Sukses

5 Tanda Kamu Seorang yang Mudah Terluka, Memiliki Kepribadian yang Emosional

Orang yang sangat sensitif cenderung berperilaku berbeda dan menginginkan hal yang berbeda dalam hidup mereka.

Liputan6.com, Jakarta Rasa terluka dan sakit hati adalah hal yang lumrah dialami oleh setiap orang. Namun, bagi sebagian orang, perasaan ini bisa datang lebih sering dan lebih mendalam. Jika kamu sering merasa tersakiti oleh kata-kata atau tindakan orang lain, mungkin kamu termasuk tipe yang lebih sensitif secara emosional.

Istilah orang yang sangat sensitif digunakan untuk menggambarkan sekelompok individu yang otaknya memproses segala informasi dengan sangat mendalam, termasuk emosi, pikiran, dan rangsangan sensorik. Hal ini membuat mereka lebih peka secara fisik dan emosional dibandingkan dengan orang lain.

Sensitivitas tinggi dianggap sebagai ciri kepribadian yang normal dan sehat, meskipun, seperti semua ciri kepribadian lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Orang yang sangat sensitif cenderung berperilaku berbeda dan menginginkan hal yang berbeda dalam hidup mereka.

Banyak tanda-tanda yang bisa menunjukkan seseorang adalah individu yang sensitif. Berikut adalah lima tanda yang menunjukkan kamu termasuk orang yang mudah tersakiti, sebagaimana dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (23/9/2024). Simak untuk mengetahui jawabannya secara lengkap.

2 dari 6 halaman

1. Kamu sering merasa diabaikan

Apakah kamu sering merasa kesepian atau tidak diperhatikan, meskipun berada di tengah keramaian? Ketika teman, keluarga, atau pasangan tidak segera membalas pesanmu, kamu langsung berasumsi bahwa mereka tidak peduli.

Perasaan terabaikan ini sering muncul tanpa alasan yang jelas, dan kamu kesulitan meyakinkan diri bahwa orang lain mungkin sedang sibuk atau memiliki prioritas lain. Perasaan diabaikan ini bisa melukai hatimu karena kamu menganggapnya sebagai tanda bahwa kamu tidak penting dalam kehidupan mereka.

3 dari 6 halaman

2. Kritik kecil bisa membuatmu berpikir berlebihan

Kritik adalah bagian alami dari kehidupan, terutama dalam konteks pekerjaan atau hubungan. Namun, jika kamu termasuk orang yang mudah terluka, bahkan kritik kecil bisa membuatmu terjebak dalam overthinking.

Kamu mungkin terus memikirkan kata-kata tersebut, merenungkan apa yang salah dari dirimu, dan meragukan kemampuan atau nilaimu. Padahal, kritik tersebut mungkin dimaksudkan untuk membangun dan bukan untuk menyakiti perasaanmu. Namun, sensitivitasmu membuatmu sulit menerima kritik secara objektif tanpa merasa tersinggung.

4 dari 6 halaman

3. Sulit memaafkan dan melupakan

Orang yang mudah terluka biasanya mengalami kesulitan untuk memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Jika seseorang pernah menyakitimu, kamu mungkin akan mengingatnya untuk waktu yang sangat lama, meskipun orang tersebut sudah meminta maaf.

Luka emosional yang kamu alami cenderung lebih dalam dan sulit untuk sembuh, membuatmu terus memikirkan kesalahan itu. Hal ini dapat mempengaruhi hubunganmu dengan orang lain, karena kamu mungkin menjadi lebih tertutup dan berhati-hati agar tidak terluka lagi di masa depan.

5 dari 6 halaman

4. Menghindari konflik

Seringkali, kamu mungkin menghindari situasi konflik, bukan karena enggan menyelesaikan masalah, tetapi karena takut terluka lebih dalam. Bagi mereka yang mudah tersakiti, menghadapi perbedaan pendapat atau konfrontasi bisa terasa sangat menakutkan. Kamu lebih memilih untuk menyimpan perasaanmu daripada mengungkapkan apa yang sebenarnya kamu rasakan.

Namun, sikap ini justru dapat menumpuk perasaan negatif dalam dirimu dan pada akhirnya membuatmu merasa lebih tertekan. Konflik yang tidak diselesaikan juga bisa membuatmu merasa tidak dihargai atau tidak dipahami oleh orang lain.

6 dari 6 halaman

5. Mudah terpengaruh dengan opini orang lain

Individu yang mudah terluka biasanya sangat memperhatikan pandangan orang lain tentang dirinya. Opini negatif, sekecil apapun, bisa langsung membuatmu merasa terpuruk.

Kamu cenderung menilai dirimu berdasarkan pendapat orang lain, sehingga ketika ada yang tidak sependapat atau mengkritik cara berpikirmu, kamu langsung merasa tidak berharga. Ketidakamanan ini membuatmu selalu berusaha keras untuk menyenangkan orang lain, meskipun kamu sendiri merasa tertekan karena terus-menerus mencari pengakuan dari mereka.

Menjadi seseorang yang sensitif tidak berarti lemah. Namun, penting untuk belajar mengelola perasaan agar kamu tidak terlalu mudah tersakiti oleh hal-hal yang berada di luar kendalimu.

Menerima bahwa tidak semua orang akan memahami perasaanmu dan belajar melepaskan luka kecil dapat membantu kamu hidup lebih bahagia dan seimbang.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence