Sukses

Lirik Lagu Bagimu Negeri Ciptaan R.Kusbini, Lengkap dengan Maknanya

"Bagimu Negeri" merupakan salah satu lagu kebangsaan Indonesia yang sarat makna dan menggugah semangat nasionalisme.

Liputan6.com, Jakarta Bagimu Negeri merupakan salah satu lagu kebangsaan Indonesia yang sarat makna dan menggugah semangat nasionalisme. Liriknya yang sederhana namun mendalam menceritakan tentang pengabdian dan kesetiaan seorang warga negara kepada tanah airnya. Bait-bait lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenungkan makna pengorbanan dan dedikasi dalam membangun dan mempertahankan negara.

Lagu patriotik ini diciptakan oleh R. Kusbini, seorang komponis dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Kusbini menulis lagu ini pada tahun 1942, di tengah-tengah masa penjajahan Jepang, sebagai ungkapan cintanya kepada tanah air. Meskipun sederhana, melodi dan lirik lagu ini memiliki kekuatan untuk membangkitkan rasa cinta tanah air dan semangat persatuan.

Sejarah Bagimu Negeri erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Lagu ini pertama kali dinyanyikan secara sembunyi-sembunyi oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah. Setelah Indonesia merdeka, Bagimu Negeri kemudian ditetapkan sebagai salah satu lagu wajib nasional dan sering dinyanyikan dalam berbagai acara kenegaraan.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai lirik lagu Bagimu Negeri dan maknanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Lirik Lagu Bagimu Negeri Ciptaan R. Kusbini

Berikut ini lirik lagu Bagimu Negeri yang diciptaan R. Kusbini, yakni:

Padamu negeri

Kami berjanji

 

Padamu negeri

Kami berbakti

 

Padamu negeri

Kami mengabdi

 

Bagimu negeri

Jiwa raga kami

3 dari 5 halaman

Makna dari Lagu Bagimu Negeri yang Diciptakan oleh R.Kusbini

Padamu Negeri, atau kerap dikenal dengan judul Bagimu Negeri, merupakan lagu patriotik wajib yang dikomposisi oleh Kusbini pada tahun 1942 dan diresmikan sebagai lagu nasional pada tahun 1960. Lagu ini menjadi salah satu simbol semangat perjuangan dan cinta tanah air yang telah mendarah daging dalam jiwa bangsa Indonesia. Kehadirannya dalam berbagai upacara kenegaraan dan acara-acara resmi menjadikan Bagimu Negeri sebagai pengingat akan janji dan tekad rakyat Indonesia untuk setia kepada negaranya.

Mengutip dari buku yang berjudul Indonesia Pusaka (2020) karya Dr. Sopan Adrianto, SE, M.Pd, lagu Bagimu Negeri mengekspresikan ikrar rakyat Indonesia untuk taat dan berbakti kepada negara. Esensi lagu ini adalah mengobarkan semangat pengorbanan tanpa batas demi negeri tercinta, baik itu mengorbankan jiwa maupun raga kita. Lirik yang sederhana namun kuat ini mencerminkan dedikasi dan loyalitas yang tak tergoyahkan dari setiap warga negara terhadap Indonesia. Lagu ini juga sering digunakan sebagai media pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme kepada generasi muda.

Mengutip dari situs resmi Lembaga Ketahanan Nasional RI, inspirasi lagu Bagimu Negeri berakar dari peristiwa bersejarah Sumpah Pemuda tahun 1928. Dua nilai fundamental yang terkandung dalam lagu nasional ini adalah semangat nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme dalam konteks ini merujuk pada rasa cinta, kebanggaan terhadap tanah air, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Sementara itu, patriotisme yang tercermin dalam lagu ini mengandung makna kerelaan berkorban, kemampuan untuk membangkitkan semangat juang, dan sikap pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan. Kedua nilai ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter bangsa dan ketahanan nasional Indonesia.

Penciptaan lagu Bagimu Negeri memiliki latar belakang yang menarik. Inspirasi lagu ini muncul ketika Kusbini bertemu dengan Ir. Soekarno, yang kala itu mengemukakan gagasan untuk menciptakan sebuah karya musikal yang mampu mengobarkan semangat perjuangan rakyat Indonesia. Pada periode tersebut, Kusbini telah menjalin kolaborasi kreatif dengan sejumlah komponis dan seniman terkemuka lainnya, di antaranya Ismail Marzuki yang terkenal dengan lagu "Halo-Halo Bandung", Cornel Simanjuntak pencipta lagu "Maju Tak Gentar", Sanusi Pane seorang sastrawan dan budayawan, serta berbagai seniman patriotik lainnya. Hasil dari sinergi kreatif ini adalah terciptanya lagu Bagimu Negeri yang hingga kini tetap relevan dan menyentuh hati setiap warga negara Indonesia.

4 dari 5 halaman

Sejarah Lagu Bagimu Negeri

Mengutip dari jurnal ilmiah bertajuk "Analisis Semiotik Lagu 'Padamu Negeri' dan Keterkaitannya dengan Nilai Cinta Tanah Air" karya Yohana Margareta Nababan dan rekan-rekannya, terungkap bahwa komposisi ini digarap oleh Kusbini pada tahun 1942. Sebelum menuangkan ide ke dalam lirik, Kusbini terlebih dahulu melakukan diskusi dengan Soekarno. Diskusi ini tidak hanya membahas aspek musikal, tetapi juga mempertimbangkan konteks politik dan sosial yang kompleks pada masa itu.

Hasil musyawarah antara Kusbini dan Soekarno menghasilkan kesepakatan bahwa frasa "Indonesia" tidak boleh eksplisit muncul dalam lirik lagu ciptaan Kusbini. Keputusan ini diambil mengingat pada periode tersebut, rezim pendudukan Jepang sedang gencar melakukan propaganda sekaligus melakukan pengawasan ketat terhadap segala bentuk gerakan perjuangan kemerdekaan. Penggunaan kata "negeri" sebagai pengganti "Indonesia" merupakan strategi cerdik untuk menghindari kecurigaan pihak Jepang, sekaligus tetap menyampaikan pesan nasionalisme secara tersirat kepada rakyat Indonesia.

Di sisi lain, situasi politik saat itu menunjukkan bahwa Indonesia sangat membutuhkan suatu medium yang mampu mengimbangi pengaruh kuat militer Jepang terhadap psikologi masyarakat. Sebagai respons terhadap kebutuhan ini, terciptalah lagu Bagimu Negeri yang untuk pertama kalinya dipersembahkan oleh Saridjah, yang lebih dikenal dengan nama Ibu Sud, melalui siaran Radio Hoso Kanri Kyoku milik Jepang. Pemilihan Ibu Sud sebagai penyanyi pertama lagu ini bukan tanpa alasan, mengingat reputasinya sebagai penyanyi dan pencipta lagu anak-anak yang sudah dikenal luas, sehingga penampilannya di radio tidak menimbulkan kecurigaan pihak Jepang.

Dalam perkembangan selanjutnya, lagu Bagimu Negeri atau Padamu Negeri ini kemudian diresmikan sebagai lagu nasional pada tahun 1960, bertepatan dengan masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Penetapan ini menandai pengakuan resmi terhadap nilai historis dan makna mendalam yang terkandung dalam lagu tersebut. Saat ini, Bagimu Negeri kerap berkumandang dalam berbagai peringatan hari besar nasional, upacara kenegaraan, dan acara-acara resmi lainnya.

5 dari 5 halaman

Mengenal Sosok R. Kusbini

Raden Kusbini, atau yang lebih dikenal dengan nama Kusbini, merupakan seorang maestro musik yang namanya melegenda pada era perjuangan dan awal kemerdekaan Indonesia. Ia dilahirkan di sebuah desa bernama Kemlagi, Mojokerto, Jawa Timur pada tanggal 1 Januari 1910.

Selama tahun 1945 hingga 1952, Kusbini berkolaborasi dengan sejumlah komponis terkemuka lainnya seperti Cornel Simanjuntak (pencipta lagu "Maju Tak Gentar"), Ismail Marzuki (yang terkenal dengan lagunya "Halo-Halo Bandung"), dan L. Manik dalam menciptakan lagu-lagu perjuangan yang membangkitkan semangat nasionalisme.

Kemudian pada tahun 1950, kiprahnya berlanjut dengan bergabung di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) Yogyakarta, di mana ia bertanggung jawab mengelola berbagai aspek yang berkaitan dengan musik nasional. Peran ini memungkinkannya untuk lebih jauh mempromosikan dan mengembangkan musik Indonesia sebagai bagian integral dari identitas budaya nasional.

Kusbini dikenal sebagai salah satu tokoh perintis pendidikan musik formal di Indonesia. Ia menjadi figur kunci dalam pendirian SMINDO (Sekolah Musik Indonesia) Yogyakarta pada tahun 1954, sebuah institusi milik pemerintah yang kemudian bertransformasi menjadi Akademi Musik Indonesia (AMI) dan akhirnya berkembang menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang prestisius. Selain itu, Kusbini juga mendirikan SOSI (Sekolah Olah Seni Indonesia), sebuah lembaga pendidikan seni yang hingga kini masih dilestarikan dan dikembangkan oleh keturunannya. Kedua institusi ini telah berperan besar dalam melahirkan generasi seniman dan musisi Indonesia yang berkualitas.

Kusbini menghembuskan nafas terakhirnya di Yogyakarta pada tanggal 28 Februari 1991, meninggalkan warisan berharga bagi dunia musik Indonesia. Atas dedikasinya yang luar biasa dalam mengembangkan seni musik nasional, Kusbini dianugerahi 'Piagam Anugerah Seni Pemerintah Republik Indonesia', sebuah penghargaan bergengsi yang mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tokoh sentral dalam perkembangan musik Indonesia. Karya-karyanya, termasuk lagu "Bagimu Negeri", terus diapresiasi dan dinyanyikan hingga saat ini, menjadi bukti abadi kontribusinya yang tak ternilai bagi khasanah musik dan budaya Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.