Liputan6.com, Jakarta Dalam hubungan romansa atau percintaan, semua tentu mendambakan pasangan yang penuh perhatian, peduli, dan romantis. Namun, terkadang perhatian yang berlebihan di awal hubungan justru bisa menjadi tanda bahaya yang perlu diwaspadai. Salah satu pola perilaku yang sering muncul di awal hubungan dan tampak seperti cinta yang luar biasa adalah love bombing.
Love bombing adalah taktik manipulatif di mana seseorang memberikan perhatian, pujian, dan kasih sayang secara berlebihan kepada pasangannya pada awal hubungan. Ini dilakukan untuk menciptakan ketergantungan emosional yang sangat kuat, sehingga korban merasa sangat terikat dan sulit melepaskan diri.
Baca Juga
Meski terdengar seperti kasih sayang yang ideal, love bombing sebenarnya adalah awal dari pola hubungan yang tidak sehat. Tujuannya bukan untuk mencintai, tetapi untuk mengendalikan. Berikut adalah tujuh tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin sedang menjadi korban love bombing dalam hubunganmu. Simak uraiannya di bawah ini, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(30/9/2024).
Advertisement
1. Kamu Menerima Banyak Pujian dalam Waktu yang Singkat
Salah satu indikasi paling mencolok dari love bombing adalah pujian yang berlebihan. Di tahap awal hubungan, pelaku love bombing mungkin akan terus-menerus memuji betapa luar biasanya dirimu, betapa menarik atau menawannya penampilanmu, bahkan mungkin menyebutmu sebagai "cinta sejatinya" setelah hanya beberapa kali bertemu.
Walaupun anda senang menerima pujian, terlalu banyak pujian dalam waktu singkat sering kali merupakan tanda peringatan. Pelaku love bombing menggunakan pujian ini untuk membuatmu merasa istimewa dan tak tergantikan, menciptakan ketergantungan emosional yang membuatmu sulit berpikir jernih tentang hubungan tersebut. Kamu mungkin merasa terpesona oleh kata-katanya, tetapi penting untuk bertanya pada diri sendiri: apakah hubungan ini berkembang terlalu cepat?
Advertisement
2. Terlalu Banyak Perhatian Bisa Membebani
Love bombing sering kali tampak seperti perhatian yang berlebihan. Pelaku mungkin terus-menerus menghubungimu, mengirimi pesan setiap saat, menelepon tanpa henti, atau bahkan selalu ingin bertemu. Sekilas, ini bisa terasa menyenangkan, seolah-olah pasanganmu benar-benar tertarik dan peduli padamu.
Namun, perhatikan bagaimana perhatian ini terasa. Jika kamu merasa lelah atau kewalahan oleh banyaknya perhatian yang kamu terima, itu bisa menjadi tanda love bombing. Hubungan yang sehat seharusnya memberikan ruang bagi setiap individu untuk bernapas dan menjalani kehidupan mereka sendiri, bukan membanjiri dengan kehadiran yang begitu intens.
3. Semuanya Terjadi Begitu Cepat
Dalam hubungan yang sehat, perkembangan perasaan dan komitmen biasanya terjadi secara bertahap. Namun, dalam kasus love bombing, segala sesuatu sering kali bergerak dengan sangat cepat. Pelaku mungkin akan segera berbicara tentang pernikahan, anak-anak, atau bahkan masa depan kalian bersama hanya setelah beberapa minggu atau bulan berkenalan.
Ini adalah bagian dari strategi pelaku love bombing untuk membuatmu merasa bahwa hubungan ini sangat penting dan istimewa. Namun, jika segala sesuatunya terasa terlalu cepat hingga kamu merasa bingung atau kewalahan, itu mungkin bukan cinta sejati melainkan manipulasi.
Advertisement
4. Dia Mulai Meminta Seluruh Waktumu
Pelaku love bombing biasanya berusaha mendominasi waktumu. Pada awalnya, mungkin dia akan mengajakmu ke tempat-tempat romantis, merencanakan kencan mendadak, atau memberikan kejutan-kejutan manis yang seolah tak ada habisnya. Namun, di balik semua itu, terdapat keinginan untuk mengontrol dan memastikan bahwa kamu tidak memiliki waktu untuk masalah lain, terutama untuk dirimu sendiri atau orang-orang di sekitarmu.
Jika pasanganmu mulai merasa cemburu ketika kamu menghabiskan waktu dengan teman atau keluarga, atau marah jika kamu tidak segera merespons pesannya, itu adalah tanda bahwa hubungan tersebut bisa menjadi tidak sehat.
5. Kamu Merasa Terlalu Tergantung Secara Emosional
Dalam pola love bombing, tujuan utama pelaku adalah membuatmu bergantung secara emosional padanya. Mereka ingin kamu merasa tidak bisa hidup tanpa mereka, atau bahwa kebahagiaanmu sepenuhnya bergantung pada kehadiran mereka dalam hidupmu.
Seiring berjalannya waktu, kamu mungkin merasa mulai kehilangan identitasmu sendiri dan menyesuaikan dirimu dengan apa yang pasanganmu inginkan. Kamu merasa perlu mengorbankan kebutuhan atau keinginanmu demi kebahagiaannya. Ini adalah tanda bahwa kamu mungkin telah terjebak dalam hubungan manipulatif.
Â
Advertisement
6. Pasanganmu Sangat Dominan
Setelah fase awal love bombing berakhir, pelaku sering kali mulai menunjukkan sifat pengendali. Mereka mungkin mulai menentukan apa yang kamu pakai, siapa saja yang boleh kamu temui, atau bahkan memonitor aktivitasmu di media sosial.
Semua ini dibungkus dengan alasan "kepedulian" atau "melindungi" dirimu. Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka hanya menginginkan yang terbaik untukmu, tetapi sebenarnya, ini adalah cara mereka untuk mengendalikan hidupmu dan memastikan bahwa kamu sepenuhnya bergantung pada mereka.
7. Kamu Mulai Merasa Terperangkap dan Khawatir Kehilangan Mereka
Di suatu titik, kamu mungkin mulai merasa bahwa hubungan ini tidak sehat, namun kamu merasa takut untuk mengakhirinya. Pelaku love bombing akan membuatmu percaya bahwa hubungan ini adalah yang terbaik yang bisa kamu miliki, dan jika kamu meninggalkannya, kamu akan kehilangan segalanya.
Kamu mungkin merasa terperangkap dalam hubungan ini, meskipun kamu menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Ketakutan akan kehilangan perhatian dan kasih sayang yang diberikan di awal hubungan bisa membuatmu bertahan lebih lama dari yang seharusnya.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement