Sukses

Manufaktur Adalah Sektor Penting dalam Perkembangan Ekonomi, Ketahui Jenis-jenisnya

Manufaktur adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah.

Liputan6.com, Jakarta Industri manufaktur adalah bagian penting dalam perekonomian suatu negara, termasuk di Indonesia. Pada tahun 2021, sektor ini menyumbang hampir 20% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menjadikannya salah satu kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Angka ini menegaskan betapa krusialnya peran manufaktur dalam menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja, serta mendukung stabilitas ekonomi jangka panjang.

Manufaktur adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi yang memiliki nilai tambah. Dalam skala besar, industri ini menggunakan peralatan, mesin, dan teknologi canggih untuk menciptakan barang yang akan dipasarkan kepada konsumen, baik melalui jaringan distribusi grosir maupun eceran. Proses produksi yang efisien dan terstruktur inilah yang membantu perusahaan meningkatkan keuntungan dengan menekan biaya, sekaligus memenuhi permintaan pasar akan produk-produk berkualitas.

Sebagai salah satu motor penggerak ekonomi, industri manufaktur adalah pencinta lapangan pekerjaan sekaligus pendorong inovasi dan perkembangan teknologi, sehingga memperkuat daya saing suatu negara di kancah global. Berikut ulasan lebih lanjut tentang apa itu manufaktur yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (26/9/2024).

2 dari 4 halaman

Apa itu Manufaktur?

Manufaktur adalah salah satu proses penting dalam perekonomian modern yang berfokus pada pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi dengan nilai tambah. Proses ini melibatkan serangkaian langkah yang menggunakan alat, tenaga kerja, mesin, dan seringkali teknologi canggih untuk memastikan efisiensi dan kualitas hasil akhir. Melalui manufaktur, bahan mentah seperti logam, plastik, dan bahan kimia diubah menjadi produk siap pakai seperti kendaraan, alat elektronik, dan makanan olahan.

Dalam konteks industri, manufaktur mencakup banyak sektor, mulai dari pengolahan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, hingga perakitan produk jadi yang siap didistribusikan kepada konsumen. Industri ini sangat bergantung pada penggunaan mesin-mesin besar dan tenaga kerja dalam jumlah yang signifikan, sehingga proses produksinya seringkali dilakukan dalam skala besar. Perusahaan manufaktur memainkan peran penting dalam ekonomi global dengan menciptakan produk yang memenuhi kebutuhan pasar, serta membuka lapangan kerja yang luas.

Sektor manufaktur di Indonesia menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya berfungsi sebagai penghasil barang, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam menciptakan nilai tambah dari produk yang dihasilkan. Dengan proses produksi yang kompleks dan terstruktur, industri ini mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, mulai dari barang konsumen sehari-hari hingga produk industri berat seperti mesin dan kendaraan.

3 dari 4 halaman

Sistem Kerja Manufaktur

Sistem Sistem kerja dalam industri manufaktur merupakan struktur yang kompleks dan terorganisir, yang bertujuan untuk mengubah bahan baku mentah menjadi produk jadi dengan nilai tambah. Di Indonesia, sektor ini sangat vital dalam mendukung perekonomian, berfungsi sebagai penggerak utama yang tidak hanya menyediakan barang, tetapi juga menciptakan lapangan kerja yang signifikan.

Proses manufaktur dimulai dari pengolahan bahan mentah. Bahan-bahan ini dipilih dan disiapkan untuk kemudian diproses melalui berbagai tahap produksi. Di sinilah peran mesin, peralatan, dan tenaga kerja menjadi sangat penting. Dalam banyak kasus, perusahaan manufaktur beroperasi dalam skala besar, yang berarti mereka seringkali menggunakan mesin besar dan melibatkan banyak pekerja untuk memastikan proses berjalan lancar dan efisien.

Setiap langkah dalam proses produksi diatur oleh standar operasional prosedur (SOP), yang dirancang untuk menjaga konsistensi dan kualitas produk akhir. Proses ini biasanya meliputi beberapa tahap, seperti pengolahan, perakitan, dan pengujian, yang semuanya harus dilakukan dengan cermat. Proses pengolahan dapat mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi, yang kemudian dirakit atau dimodifikasi lebih lanjut menjadi produk jadi.

Perusahaan manufaktur juga berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Setelah produk selesai diproduksi, barang tersebut didistribusikan melalui berbagai saluran, mulai dari grosir hingga eceran, agar sampai ke tangan konsumen. Hal ini menuntut perusahaan untuk mengelola rantai pasokan dengan baik, memastikan bahwa produk dapat tersedia sesuai dengan permintaan pasar.

Dengan meningkatnya permintaan dari konsumen, perusahaan manufaktur diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi mereka. Ini berarti bahwa perusahaan harus selalu beradaptasi dengan perubahan pasar, baik dalam hal teknologi maupun metode produksi. Keberadaan perusahaan-perusahaan ini sangat penting, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan barang, tetapi juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

4 dari 4 halaman

Jenis Manufaktur

Berikut adalah tiga jenis manufaktur yang umum diterapkan dalam bisnis.

1. Make-To-Stock (MTS)

Make-To-Stock adalah teknik di mana pabrik memproduksi barang dan menyimpannya dalam persediaan, biasanya di toko atau showroom. Proses produksi dilakukan berdasarkan estimasi permintaan pasar. Keunggulan dari metode ini adalah efisiensi melalui skala ekonomi, memungkinkan perusahaan untuk menentukan target produksi dan kebutuhan bahan baku dengan tepat. Namun, terdapat risiko terkait kelebihan atau kekurangan stok, biaya tetap yang tidak terpakai, serta potensi ketidakcocokan produk dengan preferensi konsumen.

2. Make-To-Order (MTO)

Berbeda dengan MTS, Make-To-Order adalah teknik produksi yang baru dimulai setelah menerima pesanan dari konsumen. Proses ini biasanya memerlukan penandatanganan kontrak kerja sama sebelum produksi dimulai. Keuntungan dari metode ini adalah kemampuan untuk menetapkan harga premium pada produk yang mungkin tidak umum di pasaran. Namun, kelemahannya adalah pendapatan baru akan diperoleh setelah penjualan, konsumen harus menunggu produk diproduksi, dan fluktuasi permintaan dapat menyebabkan periode bisnis yang melambat.

3. Make-To-Assemble (MTA)

Make-To-Assemble adalah teknik di mana pabrik memproduksi komponen yang akan dirakit menjadi produk akhir. Metode ini memungkinkan pabrik untuk memenuhi pesanan dengan cepat, karena komponen yang sudah diproduksi dapat segera dirakit sesuai permintaan. Namun, risiko yang mungkin muncul adalah adanya persediaan komponen yang tidak terpakai jika permintaan konsumen rendah.

Â