Sukses

Review Buku Novel 'Dunia Sophie' Karya Jostein Gaarder

Jika selama ini kamu menganggap filsafat sebagai topik yang rumit dan sulit dipahami, melalui novel Dunia Sophie kamu dapat mengenal filsafat dari sudut pandang yang lebih menyenangkan.

Liputan6.com, Jakarta 'Dunia Sophie' adalah sebuah novel yang ditulis oleh Jostein Gaarder dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1991. Novel ini mengusung genre filsafat yang disajikan dalam bentuk cerita fiksi.

Salah satu aspek paling menarik dari novel ini adalah kemampuannya untuk menyajikan pengantar serta narasi yang memikat dan mendalam mengenai sejarah filsafat Barat. Bahkan, memahami filsafat menjadi terasa lebih mudah.

Jika selama ini kamu menganggap filsafat sebagai topik yang rumit dan sulit dipahami, melalui novel ini kamu dapat mengenal filsafat dari sudut pandang yang lebih menyenangkan. Konsep-konsep filsafat yang biasanya terlihat kompleks dapat kamu pahami dengan bahasa yang lebih sederhana melalui perjalanan dan kisah Sophie serta surat-surat misterius yang diterimanya.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini sinopsis dan review novel Dunia Sophie karya Jostein Gaarder, Selasa (24/9/2024).

2 dari 2 halaman

Menelusuri Sejarah Filsafat Melalui Narasi Menarik

Judul: Dunia Sophie

Penulis: Jostein Gaarder

Penerjemah: Rahmani Astuti

Penyunting: Yuliani Liputo dan Andityas Prabantoro

Proofreader: M. Eka Mustamar

Ilustrasi Isi: Guntur

Cetakan XXVI, Maret 2024

Penerbit: PT Mizan Pustaka

Sophie, seorang siswi sekolah menengah yang berusia empat belas tahun. Suatu sore sepulang sekolah, dia menerima sebuah surat misterius yang hanya berisi satu pertanyaan: "Siapa kamu?"

Belum selesai rasa herannya, pada hari yang sama dia menerima surat lain yang bertanya: "Dari manakah asal dunia?"

Seolah terbangun dari rutinitas sehari-hari; surat-surat tersebut membuat Sophie mulai mempertanyakan hal-hal mendasar yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya. Dia mulai mempelajari filsafat.

***

"Apa yang paling penting dalam hidup? Jika kita bertanya kepada seseorang yang kelaparan, jawabannya adalah makanan. Jika kita bertanya kepada orang yang kedinginan, jawabannya adalah kehangatan. Jika kita ajukan pertanyaan yang sama kepada orang yang merasa kesepian dan terasing, jawabannya mungkin adalah ditemani orang lain." (hlm. 41)

"Bagaimana pendapatmu, Sophie? Dapatkah kamu menjalani hidup yang bahagia jika kamu terus melakukan hal-hal yang jauh di lubuk hati kamu tahu salah? Banyak orang yang berbohong, menipu, dan menjelek-jelekkan orang lain. Apakah mereka sadar bahwa semua ini tidak benar—atau tidak adil? Apakah kamu pikir orang-orang ini bahagia?" (hlm. 125)

Hidup Sophie berubah saat ia mulai menerima surat-surat misterius. Surat-surat tersebut berisi sejumlah pertanyaan filosofis yang mungkin terdengar sederhana tetapi memerlukan pemikiran mendalam untuk menjawabnya. Seperti pertanyaan "Siapa kamu?" dan "Dari mana asal dunia?" yang mungkin belum pernah Sophie tanyakan pada dirinya sendiri. Namun, dari situ Sophie menemukan perjalanan hidup yang baru.

Setiap surat yang diterima Sophie penuh dengan sejarah pemikiran filsafat. Mulai dari Filsafat Yunani kuno, kemudian menjelajahi periode demi periode dengan tokoh-tokoh penting dalam filsafat yang menyertainya.

Sophie pun diperkenalkan dengan berbagai tokoh yang sebelumnya sangat asing baginya, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Descartes, Spinoza, Hume, Kant, Hegel, Kierkegaard, Marx, Darwin, Freud, serta Sartre. Dalam surat-surat misterius yang diterima Sophie, ia pun diajak untuk mengenal dunia filsafat. Tak hanya sampai di situ saja, Sophie pun mulai belajar memahami diri dan kehidupan yang dijalaninya. Sudut pandangnya menjadi lebih luas, meskipun Sophie dibuat penasaran tentang siapa sebenarnya pengirim surat misterius tersebut dan mengapa dirinya yang dipilih untuk menerimanya.

Melalui interaksi dan komunikasi Sophie dengan pengirim surat, kita akan diajak untuk mengenal pemikiran-pemikiran mendalam tentang dunia filsafat. Kita juga diperkenalkan dengan perkembangan sejarah pemikiran filsafat dari waktu ke waktu. Sejumlah pertanyaan filosofis tentang kehidupan, realitas, kematian, hingga keberadaan manusia di dunia pun disinggung dan menjadi bahan refleksi kita sendiri.

Elemen fiksi dan filsafat dalam novel ini dipadukan dengan sangat menarik. Jika selama ini kita menganggap belajar filsafat itu berat, maka kini saatnya untuk mengenalnya dengan cara yang lebih mudah melalui perjalanan dan pengalaman Sophie.

Yang menarik lagi dari novel ini adalah kita diajak untuk belajar keterampilan berpikir yang lebih kritis. Memahami kisah kehidupan dan cara berpikir para filsuf terkenal membantu kita untuk mengasah daya pikir kita sendiri dalam memahami dunia dan kehidupan yang kita jalani. Pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang selama ini mungkin sudah kita miliki di dalam benak kita sendiri bisa ditemukan jawabannya melalui mengikuti cara berpikir para filsuf terkenal.

Novel klasik ini jelas memberi pengalaman membaca yang berbeda. Bahkan bisa mengubah hidup kita ke arah yang lebih transformatif dan positif. Mencermati narasi dan pertanyaan-pertanyaan filosofis di dalamnya bisa membantu kita untuk menata kehidupan kita sendiri dengan cara yang lebih bermakna. Rasa penasaran yang terus mengikuti kita dalam interaksi Sophie dengan pengirim surat di dalam novel ini pun terasa begitu memikat, sehingga kita takkan merasa bosan membacanya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence