Sukses

5 Fakta Putri Duyung Asli atau Tidak? Misteri yang Akhirnya Terkuak

Faktanya, mitos putri duyung bukan hanya milik satu budaya.

Liputan6.com, Jakarta - Pecinta mitologi dan cerita rakyat tentu penasaran dengan kebenaran di balik legenda putri duyung asli atau tidak. Kisah makhluk setengah manusia setengah ikan ini telah memikat imajinasi manusia selama ribuan tahun di berbagai belahan dunia. Faktanya, mitos putri duyung bukan hanya milik satu budaya, melainkan tersebar luas dengan versi cerita yang beragam.

Penelitian ilmiah terkini telah mengungkap beberapa fakta menarik tentang asal-usul legenda putri duyung asli atau tidak. Profesor di Pusat Penelitian LIPI-BRIN, Prof Dr Ir Ibnu Maryanto, di acara live "Eureka!: Makhluk Mitologi Indonesia" pada 21 Maret 2022, memaparkan perspektif ilmiah mengenai makhluk mitologi ini. Penjelasannya membuka wawasan baru tentang hubungan antara mitos dan realitas di balik cerita putri duyung.

Meskipun bukti ilmiah menunjukkan bahwa putri duyung asli atau tidak hanyalah mitos, keberadaan hewan laut seperti dugong dan manatee mungkin menjadi inspirasi di balik legenda ini. Artikel ini akan mengupas lima fakta menarik seputar putri duyung, menggali akar sejarahnya, dan menelusuri bagaimana mitos ini tetap hidup di era modern.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Kamis (26/9/2024).

2 dari 3 halaman

Asal-usul Mitos Putri Duyung

Legenda putri duyung memiliki sejarah panjang yang berakar dari berbagai budaya di seluruh dunia. Pertanyaan tentang putri duyung asli atau tidak telah menjadi bahan perdebatan selama ribuan tahun. Melansir dari situs web Live Science, cerita tentang makhluk setengah manusia setengah ikan ini dapat ditelusuri hingga ke zaman Yunani kuno, lebih dari 3.000 tahun yang lalu.

Mitos putri duyung tidak hanya terbatas pada satu region. Di berbagai belahan dunia, dari Eropa hingga Asia, terdapat versi cerita putri duyung yang unik.

Misalnya, di Jepang dikenal Ningyo, makhluk air yang memiliki wajah manusia namun tubuh ikan. Sementara itu, legenda Eropa mengenal Melusine, putri duyung dengan dua ekor. Keragaman ini menunjukkan bahwa meskipun putri duyung asli atau tidak masih diperdebatkan, konsep makhluk air setengah manusia ini telah menjadi bagian integral dari folklore global.

Perspektif Ilmiah tentang Putri Duyung

Dari sudut pandang ilmiah, pertanyaan tentang putri duyung asli atau tidak telah mendapat jawaban yang cukup jelas. Prof Dr Ir Ibnu Maryanto, memberikan penjelasan ilmiah mengenai asal-usul mitos putri duyung. Menurutnya, makhluk mitologi seperti putri duyung seringkali berasal dari simbol yang memiliki makna tertentu dalam suatu budaya.

Prof Ibnu menjelaskan bahwa dalam konteks putri duyung, "putri" melambangkan sosok wanita atau ibu yang berperan dalam regenerasi, sementara "duyung" merujuk pada binatang laut. Interpretasi ilmiah ini menyoroti bagaimana mitos putri duyung asli atau tidak sebenarnya mencerminkan nilai-nilai budaya dan pemahaman manusia tentang alam.

Meskipun tidak ada bukti ilmiah tentang keberadaan putri duyung, mitos ini tetap menarik karena menggabungkan elemen manusia dan alam dalam satu sosok yang memikat.

Dugong: Wujud Nyata di Balik Mitos

Meskipun putri duyung asli atau tidak masih menjadi perdebatan, ilmuwan telah mengidentifikasi hewan laut yang mungkin menjadi inspirasi di balik mitos ini. Prof Ibnu Maryanto menegaskan bahwa dalam dunia ilmiah, "putri duyung" yang sebenarnya adalah hewan Dugong dengan nama latin Dugong dugon. Hewan ini termasuk dalam kategori megaherbivora laut dan tersebar di berbagai belahan dunia.

Dugong memiliki karakteristik yang menarik yang mungkin berkontribusi pada mitos putri duyung. Hewan ini mampu mengonsumsi hingga 30 kg tumbuhan air per hari, menunjukkan perannya yang vital dalam ekosistem laut. Kemampuan Dugong untuk berenang dengan anggun dan sesekali muncul ke permukaan air mungkin telah menginspirasi cerita tentang putri duyung asli atau tidak.

Meskipun jelas bahwa Dugong bukanlah makhluk mistis setengah manusia, keberadaannya memberikan landasan faktual yang menarik untuk eksplorasi lebih lanjut tentang asal-usul mitos putri duyung.

 

3 dari 3 halaman

Laporan Penampakan Putri Duyung Sepanjang Sejarah

Sepanjang sejarah, telah ada banyak klaim tentang penampakan putri duyung yang menambah intrik pada pertanyaan putri duyung asli atau tidak. Melansir dari buku "Incredible Mysteries and Legends of the Sea" karya Edward Snow, terdapat kisah seorang kapten laut di lepas pantai Newfoundland yang mengaku pernah bertemu dengan putri duyung pada tahun 1614. Laporan-laporan semacam ini, meskipun tidak dapat diverifikasi secara ilmiah, telah membantu memperkuat mitos putri duyung dalam imajinasi publik.

Di era modern, klaim penampakan putri duyung masih sesekali muncul. Contohnya, pada tahun 2009, dilaporkan adanya penampakan makhluk menyerupai putri duyung di lepas pantai Kiryat Yam, Israel. Meskipun kemungkinan besar ini hanyalah kesalahan identifikasi atau bahkan hoax, insiden seperti ini menunjukkan bahwa mitos putri duyung asli atau tidak masih memiliki daya tarik yang kuat dalam budaya populer. Fenomena ini juga menggambarkan bagaimana legenda dapat bertahan dan beradaptasi di era informasi modern.

Putri Duyung dalam Budaya Populer Modern

Meskipun secara ilmiah telah terbukti bahwa putri duyung asli atau tidak hanyalah mitos, keberadaan makhluk ini tetap kuat dalam budaya populer modern. Dari film animasi seperti "The Little Mermaid" hingga acara televisi, putri duyung terus memikat imajinasi publik.

Bahkan, sebuah program spesial Animal Planet berjudul "Mermaids: The Body Found" yang ditayangkan pada tahun 2012 berhasil memicu kembali minat dan perdebatan publik tentang keberadaan putri duyung. Fenomena ini menunjukkan bagaimana mitos dapat bertahan dan bahkan berkembang di era modern. Meskipun bukti ilmiah jelas menunjukkan bahwa putri duyung asli atau tidak hanyalah fiksi, daya tarik cerita ini tetap kuat.

Putri duyung telah menjadi simbol yang mewakili misteri laut, kecantikan, dan hubungan manusia dengan alam. Keberadaan mereka dalam berbagai bentuk media dan merchandise menunjukkan bahwa meskipun tidak nyata secara fisik, putri duyung tetap hidup dalam imajinasi dan budaya manusia.

Â