Sukses

Bersama Gamaliel GAC, Cecil Yang Tunjukkan Kepercayaan Dirinya Lewat Musik Hip-Hop

Single 321 (I'm Callin') ditulis sendiri oleh Cecil Yang dengan bantuan Gamaliel dari GAC yang menciptakan melodinya.

Liputan6.com, Jakarta Penyanyi muda berbakat, Cecil Yang, mengambil langkah berani dalam karier musiknya. Di tengah tren musisi yang cenderung memilih lagu-lagu bernuansa ballad, Cecil justru memilih jalur hiphop sebagai identitas musiknya. Langkah ini ditandai dengan peluncuran single debutnya yang berjudul 321 (I'm Callin').

Single 321 (I'm Callin') ditulis sendiri oleh Cecil Yang dengan bantuan Gamaliel dari GAC yang menciptakan melodinya. Proses pembuatan lagu ini hanya memakan waktu beberapa bulan, dan akhirnya resmi dirilis sebagai single debutnya bersama Sony Music Entertainment Indonesia pada 26 September 2024.

"Perasaan saya sangat senang karena ini adalah debut pertama saya di Sony. Sebelumnya, saya pernah merilis lagu sendiri. Saya juga memiliki hari perilisan, dan ketika saya memutar lagunya, rasanya tidak percaya akhirnya lagu ini dirilis. Ada perasaan sangat bahagia dan terharu karena akhirnya rilis dan semua orang bisa mendengarnya," ujar Cecil Yang di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2024).

2 dari 3 halaman

Lebih Dikenal

Berbicara tentang genre hiphop yang digelutinya, Cecil Yang mengungkapkan bahwa musik ini telah lama menjadi bagian dari dirinya. Oleh karena itu, ia memilih untuk menempuh jalur sebagai rapper dalam karier musiknya.

"Aku mulai mengenal hiphop pada tahun 2019 dan 2020, karena saat menulis lagu, banyak energi yang tersalurkan. Dalam hiphop, liriknya banyak dan padat, sehingga energi yang aku keluarkan lebih maksimal," jelasnya.

"Terutama ketika emosiku sedang tinggi dan bergejolak, aku menyalurkannya melalui lirik yang terhubung dengan hiphop," tambah Cecil.

3 dari 3 halaman

Perempuan Mandiri

Melalui lagu 321 (I'm Callin'), Cecil Yang ingin menyampaikan pandangannya mengenai wanita mandiri. Ia juga mengaitkan hal ini dengan keputusannya untuk mendalami musik Hiphop, yang masih sering dianggap memiliki segmentasi terbatas dalam industri musik Indonesia.

"Menjadi rapper perempuan itu tidak mudah, tetapi juga tidak terlalu sulit. Ada perasaan, 'masa saya tidak bisa, masa hanya laki-laki saja'. Namun, karena passion sejak kecil, ketika menjalaninya tidak seberat yang dibayangkan, ditambah dukungan dari kru membuat perasaannya lebih santai," jelasnya.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence