Sukses

Tak Hanya Kurang Tidur, Ini 6 Penyebab Lain Timbulnya Kantung Mata

Area bawah mata yang tampak bengkak atau gelap tidak hanya mempengaruhi penampilan, tetapi juga bisa menjadi indikasi berbagai kondisi kesehatan atau gaya hidup yang tidak seimbang.

Liputan6.com, Jakarta Kantung mata sering kali diasosiasikan dengan kurang tidur, namun ternyata penyebabnya jauh lebih kompleks dari itu. Banyak orang yang tetap mengalami masalah ini meskipun sudah cukup tidur setiap malam, sehingga memunculkan pertanyaan: apa sebenarnya yang menyebabkan kantung mata muncul?

Area bawah mata yang tampak bengkak atau gelap tidak hanya mempengaruhi penampilan, tetapi juga bisa menjadi indikasi berbagai kondisi kesehatan atau gaya hidup yang tidak seimbang. Menurut Journal of Cosmetic Dermatology (2021), kantung mata dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, penuaan, hingga kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak disadari.

Memahami bahwa penyebab kantung mata lebih beragam dari sekadar kurang tidur adalah langkah pertama untuk menemukan solusi yang tepat. Lebih lanjut, telusuri 6 penyebab munculnya kantung mata yang tidak hanya berasal dari kurang tidur, seperti yang dilaporkan oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (23/9/2024).

2 dari 7 halaman

1. Penuaan

Seiring bertambahnya usia, kulit secara alami mulai kehilangan elastisitasnya. Area di sekitar mata adalah salah satu bagian yang paling tipis dan paling rentan terhadap tanda-tanda penuaan. Dengan berjalannya waktu, jaringan dan otot yang menopang kelopak mata mulai melemah, menyebabkan lemak yang biasanya mendukung mata bergeser ke area bawah mata. Akibatnya, kantung mata menjadi lebih menonjol, disertai dengan kulit yang kendur dan bengkak.

Selain itu, produksi kolagen, protein yang menjaga kulit tetap kencang dan elastis, juga berkurang seiring waktu. Hasilnya, kulit di sekitar mata menjadi lebih longgar dan lebih mudah terpengaruh oleh faktor eksternal seperti gaya hidup atau paparan sinar matahari. Meskipun penuaan tidak bisa dihindari, ada cara untuk memperlambat tanda-tanda penuaan ini. Misalnya, dengan menjaga kulit tetap terhidrasi, menggunakan pelembap, dan melindungi kulit dari sinar UV.

3 dari 7 halaman

2. Genetika

Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam kemunculan kantung mata. Jika orang tua atau anggota keluarga dekatmu cenderung memiliki kantung mata, kemungkinan besar kamu juga akan mengalaminya. Beberapa individu secara alami memiliki kulit yang lebih tipis di sekitar mata atau memiliki lebih banyak pigmen, yang dapat membuat area bawah mata tampak lebih gelap dan bengkak, bahkan di usia muda.

Selain itu, kantung mata yang diwariskan secara genetik cenderung lebih sulit diatasi dengan metode sederhana seperti tidur yang cukup atau penggunaan krim mata. Meskipun faktor genetik tidak dapat diubah, kamu masih bisa mengelola penampilannya dengan perawatan kulit yang tepat atau bahkan melalui prosedur medis tertentu jika diperlukan.

4 dari 7 halaman

3. Penumpukan Cairan

Penyebab utama kantung mata yang tampak bengkak sering kali adalah penumpukan cairan di bawah mata, terutama setelah bangun tidur. Penumpukan ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti konsumsi makanan tinggi garam, alergi, dan perubahan hormon. Ketika tubuh menyimpan lebih banyak cairan, area di sekitar mata yang memiliki jaringan longgar mudah mengalami pembengkakan.

Kebiasaan tidur dengan posisi kepala terlalu rendah juga dapat memperburuk penumpukan cairan, karena gravitasi menarik cairan ke bawah mata. Untuk mengurangi penumpukan cairan, kamu bisa mengurangi asupan garam, tidur dengan kepala sedikit terangkat, dan menjaga tubuh tetap terhidrasi. Mengompres mata dengan air dingin atau kantong teh juga bisa membantu mengurangi pembengkakan sementara.

5 dari 7 halaman

4. Alergi dan Iritasi

Alergi sering kali menjadi penyebab kantung mata yang tidak disadari. Ketika tubuh merespons alergen seperti debu, serbuk sari, atau bahan kimia dalam produk perawatan kulit, tubuh melepaskan histamin, yang menyebabkan pembengkakan dan peradangan di berbagai bagian tubuh, termasuk area bawah mata. Alergi juga bisa menyebabkan mata menjadi gatal, yang memicu gesekan dan iritasi pada kulit halus di sekitar mata, sehingga memperburuk penampilan kantung mata.

Selain alergi, iritasi yang disebabkan oleh penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok atau paparan polusi juga bisa memperburuk kondisi kulit di bawah mata. Mengatasi alergi dengan antihistamin dan memilih produk perawatan kulit yang lembut bisa membantu mengurangi kantung mata yang disebabkan oleh iritasi.

6 dari 7 halaman

5. Minimnya Perawatan Kulit

Kurangnya perawatan pada area kulit di bawah mata juga dapat mengakibatkan terbentuknya kantung mata. Kulit di wilayah ini biasanya lebih kering dan cepat kehilangan elastisitas dibandingkan dengan area lainnya, sehingga memerlukan perhatian khusus. Jika kamu tidak secara teratur membersihkan, melembapkan, dan melindungi kulit di sekitar mata, kantung mata bisa muncul lebih cepat.

Pemakaian krim mata dengan kandungan seperti retinol, hyaluronic acid, dan vitamin C bisa membantu menjaga kelembapan dan elastisitas kulit. Selain itu, sangat penting untuk selalu menggunakan tabir surya, termasuk di sekitar mata, untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV yang dapat mempercepat penuaan dan memicu hiperpigmentasi.

7 dari 7 halaman

6. Stres dan Kelelahan

Walaupun kantung mata tidak selalu disebabkan oleh kurang tidur, kelelahan fisik dan mental dapat memperburuk penampilannya. Stres dan kelelahan meningkatkan produksi kortisol, hormon stres yang dapat mempengaruhi aliran darah dan menyebabkan pembengkakan di bawah mata. Selain itu, ketika tubuh lelah, sirkulasi darah melambat, menyebabkan darah menumpuk di area bawah mata dan menciptakan bayangan gelap.

Stres juga bisa memicu kebiasaan buruk seperti tidur yang tidak teratur, menggosok mata, atau pola makan yang tidak sehat, yang semuanya dapat berkontribusi pada munculnya kantung mata. Menjaga rutinitas tidur yang baik, mengelola stres dengan relaksasi, dan memperhatikan kesehatan mental dapat membantu mengurangi dampak negatif ini pada penampilan.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence