Liputan6.com, Jakarta Apakah kamu sudah menyaksikan film 'Dua Hati Biru' yang dibintangi oleh aktor tampan Angga Yunanda dan aktris mempesona Nurra Datau? Film ini menyajikan kisah perjalanan hidup Angga dan Nurra sebagai pasangan orangtua, mengandung banyak nilai positif yang bisa kita pelajari.
Kisahnya berpusat pada Angga yang harus merawat anak kecilnya seorang diri karena Nurra, sang ibu, harus melanjutkan studinya di Korea. Ketika akhirnya kembali, Nurra dihadapkan dengan berbagai masalah keluarga yang kompleks.
Baca Juga
Tayang 2025, Intip Sinopsis dan Daftar Pemain Film HOW TO TRAIN YOUR DRAGON Live Action
Nirina Zubir Nangis saat Menyabet Piala Citra FFI 2024 Kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, Ini Alasannya
Ringgo Agus Rahman Teteskan Air Mata Akhirnya Bisa Menang Piala Citra untuk Pertama Kali pada Ajang FFI 2024
Meskipun terlihat dramatis, film ini menampilkan perjalanan penuh makna dan perjuangan sepasang orangtua dalam mendidik anak mereka agar tumbuh menjadi pribadi yang baik dan menjadi teladan. Melalui berbagai tantangan, air mata, dan perdebatan, mereka akhirnya berhasil menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, di mana setiap anggota keluarga saling menghargai keputusan satu sama lain.
Advertisement
Jadi, apa saja nilai-nilai yang bisa kita ambil dari kisah Angga dan Nurra dalam film 'Dua Hati Biru'? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini yang dilansir oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (1/10/2024).
1. Anak Adalah refleksi orangtua
Seorang anak sering kali melihat orangtuanya sebagai panutan atau teladan. Hal ini karena orangtua adalah figur yang paling sering ditemui anak dalam kesehariannya. Oleh karena itu, orangtua seharusnya selalu menunjukkan sikap baik kepada anak dan berusaha untuk tidak menampilkan perilaku buruk di hadapan mereka.
Dalam beberapa adegan, terlihat Angga sebagai Bima dan Nurra sebagai Dara, sering bertengkar dan berdebat yang didengar dan dilihat oleh anak mereka, Adam. Akibatnya, sikap Adam berubah dan ia ikut marah kepada kedua orangtuanya.
Sebaliknya, ketika Dara dan Bima tampak bahagia, Adam juga ikut merasa senang. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk berperilaku baik di depan anak, karena sikap kita sangat mempengaruhi mereka.
Advertisement
2. Setiap orang memiliki cara parenting yang berbeda-beda
Dalam adegan tersebut, terlihat bahwa dalam mengasuh anak, Dara dan mertuanya memiliki pendekatan parenting yang sangat berbeda. Dara menginginkan anaknya tumbuh mandiri, sementara mertuanya tidak tega berpisah dengan cucunya, sehingga cucunya menjadi dimanjakan.
Tentunya, dalam situasi seperti itu, kita akan kesulitan untuk menemukan keseimbangan dan kompromi. Namun, pada kenyataannya, semua itu adalah upaya seorang ibu untuk menunjukkan kasih sayang dan cinta kepada anaknya.
Setiap orang harus memahami bahwa tidak masalah gaya parenting apa yang diterapkan, karena sebagian orang memiliki caranya sendiri. Yang paling penting adalah bagaimana kita memberikan kenyamanan dan dampak positif pada anak.
3. Mengajukan pertanyaan ke ahlinya
Di era modern ini, perlu juga menyiapkan individu yang siap menerima segala perkembangan, termasuk munculnya profesi psikolog atau konselor anak. Jika kamu ingin disebut sebagai manusia yang berkembang, kamu harus bisa menerima dan tidak skeptis terhadap eksistensi serta manfaat dari profesi psikolog anak tersebut.
Dalam adegan terlihat karakter ayah, yaitu Bima, merasa sudah cukup mampu merawat anaknya sendiri tanpa bantuan psikolog. Namun, kenyataannya, bantuan dari psikolog dapat membuat Adam menjadi anak yang lebih baik dan lebih terbuka dengan lingkungan sekitar, terutama terhadap ibunya.
Tidak ada salahnya meminta bantuan kepada psikolog untuk memperbaiki masalah rumah tangga. Bahkan, terkadang kamu memerlukan pihak luar, terutama yang ahli di bidangnya, untuk menilai solusi apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi keluarga tersebut.
Advertisement
4. Signifikansi peran orangtua
Peran orangtua sangat krusial dalam masa perkembangan anak. Dalam film tersebut, dikisahkan bahwa Adam tidak mendapatkan kehadiran dari ibunya, Dara, selama sekitar 1-2 tahun dalam hidupnya. Selama periode tersebut, Adam hanya ditemani oleh kakeknya, dua neneknya, dan ayahnya, Bima.
Meskipun Adam tetap tumbuh dan berkembang menjadi anak yang aktif, tidak dapat dipungkiri bahwa kasih sayang langsung dari seorang ibu sangat penting selama masa pertumbuhan anak. Dengan kehadiran kedua orangtuanya, pertumbuhan Adam akan lebih optimal dan maksimal.
Itulah beberapa pelajaran yang bisa kamu ambil dari kisah Angga dan Nurra dalam film 'Dua Hati Biru'. Ayo, refleksikan kembali, apakah gaya pengasuhanmu selama ini sudah tepat dan memberikan efek positif bagi anak-anakmu?
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence