Liputan6.com, Jakarta "Take Me to Church" adalah lagu yang mengubah segalanya bagi Andrew Hozier-Byrne, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Hozier. Dirilis pada tahun 2013 sebagai single debut, lagu ini tidak hanya menjadi batu loncatan karir sang musisi Irlandia, tetapi juga menjadi fenomena global yang memicu diskusi tentang cinta, seksualitas, dan kritik sosial.
Baca Juga
Advertisement
Dengan lirik yang kaya akan metafora dan melodi yang menghanyutkan, "Take Me to Church" berhasil menggabungkan elemen-elemen folk, soul, dan blues menjadi sebuah komposisi yang memukau. Lagu ini tidak hanya memikat telinga pendengar dengan aransemen musiknya yang kuat, tetapi juga mengundang mereka untuk merenung lebih dalam tentang makna di balik kata-katanya.
Dalam artikel ini, kita akan menyelami berbagai aspek dari "Take Me to Church", mulai dari inspirasi di balik penciptaannya, analisis mendalam terhadap liriknya, hingga dampak yang ditimbulkannya di industri musik dan masyarakat luas. Mari kita mulai perjalanan untuk memahami mengapa lagu ini begitu resonan dan tetap relevan hingga hari ini, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (1/10/2024).
Lirik dan Chord "Take Me to Church"
Em         Am   Em
  My lover's got humour
           Am    G
She's the giggle at a funeral
         Am      Em
Knows everybody's disapproval
              Am    Em
I should've worshipped her sooner
          Am     Em
If the Heavens ever did speak
           Am      G
She is the last true mouthpiece
            Am      Em
Every Sunday's getting more bleak
        Am      D
A fresh poison each week
          C/G
'We were born sick,' you heard them say it
Â
Em            Am     Em
  My church offers no absolutes
               Am     G
She tells me 'worship in the bedroom'
            Am     Em
The only heaven I'll be sent to
         Am     D
Is when I'm alone with you
         C/G
I was born sick, but I love it
C/G
   Command me to be well Â
Â
[Pre-Chorus]Â
Â
(C/G)   G    C  G   Cm  G   Cm G
Aaaaaaaa-aaa   Aaa-men  Aaa-men  Aaa-men Â
Â
[Chorus]Â
Â
G F# Â F# Â F Â Â Â Em
   Take me to church, I'll worship like a dog at the shrine of your lies
B Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â G
  I'll tell you my sins and you can sharpen your knife
       Am
Offer me that deathless death
Â
   Em
Good God, let me give you my lifeÂ
Â
Am G Â G Â Â F# Â Â Â Em
   Take me to church, I'll worship like a dog at the shrine of your lies
B Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â G
  I'll tell you my sins and you can sharpen your knife
       Am
Offer me that deathless death
   Em             Am G  G F#
Good God, let me give you my life Â
Â
[Verse 2]Â
Â
Em             Am      Em
  If I'm a pagan of the good times
        Am     G
My lover's the sunlight
            Am     Em
To keep the Goddess on my side
       Am      D
She demands a sacrifice
            C/G
To drain the whole sea
           Em
Get something shiny
            Am      Em
Something meaty for the main course
           Am       G
That's a fine looking high horse
          Am     Em
What you got in the stable?
            Am     D
We've a lot of starving faithful
         C/G
That looks tasty
          C/G
That looks plenty
        G F#
This is hungry work Â
Â
[Chorus]Â
Â
   F# F   Em
Take me to church, I'll worship like a dog at the shrine of your lies
B Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â G
  I'll tell you my sins so you can sharpen your knife
     Am
Offer my deathless death
   Em
Good God, let me give you my lifeÂ
Am G Â G Â Â F# Â Â Â Em
   Take me to church, I'll worship like a dog at the shrine of your lies
B Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â G
  I'll tell you my sins so you can sharpen your knife
      Am
Offer me my deathless death
   Em             Am G  G F#
Good God, let me give you my life  [Bridge]Â
C Â Â Â Â Â Â Â Â G Â Â Â Â Â Â Â B Â Â Â Â Em
  No masters or kings when the ritual begins
     C      G        B      Em
There is no sweeter innocence than our gentle sin
  C        G       B      Em
In the madness and soil of that sad earthly scene
   C     G      B     Em
Only then I am human, only then I am cleanÂ
G/D Â G/C Â C Â GÂ Â
Â
[Pre-Chorus]Â
(G)   C  G   Cm  G   Cm  G
Aaaaaaaaaaa-men  Aaa-men  Aaa-men  [Chorus]Â
G F# Â F# Â F Â Â Â Em
   Take me to church, I'll worship like a dog at the shrine of your lies
B Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â G
  I'll tell you my sins and you can sharpen your knife
       Am
Offer me that deathless death
   Em
Good God, let me give you my lifeÂ
Am G Â G Â Â F# Â Â Â Em
   Take me to church, I'll worship like a dog at the shrine of your lies
B Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â G
  I'll tell you my sins and you can sharpen your knife
       Am
Offer me that deathless death
   Em             Am G  G F#  Em
Good God, let me give you my life
Advertisement
Latar Belakang
Penciptaan Lagu
"Take Me to Church" lahir dari pengalaman dan observasi Hozier terhadap dinamika sosial dan personal di sekitarnya. Lagu ini ditulis pada tahun 2013 ketika Hozier masih berada di awal-awal karirnya sebagai musisi. Proses penciptaan lagu ini sendiri cukup unik, dengan Hozier merekamnya di loteng rumahnya di Irlandia.
Inspirasi utama lagu ini datang dari refleksi Hozier tentang hubungan antara seksualitas, cinta, dan institusi keagamaan. Ia mengungkapkan bahwa lagu ini adalah sebuah cara untuk mengekspresikan frustrasinya terhadap dogma-dogma yang menurutnya membatasi ekspresi cinta dan seksualitas manusia.
Konteks Sosial dan Budaya
Saat "Take Me to Church" dirilis, dunia sedang menghadapi berbagai isu sosial yang berkaitan dengan hak-hak LGBT+. Di beberapa negara, termasuk Rusia yang kemudian menjadi latar video musik lagu ini, kebijakan-kebijakan yang dianggap diskriminatif terhadap komunitas LGBT+ sedang hangat diperdebatkan.
Lagu ini muncul sebagai sebuah respon artistik terhadap situasi tersebut, mengangkat tema-tema universal seperti cinta dan penerimaan diri, sambil secara halus mengkritik institusi-institusi yang dianggap membatasi kebebasan berekspresi.
Analisis Lirik
Metafora dan Simbolisme
Lirik "Take Me to Church" penuh dengan metafora dan simbolisme yang kaya. Beberapa baris yang paling mencolok adalah:
1. "My lover's got humor / She's the giggle at a funeral" - Menggambarkan kontras antara kebahagiaan cinta dan norma sosial yang membatasi.
2. "I'll worship like a dog at the shrine of your lies" - Menunjukkan pengabdian yang hampir membabi buta, meskipun didasari oleh kebohongan.
3. "Offer me that deathless death / Good God, let me give you my life" - Menyiratkan keinginan untuk menyerahkan diri sepenuhnya dalam cinta, bahkan jika itu berarti "kematian" metaforis.
Tema Utama
Beberapa tema utama yang dapat diidentifikasi dalam lirik "Take Me to Church" antara lain:
1. Cinta dan Seksualitas: Lagu ini merayakan cinta dan seksualitas sebagai sesuatu yang alami dan indah.
2. Kritik terhadap Institusi: Ada kritik halus terhadap institusi-institusi yang dianggap membatasi ekspresi cinta dan seksualitas.
3. Pengabdian dan Penyerahan Diri: Lirik menggambarkan tingkat pengabdian yang intens dalam sebuah hubungan.
4. Konflik Internal: Ada pergulatan batin antara keinginan untuk mengekspresikan diri dan tekanan sosial yang dirasakan.
Interpretasi Makna
Meskipun banyak yang menginterpretasikan "Take Me to Church" sebagai kritik langsung terhadap agama, Hozier sendiri menyatakan bahwa lagu ini lebih luas dari itu. Ia menjelaskan bahwa lagu ini adalah tentang merayakan kemanusiaan dan seksualitas sebagai sesuatu yang alami dan indah.
Penggunaan bahasa religius dalam lirik berfungsi sebagai metafora untuk menggambarkan intensitas cinta dan pengabdian. Lagu ini mengajak pendengar untuk "menyembah" di "gereja" cinta dan kemanusiaan, bukan di institusi yang mungkin membatasi ekspresi diri mereka.
Advertisement
Produksi dan Gaya Musik
Elemen Musikal
"Take Me to Church" menggabungkan beberapa genre musik, menciptakan suara yang unik dan mencolok:
1. Folk: Terdengar dari struktur lagu dan gaya bernyanyi Hozier.
2. Blues: Pengaruh blues terasa kuat dalam melodi dan progresi akord.
3. Gospel: Elemen gospel hadir dalam harmoni vokal dan struktur refrainnya.
Instrumentasi lagu ini relatif sederhana namun efektif, dengan piano sebagai instrumen utama yang didukung oleh drum, gitar, dan backing vocal yang kuat.
Produksi
Menariknya, versi awal "Take Me to Church" direkam oleh Hozier di loteng rumahnya. Meskipun kemudian lagu ini direkam ulang di studio profesional, banyak elemen dari rekaman asli yang dipertahankan, memberikan lagu ini karakter yang otentik dan intim.
Rob Kirwan, yang sebelumnya bekerja dengan musisi seperti U2 dan PJ Harvey, dipilih sebagai produser untuk membantu menyempurnakan suara lagu ini tanpa menghilangkan esensi aslinya.
Dampak dan Penerimaan
Kesuksesan Komersial
"Take Me to Church" menjadi fenomena global yang tak terduga. Lagu ini:
- Menduduki peringkat teratas di lebih dari 12 negara
- Mendapat sertifikasi multi-platinum di beberapa negara, termasuk lima kali platinum di Amerika Serikat
- Menjadi lagu terlaris kedua di tahun 2014 secara digital
Kesuksesan ini mengantarkan Hozier dari seorang musisi indie yang relatif tidak dikenal menjadi bintang internasional dalam waktu singkat.
Penghargaan dan Nominasi
Lagu ini mendapatkan berbagai penghargaan dan nominasi bergengsi, termasuk:
- Nominasi Song of the Year di Grammy Awards 2015
- Billboard Music Award untuk Top Rock Song
- Ivor Novello Award untuk Best Song Musically and Lyrically
Penghargaan-penghargaan ini semakin menegaskan dampak signifikan "Take Me to Church" dalam industri musik.
Resepsi Kritikus
Para kritikus musik umumnya memberikan pujian untuk "Take Me to Church". Mereka memuji kekuatan vokal Hozier, lirik yang mendalam, dan kemampuan lagu ini untuk menggabungkan berbagai genre musik secara mulus.
Beberapa kritikus juga menghargai keberanian Hozier dalam mengangkat tema-tema sensitif melalui musiknya, meskipun ada juga yang merasa bahwa pesan lagu ini terlalu ambigu.
Advertisement
Kontroversi dan Diskusi
Interpretasi Religius
Meskipun Hozier menegaskan bahwa lagu ini bukan tentang mengkritik agama secara langsung, "Take Me to Church" tetap memicu diskusi dan debat tentang hubungan antara agama, seksualitas, dan kebebasan berekspresi.
Beberapa kelompok religius merasa bahwa lagu ini merendahkan keyakinan mereka, sementara yang lain melihatnya sebagai kritik yang valid terhadap dogma yang membatasi.
Isu LGBT+
Video musik "Take Me to Church" yang menampilkan cerita tentang pasangan gay yang menghadapi kekerasan homofobik di Rusia memicu diskusi lebih lanjut tentang hak-hak LGBT+ di seluruh dunia.
Lagu ini dianggap oleh banyak orang sebagai himne tidak resmi untuk gerakan hak-hak LGBT+, meskipun Hozier sendiri menyatakan bahwa ia tidak secara khusus menulis lagu ini untuk komunitas tertentu.
Â
Pengaruh
Awal Karir yang Meroket
"Take Me to Church" menjadi batu loncatan yang luar biasa bagi karir Hozier. Dari seorang musisi indie yang relatif tidak dikenal, ia tiba-tiba menjadi nama yang diperhitungkan dalam industri musik internasional.
Kesuksesan lagu ini membuka pintu bagi Hozier untuk tampil di berbagai acara TV bergengsi dan festival musik besar di seluruh dunia. Ini juga membantu album debutnya yang self-titled untuk mendapatkan perhatian luas dan sukses komersial.
Tantangan Pasca-Kesuksesan
Meskipun "Take Me to Church" membawa kesuksesan besar, ia juga membawa tantangan tersendiri bagi Hozier. Ekspektasi yang tinggi untuk karya-karya selanjutnya menciptakan tekanan yang signifikan.
Dalam beberapa wawancara, Hozier mengakui bahwa ia merasa perlu untuk "menjauh" sejenak dari kesuksesan "Take Me to Church" untuk dapat berkreasi dengan bebas untuk album keduanya.
Perkembangan Musikal
Kesuksesan "Take Me to Church" memungkinkan Hozier untuk mengeksplorasi berbagai gaya musik dalam karya-karya selanjutnya. Album keduanya, "Wasteland, Baby!" (2019), menunjukkan perkembangan musikal yang signifikan sambil tetap mempertahankan elemen-elemen yang membuat "Take Me to Church" begitu disukai.
Â
Advertisement
Warisan dan Relevansi
Pengaruh dalam Industri Musik
"Take Me to Church" membantu membuka jalan bagi musisi-musisi indie lainnya untuk mendapatkan pengakuan mainstream. Lagu ini juga menginspirasi banyak musisi untuk lebih berani dalam mengangkat tema-tema sosial dan personal yang mendalam dalam karya mereka.
Relevansi Sosial
Tema-tema yang diangkat dalam "Take Me to Church" - seperti kebebasan berekspresi, penerimaan diri, dan kritik terhadap institusi yang membatasi - tetap relevan hingga hari ini. Lagu ini terus menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi banyak orang yang merasa terpinggirkan atau dibatasi oleh norma sosial.
Posisi dalam Sejarah Musik Pop
"Take Me to Church" telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu lagu defining dari dekade 2010-an. Kemampuannya untuk menggabungkan lirik yang mendalam dengan melodi yang catchy menjadikannya contoh sempurna dari potensi musik pop untuk menjadi medium ekspresi artistik yang kuat.
"Take Me to Church" adalah lebih dari sekedar hit pop. Lagu ini adalah sebuah statement artistik yang kuat tentang cinta, kebebasan, dan kemanusiaan. Melalui liriknya yang penuh metafora dan musiknya yang menghanyutkan, Hozier berhasil menciptakan sebuah karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak pendengarnya untuk merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan mereka.
Kesuksesan global "Take Me to Church" membuktikan bahwa musik pop masih memiliki kekuatan untuk memicu diskusi sosial yang penting. Lagu ini menunjukkan bahwa sebuah karya seni yang autentik dan berani dapat menembus batas-batas genre dan budaya, menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia.
Saat kita merenungkan warisan "Take Me to Church", kita diingatkan akan kekuatan musik untuk menyuarakan kebenaran, menantang status quo, dan merayakan keindahan kemanusiaan dalam segala kompleksitasnya. Lagu ini akan terus menjadi sumber inspirasi dan refleksi bagi generasi mendatang, mengingatkan kita akan pentingnya cinta, penerimaan, dan kebebasan berekspresi dalam kehidupan kita.