valdez, menyebabkan korban jiwa hingga 30 orang. Secara keseluruhan, korban jiwa yang diakibatkan oleh gempa dan tsunami ini mencapai 139 orang, dengan 15 orang tewas karena gempa, 106 orang akibat tsunami di Alaska, 5 orang di Oregon, dan 13 orang di California. Bencana ini menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah di berbagai wilayah dan mencatatkan dirinya dalam sejarah sebagai salah satu gempa bumi paling menghancurkan di Amerika Serikat.
3. Gempa Bumi Sumatra 2004 / Tsunami Aceh
Pada tanggal 26 Desember 2004, dunia diguncang oleh salah satu gempa bumi terbesar yang pernah tercatat, yaitu gempa bumi dengan kekuatan 9,1 skala Richter di lepas pantai barat Sumatra, Indonesia. Gempa ini dikenal luas karena memicu tsunami dahsyat yang melanda Aceh dan berbagai negara di sekitar Samudra Hindia. Dengan patahan sepanjang 1.500 kilometer, peristiwa ini tercatat sebagai patahan terbesar dalam sejarah gempa bumi.
Tsunami yang dihasilkan memiliki ketinggian mencapai 30 meter, menjadikannya salah satu yang paling mematikan dalam sejarah. Getarannya terasa di berbagai negara seperti Myanmar, Thailand, dan Malaysia, menyebabkan kehancuran di seluruh wilayah. Gempa ini juga mencatatkan patahan terlama yang pernah terjadi, berlangsung antara 8,3 hingga 10 menit. Total energi yang dilepaskan setara dengan 9.600 gigaton TNT, atau 500 juta kali lebih besar dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. Bencana ini menelan ratusan ribu korban jiwa, dengan dampak yang luar biasa terhadap infrastruktur, ekonomi, dan kehidupan masyarakat di berbagai negara.
Advertisement
4. Gempa Bumi dan Tsunami Tohoku 2011
Pada tanggal 11 Maret 2011, Jepang mengalami salah satu bencana alam terbesar dalam sejarahnya. Gempa megathrust dengan kekuatan 9,1 skala Richter terjadi di bawah laut lepas pantai Tohoku, memicu gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 40,5 meter. Tsunami tersebut menyapu daratan dengan kekuatan dahsyat, menghancurkan bandara, jalan raya, rel kereta api, serta merobohkan lebih dari 127.290 bangunan secara total. Sebanyak 272.788 bangunan rusak sebagian, sementara 747.989 bangunan lainnya mengalami kerusakan sedang.
Bencana ini juga menyebabkan kecelakaan nuklir besar di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi, yang dikategorikan sebagai kecelakaan tingkat 7, atau kecelakaan nuklir paling serius. Akibat dari kombinasi gempa bumi, tsunami, dan kecelakaan nuklir ini sangat besar, dengan total korban jiwa yang terkonfirmasi sebanyak 15.894 orang tewas, 6.152 luka-luka, dan 2.562 orang dinyatakan hilang. Peristiwa ini meninggalkan dampak mendalam pada masyarakat Jepang, baik dari segi ekonomi, sosial, maupun lingkungan, serta menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak terduga.
5. Gempa Bumi Semenanjung Kamchatka, Rusia (1952)
Pada 4 November 1952, pukul 16:58 waktu setempat, wilayah lepas pantai Semenanjung Kamchatka, yang terletak di bagian timur Rusia, diguncang oleh gempa bumi dahsyat. Gempa ini tercatat sebagai salah satu bencana alam paling mematikan di kawasan tersebut. Dengan kekuatan gempa yang luar biasa, peristiwa ini memicu tsunami besar dengan ketinggian mencapai 15 meter, yang menghantam pantai-pantai di Kamchatka dan Kepulauan Kuril. Tsunami ini menyebabkan kerusakan parah, tidak hanya di Rusia tetapi juga di wilayah-wilayah lain yang jauh, seperti Kepulauan Hawaii, Peru, Chili, dan bahkan Selandia Baru.
Korban jiwa akibat gempa dan tsunami ini diperkirakan mencapai antara 10.000 hingga 15.000 orang, meskipun data pastinya sulit diperoleh karena keterbatasan teknologi saat itu dalam mencatat bencana besar. Selain korban manusia, kerusakan infrastruktur dan alam di sekitar wilayah terdampak sangat signifikan, menambah beban pemulihan pasca-bencana.
6. Gempa Bumi Chili (2010)
Pada tanggal 27 Februari 2010, Chili kembali diguncang oleh gempa bumi dahsyat yang berpusat di lepas Pantai Concepción. Dengan kekuatan mencapai 8,8 skala Richter, gempa ini mengguncang enam wilayah di Chili serta beberapa kota di Argentina dan Peru. Gempa bumi ini merupakan salah satu yang paling kuat dalam sejarah modern, dan kekuatannya dapat dirasakan hingga jauh dari pusat gempa.
Gempa tersebut juga memicu tsunami yang menghancurkan kota-kota di pesisir selatan-tengah Chili, termasuk pelabuhan penting di Talcahuano. Tsunami ini juga menimbulkan gelombang peringatan di 53 negara, menunjukkan betapa besarnya ancaman yang dihadirkan. Meskipun upaya evakuasi dilakukan, sebanyak 525 orang dinyatakan meninggal dunia, 25 orang hilang, dan sekitar 9% penduduk Chili kehilangan tempat tinggal mereka. Gempa ini juga memengaruhi infrastruktur publik, komunikasi, dan ekonomi negara tersebut, menyebabkan dampak jangka panjang bagi penduduknya.
Â
7. Gempa Bumi Ekuador–Kolombia (1906)
Pada tahun 1906, wilayah di sepanjang perbatasan Ekuador dan Kolombia diguncang oleh gempa bumi besar dengan kekuatan 8,8 skala Richter. Gempa ini disebabkan oleh pergerakan Lempeng Amerika Selatan yang bertabrakan dengan Lempeng Nazca, menciptakan goncangan hebat yang terasa di berbagai wilayah di kedua negara.
Dampak dari gempa ini sangat luas, menyebabkan kerusakan berat pada bangunan dan infrastruktur di wilayah yang terkena. Longsor juga terjadi di berbagai tempat, memperburuk situasi dan menghalangi jalan-jalan evakuasi. Meskipun korban jiwa tidak tercatat secara pasti, diperkirakan sekitar 1.000 orang tewas akibat gempa ini. Selain itu, banyak korban luka-luka dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Gempa ini meninggalkan bekas mendalam di wilayah tersebut, mengingat skala kehancuran yang ditimbulkannya.
8. Gempa Bumi Assam-Tibet (1950)
Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1950, pukul 19:39, gempa bumi besar mengguncang wilayah Perbukitan Mishmi di pegunungan Himalaya, dekat perbatasan Assam, India, dan Tibet, Republik Rakyat Tiongkok. Dengan kekuatan 8,7 skala Richter, gempa ini menjadi salah satu gempa bumi strike-slip paling kuat dalam sejarah, bahkan dikaitkan dengan peristiwa Gempa Sumatra tahun 2012.
Gempa ini menarik perhatian dunia karena suara dentuman keras yang dihasilkan akibat tumbukan benua, terdengar hingga ke wilayah yang jauh dari pusat gempa. Dampak gempa ini sangat tragis, terutama di wilayah Assam dan Tibet, di mana banyak bangunan runtuh dan menyebabkan banyak korban jiwa. Total korban tewas mencapai 4.800 orang, dengan 1.526 korban di Assam dan 3.300 korban lainnya di Tibet. Gempa ini menjadi bencana besar yang merenggut banyak nyawa dan meninggalkan kerusakan signifikan di kedua wilayah tersebut.
9. Gempa Bumi Samudera Hindia / Gempa Sumatra (2012)
Pada tanggal 11 April 2012, wilayah Aceh, Indonesia, kembali diguncang oleh gempa bumi besar dengan kekuatan 8,6 magnitudo. Gempa ini terjadi di dasar laut Samudera Hindia, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya tsunami besar seperti yang terjadi pada tahun 2004. Petugas setempat dengan segera menyalakan alarm tanda bahaya tsunami, namun peringatan tersebut akhirnya dibatalkan karena gempa ini tidak memicu tsunami besar.
Meski tidak menimbulkan tsunami yang signifikan, bencana ini tetap menyebabkan sejumlah kerusakan. Tercatat bahwa tsunami kecil dengan ketinggian antara 10 cm hingga 0,8 meter terjadi di beberapa wilayah pesisir, namun tidak menyebabkan kerusakan parah. Gempa ini juga menelan korban jiwa sebanyak 10 orang, dengan sebagian besar korban meninggal dunia akibat serangan jantung dan kepanikan. Meskipun dampaknya tidak sebesar gempa bumi dan tsunami 2004, peristiwa ini tetap menjadi pengingat akan potensi gempa bumi besar di wilayah tersebut, dan betapa pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Advertisement