Liputan6.com, Jakarta Sejarah Indonesia mencatat banyak peristiwa penting dalam perjalanan demokrasinya. Salah satu tonggak bersejarah adalah pemilihan presiden secara langsung untuk pertama kalinya pada tahun 2004. Momen ini menandai perubahan signifikan dalam sistem politik Indonesia, di mana rakyat diberi kesempatan untuk memilih langsung pemimpin negaranya.
Dalam pemilihan presiden yang bersejarah ini, seorang tokoh muncul sebagai pemenang dan menjadi Presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Tokoh tersebut adalah Susilo Bambang Yudhoyono, atau yang lebih dikenal dengan inisial SBY. Kemenangan SBY tidak hanya menandai awal era baru dalam politik Indonesia, tetapi juga membawa harapan baru bagi rakyat Indonesia akan perubahan dan kemajuan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pemilihan umum presiden pertama di Indonesia, perjalanan SBY menjadi presiden, serta dampak dan legasi dari kepemimpinannya sebagai Presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. Mari kita telusuri bersama sejarah penting ini dan bagaimana hal tersebut membentuk lanskap politik Indonesia hingga saat ini, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (24/9/2024).
Advertisement
Latar Belakang Pemilihan Presiden Langsung di Indonesia
Sebelum 2004, presiden Indonesia dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun, setelah era reformasi, terjadi perubahan signifikan dalam sistem politik Indonesia. Pada sidang tahunan MPR tahun 2002, beberapa amandemen ditambahkan pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Salah satu perubahan penting adalah ketentuan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat.
Perubahan ini merupakan langkah besar menuju demokrasi yang lebih partisipatif di Indonesia. Rakyat tidak lagi hanya memilih wakil mereka di parlemen, tetapi juga diberi kesempatan untuk secara langsung menentukan siapa yang akan memimpin negara.
Persiapan Menuju Pemilu Presiden 2004
Setelah amandemen UUD 1945 disahkan, Indonesia mulai mempersiapkan diri untuk pemilihan presiden langsung pertama dalam sejarahnya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) diberi tanggung jawab untuk mengorganisir pemilihan yang akan menjadi tonggak sejarah ini.
Proses persiapan melibatkan banyak aspek, termasuk pendaftaran pemilih, penetapan aturan kampanye, dan persiapan logistik untuk pemungutan suara di seluruh negeri. Ini merupakan tugas yang sangat besar mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan populasi yang besar dan tersebar.
Advertisement
Kandidat dalam Pemilihan Presiden 2004
Pada awalnya, enam pasangan calon mendaftarkan diri untuk pemilihan presiden 2004. Namun, setelah melalui proses verifikasi oleh KPU, hanya lima pasangan yang dinyatakan memenuhi syarat untuk maju sebagai kandidat. Pasangan calon dari PKB, mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim, tidak lolos verifikasi karena Abdurrahman Wahid gagal dalam pemeriksaan kesehatan mata.
Profil Singkat Lima Pasangan Calon
1. Wiranto dan Salahuddin Wahid (Nomor urut 1)
Dicalonkan oleh Partai Golongan Karya, Wiranto adalah mantan Panglima ABRI yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
2. Megawati Soekarnoputri dan Hasyim Muzadi (Nomor urut 2)
Megawati, putri Presiden pertama Indonesia Soekarno, adalah presiden petahana yang mencalonkan diri untuk periode kedua.
3. Amien Rais dan Siswono Yudo Husodo (Nomor urut 3)
Amien Rais, tokoh reformasi dan mantan Ketua MPR, dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional.
4. Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla (Nomor urut 4)
SBY, mantan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan, berpasangan dengan Jusuf Kalla, pengusaha sukses dari Sulawesi Selatan.
5. Hamzah Haz dan Agum Gumelar (Nomor urut 5)
Hamzah Haz, wakil presiden incumbent, maju sebagai calon presiden yang dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan.
Proses Pemilihan Presiden 2004
Putaran Pertama
Pemilihan umum putaran pertama diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004. Ini adalah momen bersejarah di mana untuk pertama kalinya rakyat Indonesia dapat memilih presiden mereka secara langsung. Antusiasme masyarakat terlihat dari tingginya tingkat partisipasi pemilih.
Dari 153.320.544 pemilih terdaftar, sebanyak 122.293.844 orang atau 79,76% menggunakan hak pilihnya. Ini menunjukkan tingginya kesadaran politik masyarakat Indonesia dan keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Hasil pemilihan putaran pertama diumumkan pada 26 Juli 2004 dengan rincian sebagai berikut:
1. Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla: 33%
2. Megawati Soekarnoputri - Hasyim Muzadi: 26%
3. Wiranto - Salahuddin Wahid: 22%
4. Amien Rais - Siswono Yudo Husodo: 15%
5. Hamzah Haz - Agum Gumelar: 4%
Karena tidak ada pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka dua pasangan dengan perolehan suara tertinggi maju ke putaran kedua.
Putaran Kedua
Pemilihan putaran kedua diselenggarakan pada 20 September 2004, mempertemukan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla dengan Megawati Soekarnoputri - Hasyim Muzadi. Putaran kedua ini merupakan pertarungan antara presiden petahana melawan mantan menterinya.
Hasil pemilihan putaran kedua diumumkan pada 4 Oktober 2004. Dari 150.644.184 pemilih terdaftar, 116.662.705 orang atau 77,44% menggunakan hak pilihnya. Hasil akhir menunjukkan:
1. Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla: 60,62% (69.266.350 suara)
2. Megawati Soekarnoputri - Hasyim Muzadi: 39,38% (44.990.704 suara)
Dengan hasil ini, Susilo Bambang Yudhoyono resmi terpilih sebagai Presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, dengan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden.
Advertisement
Susilo Bambang Yudhoyono: Presiden RI Pertama Pilihan Rakyat
Latar Belakang dan Karir SBY
Susilo Bambang Yudhoyono lahir di Pacitan, Jawa Timur pada 9 September 1949. Beliau menempuh pendidikan militer dan lulus sebagai lulusan terbaik dari Akademi Angkatan Bersenjata RI (AKABRI) tahun 1973. SBY kemudian meniti karir di militer dan mencapai pangkat jenderal bintang empat.
Karir politik SBY dimulai ketika ia diangkat menjadi Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid tahun 2000. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan pada pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.
Visi dan Misi SBY sebagai Calon Presiden
Sebagai calon presiden, SBY menawarkan visi "Indonesia yang Lebih Adil, Aman, Damai, dan Sejahtera". Ia berjanji untuk memperbaiki ekonomi, memberantas korupsi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. SBY juga menekankan pentingnya reformasi birokrasi dan penegakan hukum.
Kampanye SBY berhasil menarik dukungan dari berbagai kalangan masyarakat. Gaya kepemimpinannya yang tenang dan berwibawa, serta latar belakang militernya, dianggap dapat memberikan stabilitas yang dibutuhkan Indonesia saat itu.
Pelantikan dan Awal Masa Kepresidenan
Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2004 dalam Sidang Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat. Momen ini menandai dimulainya era baru dalam sejarah politik Indonesia, di mana untuk pertama kalinya rakyat memiliki presiden yang mereka pilih secara langsung.
Setelah pelantikan, SBY segera membentuk kabinetnya yang diberi nama Kabinet Indonesia Bersatu. Kabinet ini merupakan gabungan dari berbagai latar belakang, termasuk politisi, teknokrat, dan profesional, mencerminkan upaya SBY untuk membangun pemerintahan yang inklusif dan kompeten.
Dampak dan Legasi Pemilihan Presiden Langsung
Penguatan Demokrasi di Indonesia
Pemilihan langsung Presiden RI pertama pada tahun 2004 memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia. Proses ini memperkuat legitimasi pemerintah dan meningkatkan partisipasi rakyat dalam proses politik. Rakyat merasa lebih terlibat dan memiliki suara dalam menentukan masa depan negara.
Pemilihan langsung juga mendorong partai-partai politik untuk lebih responsif terhadap aspirasi rakyat. Mereka harus bekerja lebih keras untuk meyakinkan pemilih dan tidak bisa lagi hanya mengandalkan negosiasi di tingkat elit politik.
Perubahan Lanskap Politik Nasional
Kemenangan SBY sebagai Presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat mengubah lanskap politik nasional. Ini menandai munculnya kekuatan politik baru di luar partai-partai besar yang sudah mapan. Partai Demokrat, yang relatif baru saat itu, berhasil mengalahkan partai-partai besar seperti PDIP dan Golkar.
Pemilihan langsung juga mendorong munculnya figur-figur politik baru yang memiliki daya tarik personal kuat. Ini membuka jalan bagi tokoh-tokoh di luar lingkaran elit politik tradisional untuk bersaing memperebutkan jabatan tertinggi di negara.
Tantangan dan Kritik
Meskipun pemilihan langsung dianggap sebagai kemajuan demokrasi, sistem ini juga menghadapi berbagai tantangan dan kritik. Biaya penyelenggaraan pemilu yang tinggi, potensi konflik horizontal akibat persaingan antar pendukung, serta munculnya politik identitas dan populisme menjadi beberapa isu yang harus dihadapi.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa pemilihan langsung dapat mendorong politisi untuk lebih fokus pada pencitraan daripada substansi kebijakan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas kepemimpinan dan pengambilan keputusan di tingkat nasional.
Pemilihan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2004 merupakan tonggak penting dalam sejarah demokrasi Indonesia. Momen ini menandai perubahan signifikan dalam sistem politik negara, di mana rakyat diberi kesempatan untuk secara langsung menentukan pemimpin mereka.
SBY, dengan latar belakang militer dan pengalaman politiknya, berhasil memenangkan kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia. Kemenangannya tidak hanya menandai awal era baru dalam politik Indonesia, tetapi juga membawa harapan akan perubahan dan kemajuan bagi negara.
Meskipun sistem pemilihan langsung membawa berbagai tantangan baru, tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini telah memperkuat fondasi demokrasi di Indonesia. Partisipasi rakyat yang tinggi dalam pemilihan menunjukkan keinginan kuat masyarakat untuk terlibat dalam proses politik dan menentukan masa depan negara.
Sebagai Presiden RI pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, SBY memikul tanggung jawab besar untuk memenuhi harapan rakyat dan membawa Indonesia menuju kemajuan. Legasi dari pemilihan langsung ini terus berlanjut hingga saat ini, membentuk dinamika politik Indonesia dan menjadi bagian penting dari proses demokratisasi yang terus berlangsung di negeri ini.
Dengan melihat kembali momen bersejarah ini, kita dapat lebih memahami perjalanan demokrasi Indonesia dan pentingnya partisipasi rakyat dalam proses politik. Pemilihan presiden langsung bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang membangun sistem pemerintahan yang lebih responsif dan akuntabel terhadap aspirasi rakyat.
Advertisement