Liputan6.com, Jakarta Bagaimana jika umat manusia harus berperang melawan alien demi menyelamatkan Bumi? Tema pertempuran epik melawan makhluk luar angkasa selalu menarik perhatian penggemar fiksi ilmiah, apalagi ketika disajikan dalam bentuk cerita yang mendebarkan dan sarat aksi.
Salah satu film bertema alien yang wajib ditonton adalah Ender's Game. Film ini diadaptasi dari novel klasik karya Orson Scott Card dan menawarkan pengalaman sinematik yang penuh ketegangan, terutama bagi penggemar cerita futuristik dan petualangan luar angkasa.
Film Ender's Game mengikuti perjalanan seorang anak jenius bernama Andrew "Ender" Wiggin. Ender direkrut oleh militer untuk dilatih di akademi luar angkasa demi mempersiapkannya menghadapi invasi alien yang mengancam keselamatan Bumi. Dengan kecerdasan dan keterampilan taktiknya, Ender belajar bagaimana menjadi pemimpin yang mampu menghadapi tantangan besar, termasuk mengalahkan ras alien yang disebut Formic. Berikut ulasan lebih lanjut tentang Film Ender's Game yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/9/2024).
Advertisement
Kisah Perjuangan Manusia Melawan Alien yang Menegangkan
Ender's Game adalah film bergenre aksi dan fantasi yang dirilis pada tahun 2013, disutradarai oleh Gavin Hood, dengan durasi 114 menit. Film ini diproduksi oleh Summit Entertainment dan dibintangi oleh sejumlah aktor papan atas seperti Asa Butterfield, Harrison Ford, Ben Kingsley, Viola Davis, Hailee Steinfeld, dan Abigail Breslin.
Film ini diadaptasi dari novel fiksi ilmiah terkenal karya Orson Scott Card yang berjudul sama. Ender's Game mengisahkan perjuangan manusia di masa depan saat mereka harus bersiap menghadapi serangan dari ras alien yang dikenal sebagai Formics. Di masa lalu, Formics pernah menyerang Bumi dan menewaskan jutaan manusia, menyebabkan ketakutan yang mendalam di antara penduduk planet ini.
Salah satu pahlawan penting dalam sejarah konflik ini adalah Mazer Rackham (diperankan oleh Ben Kingsley), yang dengan berani menabrakkan pesawat tempurnya ke pesawat utama Formics untuk menghentikan serangan mereka. Dalam film ini, manusia tak hanya mempersiapkan diri untuk bertahan dari serangan berikutnya, tetapi juga untuk meluncurkan serangan balik ke sarang Formics.
Fokus utama cerita berada pada karakter Andrew "Ender" Wiggin (Asa Butterfield), seorang anak muda jenius yang direkrut oleh militer Bumi untuk dilatih di akademi luar angkasa. Di bawah pengawasan Kolonel Graff (Harrison Ford), Ender ditempa untuk menjadi pemimpin yang cerdas dan taktis, yang diyakini mampu mengalahkan Formics sekali untuk selamanya.
Film ini menawarkan aksi mendebarkan, efek visual futuristik, serta eksplorasi moralitas dan etika dalam peperangan. Meski mengusung tema peperangan melawan alien, Ender’s Game juga menyelami konflik batin Ender sebagai seorang anak yang dibebani tanggung jawab besar untuk menyelamatkan umat manusia.
Advertisement
Sinopsis Film Ender
Berlatar di masa depan, umat manusia tengah berperang melawan bangsa alien yang dikenal sebagai Formics. Sebelumnya, Formics telah melakukan invasi besar-besaran ke Bumi dan menyebabkan jutaan manusia tewas. Namun, serangan mereka berhasil dihentikan oleh seorang prajurit legendaris bernama Mazer Rackham (Ben Kingsley), yang mengorbankan dirinya dengan menabrakkan pesawat tempurnya ke kapal induk Formics.
Setelah peristiwa tersebut, Armada Internasional mulai merekrut anak-anak berbakat untuk dilatih menjadi prajurit handal, guna menghadapi kemungkinan serangan Formics berikutnya. Salah satu anak berbakat yang menarik perhatian adalah Ender Wiggin (Asa Butterfield). Meski masih muda, Ender menunjukkan kecerdasan luar biasa dan keahlian strategi perang yang memukau Kolonel Hyrum Graff (Harrison Ford).
Ender kemudian direkrut ke sekolah militer luar angkasa, di mana ia bergabung dengan anak-anak berbakat lainnya. Di tengah kerasnya latihan dan simulasi perang yang dihadapi, Ender menunjukkan keunggulannya, meski harus menghadapi tantangan berat, termasuk permusuhan dari rekan-rekannya yang merasa tersaingi. Di saat ancaman Formics semakin dekat, Ender harus memimpin rekan-rekannya dalam persiapan menghadapi serangan besar.
Sambil berlatih, Ender juga berusaha mencari tahu lebih banyak tentang Formics dan alasan di balik invasi mereka ke Bumi. Mampukah Ender dan timnya menyelamatkan umat manusia dari kehancuran? Saksikan kelanjutan ceritanya dalam Ender's Game di Bioskop Trans TV malam ini.
Respon Kritikus Terhadap Ender
Film Ender's Game mendapat respon yang bervariasi dari kalangan kritikus. Beberapa kritikus memuji kesetiaan film ini terhadap materi asli, yaitu novel karya Orson Scott Card, serta tampilan visualnya yang memukau. Visualisasi dunia futuristik dan pertarungan luar angkasa di film ini diakui cukup berani dan berhasil membawa penonton masuk ke dalam atmosfer fiksi ilmiah yang intens.
Namun, kritik juga muncul karena sebagian merasa bahwa film ini gagal menangkap kedalaman dan kompleksitas yang ada dalam novel. Narasi psikologis dan perkembangan karakter dalam buku dianggap tidak tergali dengan baik di layar lebar. Adaptasi film ini dinilai kurang mampu menyalurkan kepekaan emosional dan konflik moral yang menjadi inti dari kisah Ender's Game.
Meskipun begitu, film ini tetap berhasil membangun basis penggemar setia yang menghargai upaya membawa dunia Ender ke layar lebar. Keberadaan penggemar tersebut menunjukkan bahwa, terlepas dari ulasan yang beragam, Ender's Game memberikan dampak signifikan dan tetap menjadi pengalaman menarik bagi banyak penonton.
Sayangnya performa box office film ini tidak sebanding dengan harapan, tyaitu hanya menghasilkan $125,5 juta atau sekitar 1,9 miliar rupiah. Keuntungan tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya produksi besar. Hal ini akhirnya mempengaruhi rencana untuk membuat sekuel, yang pada akhirnya dibatalkan. Meski ada diskusi tentang potensi untuk melanjutkan cerita dari novel-novel berikutnya, kenyataan finansial dunia film menjadi hambatan utama yang menghentikan franchise ini berkembang lebih jauh.
Proses Pembuatan Film Ender's Game
Sejak novel Ender's Game pertama kali diterbitkan pada tahun 1985, ceritanya langsung menarik perhatian Hollywood. Namun, perjalanan adaptasi ini tidaklah mudah. Skripnya berpindah-pindah dari satu produser ke produser lain dan bahkan sempat dibuang oleh Warner Bros. Setelah bertahun-tahun mengalami penundaan, Ender's Game akhirnya dirilis pada tahun 2013, disutradarai oleh Gavin Hood. Salah satu tantangan besar dalam mengadaptasi cerita ini adalah meringkas kisah yang berlangsung bertahun-tahun dalam novel menjadi latar waktu hanya setahun dalam film.
Dalam proses produksi, Gavin Hood dan tim menghadapi tantangan untuk menciptakan pengalaman luar angkasa yang realistis. Para aktor, termasuk Asa Butterfield yang memerankan Ender Wiggin, menjalani latihan fisik intensif untuk mensimulasikan gerakan di gravitasi nol. Latihan ini terinspirasi dari program luar angkasa Apollo, dan para aktor diinapkan di fasilitas khusus serta diberikan makanan seperti yang dikonsumsi para astronot.
Simulasi gravitasi nol menjadi salah satu elemen terpenting dalam film ini, yang membutuhkan kerja keras dan banyak latihan. Asa Butterfield sendiri mengungkapkan bahwa latihan tersebut menghabiskan banyak waktu untuk memastikan gerakan mereka terlihat alami meskipun tanpa gaya tarik bumi. Tantangan ini semakin berat karena para aktor harus berpura-pura berada di luar angkasa tanpa benar-benar merasakan kondisi tersebut.
Produksi film Ender's Game dilakukan di fasilitas milik NASA, tepatnya di Fasilitas Perakitan Michoud yang luasnya mencapai 1,87 juta kaki persegi. Di sana, tim produksi membangun set yang menyerupai sekolah militer dan kamp pelatihan seperti yang digambarkan dalam film. Penggunaan fasilitas NASA ini menambah keaslian suasana luar angkasa dalam film, memberikan pengalaman visual yang menakjubkan bagi penonton.
Dengan latar belakang produksi yang penuh tantangan ini, Ender's Game berhasil memberikan gambaran luar angkasa yang memukau, sekaligus menghadirkan perjuangan fisik yang nyata bagi para aktornya. Saksikan Ender's Game di Bioskop Trans TV jam 23.00 malam ini untuk menikmati hasil dari proses pembuatan yang penuh dedikasi dan kerja keras ini.
Advertisement