Sukses

Satu Tim, Banyak Nyawa: Pengalaman Tim SAR Parangtritis Hadapi Kasus Tenggelam

Tim SAR Parangtritis bekerja sepanjang waktu untuk memastikan keamanan para pengunjung pantai.

Liputan6.com, Jakarta Pantai Parangtritis dikenal sebagai salah satu destinasi wisata populer di Yogyakarta. Namun, pantai ini juga terkenal dengan ombaknya yang besar dan arus bawah laut yang berbahaya. Di sini, kerap terjadi kecelakaan laut, terutama kasus tenggelam.

Untuk mengatasi berbagai kejadian yang tak diinginkan, maka Tim SAR Parangtritis bekerja sepanjang waktu, untuk memastikan keamanan para pengunjung pantai.  Sepanjang tahun 2024 ini, tim SAR dari Satlinmas Wilayah Operasi III Pantai Parangtritis-Depok menghadapi serangkaian insiden tenggelam yang berhasil ditangani dengan cepat dan sigap.

Kejadian pertama terjadi pada 1 Januari 2024, ketika seorang wisatawan asal Semarang terseret ombak. Beruntung, ia berhasil diselamatkan. Kasus lainnya terjadi pada Juli di mana turis mancanegara mengalami hal serupa. Ia juga berhasil dievakuasi dengan selamat oleh petugas. Martyanto, atau yang lebih dikenal dengan sapaan Pak Jhon, salah satu anggota tim SAR, mengungkapkan bahwa upaya preventif terus dilakukan.

"Untuk mengurangi risiko kita kasih imbauan-imbauan, kita kasih rambu-rambu di tepian pantai, di pintu masuk juga ada peringatan tentang bahaya mandi di laut," katanya dalam wawancara dengan Liputan6.com pada Rabu (25/09/2024).

Keberhasilan Tim SAR Parangtritis dalam menghadapi insiden-insiden tersebut menunjukkan profesionalisme yang luar biasa.

 

2 dari 4 halaman

Pangalaman Tim SAR Tangani Kejadian Tenggelam di Parangtritis

Tim SAR (Search and Rescue) atau Tim Pencarian dan Penyelamatan adalah sekelompok personel yang dibentuk dan dilatih khusus untuk melakukan operasi pencarian, penyelamatan dan evakuasi dalam situasi darurat atau bencana. John, salah satu anggota tim SAR dari Pantai Parangtritis di Yogyakarta, berbagi pengalamannya tentang penanganan kasus-kasus tenggelam di pantai yang kerap terjadi, terutama saat musim liburan dan hari-hari besar. Dari penuturannya, tim SAR sering kali harus bersiaga ekstra pada waktu-waktu tersebut karena meningkatnya jumlah pengunjung yang tidak jarang mengabaikan peringatan keselamatan.

"Karena itu kan besar sama tidaknya itu hanya kita yang jalanin yang tahu sama korbannya. Dikatakan besar, ya besar juga. Kalau kita sering ya tidak jadi soal sebetulnya. Kebanyakan di timing-timing liburan, weekend, tanggal merah yang paling sering," ujarnya.

John juga mengungkapkan bahwa tim SAR secara rutin melakukan pelatihan dan simulasi penyelamatan setiap beberapa bulan sekali. Seluruh anggota tim dilatih untuk berenang ke tengah laut dan melakukan evakuasi korban dari laut, sebuah proses yang membutuhkan stamina fisik dan mental yang kuat. Latihan ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap anggota siap menghadapi situasi darurat kapan pun diperlukan.

"Kita setiap 3 bulan sekali atau 4 bulan sekali ada simulasi dari seluruh anggota. Kita bikin simulasi tentang korban laka laut, penanganan, begitu. Biasanya seluruh anggota renang ke tengah dan itu biasanya 2 bulan sekali atau 1 bulan sekali. Kalau tidak padat acara, seluruh personil kita masukkan ke tengah semua," tambahnya.

Selain kesiapan fisik, anggota tim SAR juga dilengkapi dengan berbagai peralatan penyelamatan seperti jet ski, perahu jukung, dan ambulance. Koordinasi antara tim SAR dengan pihak lain seperti nelayan setempat juga sangat penting, terutama jika ada kejadian darurat yang memerlukan tindakan cepat.

"Ya, kita ada untuk yang urgent banget misalnya nanti ada korban terseret sampai ke tengah, kita kejar pakai life jacket manual, nanti misalnya kita tidak bisa balik ke tepi, kita ada jet ski sama perahu jukung." tutur Jhon kepada Liputan6.com. 

 

 

3 dari 4 halaman

Merangkum Data Laka Laut di Pantai Parangtritis

Satlinmas Rescue Istimewa di wilayah operasi III Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki rangkuman data komprehensif mengenai jumlah penyelamatan, penanganan korban kecelakaan laut dan penemuan jenazah. Data-data ini mencakup periode waktu dari tahun 1991 hingga 2023 dan memberikan gambaran jelas tentang upaya yang telah dilakukan oleh tim SAR, dalam menjaga keselamatan para pengunjung pantai, khususnya dalam menangani kecelakaan laut yang sering terjadi di kawasan wisata tersebut.

Dalam rentang waktu yang cukup panjang, yakni dari 1991 hingga 2023, tim SAR berhasil menyelamatkan total 1.072 korban dari kecelakaan laut. Periode 1991-2010 mencatat angka penyelamatan tertinggi dengan 496 korban yang berhasil diselamatkan.

Setelah itu, pada periode 2011-2015, jumlah korban yang diselamatkan menurun menjadi 340 orang. Periode berikutnya mencatat fluktuasi jumlah penyelamatan. Pada tahun 2016, tim SAR berhasil menyelamatkan 50 korban, namun angka ini menurun drastis pada tahun 2017 dengan hanya 32 korban yang diselamatkan.

Pada tahun-tahun selanjutnya, data terus menunjukkan perubahan, dengan puncak terendah pada tahun 2021, di mana hanya 6 korban yang berhasil diselamatkan. Namun, pada tahun 2023 terdapat peningkatan yang signifikan dengan 53 korban berhasil diselamatkan, angka yang mencerminkan komitmen dan kesiapan tim SAR dalam menangani situasi darurat.

"Nanti di 2025 kita itu include kejadian laka laut, diselamatkan, ketemu meninggal, hilang, penemuan mayat, korban luka dalam kasus. Kita yang rujuknya kan setiap 6 tahun sekali. Nanti itu ada sampai 2030, kita bikin 2024 baru keluar datanya setelah kita pertahun itu selesai." papar Jhon selaku anggota tim SAR wilayah III.

Upaya penyelamatan yang konsisten selama lebih dari tiga dekade ini, mencerminkan dedikasi tinggi tim SAR dalam melindungi nyawa pengunjung, serta respons cepat mereka terhadap situasi darurat di Pantai Parangtritis.

 

 

4 dari 4 halaman

Fasilitas dan Sarana Prasarana Tim SAR

Untuk mendukung operasi pencarian dan penyelamatan, tim ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan peralatan yang esensial. Salah satu fasilitas utama yang dimiliki oleh Tim SAR adalah perahu jukung, yang dirancang untuk beroperasi di perairan yang berombak, memungkinkan mereka untuk menjangkau lokasi kejadian dengan lebih efektif. Selain itu, mereka juga memiliki jet ski yang memberikan kemampuan mobilitas cepat, sangat berguna dalam situasi darurat yang memerlukan respons segera.

"Kita di SAR 5 Wilayah 3 sudah ada saran-prasaranannya. Jet ski, trail, ATV sama ambulans dan yang lain-lain. Sudah, kita sudah ada pola tahapnya. Misalnya kita terseret ke tengah sama korban itu langsung nanti kita masukkan perahu atau jet ski untuk evakuasi ke tepian," ujar Jhon.

Selain itu, tim SAR secara rutin mengadakan pelatihan dan simulasi penyelamatan untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim memiliki keterampilan yang diperlukan dan siap menghadapi berbagai situasi darurat yang mungkin muncul.

"Kita juga ada sosialisasi dan edukasi kemasyarakat, di Instagram, Youtube, sama Tiktok. Selalu bikin konten dan kita kasih himbauan kepada seluruh pengunjung. Ada simulasi, Titik-titik yang menenggelamkan, kita praktekan langsung dengan teman-teman kita." Tutup John.

Dengan fasilitas yang lengkap dan pelatihan yang intensif, Tim SAR Parangtritis berkomitmen untuk memberikan rasa aman bagi pengunjung pantai. Keberadaan mereka tidak hanya penting dalam menangani situasi darurat, tetapi juga dalam memberikan edukasi mengenai keselamatan di laut, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan.