Liputan6.com, Jakarta Anemia adalah masalah kesehatan yang terus-menerus terjadi di seluruh dunia. Bahkan, prevalensi tertinggi anemia ditemukan di Asia Tenggara. Ada berbagai jenis anemia, tetapi yang paling umum adalah Anemia Defisiensi Zat Besi (Iron Deficiency Anemia/IDA).
Gejala-gejala yang disebabkan oleh IDA meliputi kelelahan, pusing, dan sakit kepala yang dapat memengaruhi kualitas hidup penderita. Kelompok yang paling rentan terhadap anemia adalah perempuan dan anak-anak. Menurut WHO, anak-anak di bawah usia 5 tahun, terutama bayi dan anak di bawah usia 2 tahun, sangat berisiko terkena anemia.
Selain itu, remaja perempuan dan perempuan dewasa yang sedang menstruasi, ibu hamil, dan perempuan pasca persalinan juga memiliki risiko tinggi terkena anemia. Simak penjelasan dibawah ini, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (2/10/2024).
Advertisement
Macam dan Sebab Anemia
Menurut PennMedicine, anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang memadai. Sel darah merah memiliki peran penting dalam mengantarkan oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Berikut adalah beberapa jenis anemia:
- Anemia akibat kekurangan Vitamin B12
- Anemia karena kekurangan Asam Folat
- Anemia akibat kekurangan Zat Besi
- Anemia yang disebabkan oleh penyakit kronis
- Anemia Hemolitik
- Anemia Aplastik Idiopatik
- Anemia Megaloblastik
- Anemia Pernisiosa
- Anemia Sel Sabit
- Thalasemia
Tubuh memerlukan jumlah yang cukup dari vitamin, mineral, dan nutrisi untuk memproduksi sel darah merah yang sesuai dengan kebutuhan. Tiga komponen utama dalam pembentukan sel darah merah adalah zat besi, vitamin B12, dan asam folat.
Kekurangan nutrisi tersebut dapat disebabkan oleh pola makan yang buruk, perubahan pada lapisan lambung atau usus yang mempengaruhi penyerapan nutrisi, atau operasi yang menghilangkan bagian tertentu dari lambung.
Advertisement
Penambahan Zat Besi dan Anemia
Penelitian klinis SANOIN yang didukung oleh P&G Health mengungkapkan efektivitas suplementasi zat besi dalam meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb), kualitas hidup, serta mengurangi gejala anemia defisiensi zat besi. Penelitian ini menyoroti pentingnya suplementasi zat besi dalam perawatan kesehatan.
Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kadar Hb dalam waktu 14 hari, pemulihan gejala dalam 30 hari, dan peningkatan kualitas hidup perempuan dengan IDA saat menerima suplementasi zat besi.
Dr. Narcisa Sonia Comia, Dokter Spesialis Hematologi dari Mary Mediatrix Medical Center, Filipina, dan Peneliti Utama SANOIN, menyatakan bahwa penelitian ini melibatkan 97 perempuan berusia 15-55 tahun yang mengalami IDA dengan gejala ringan hingga sedang di enam rumah sakit di Filipina. Setelah menerima suplementasi zat besi selama 90 hari, berbagai gejala IDA berkurang secara signifikan dalam waktu 30 hari.
Christopher J. L. Soriano, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Ateneo de Manila University School of Medicine and Public Health, Filipina, dan Co-Peneliti Utama SANOIN, menyatakan bahwa suplementasi zat besi sangat bermanfaat bagi perawatan kesehatan, dan memberikan pilihan yang aman dan efektif bagi perempuan Filipina untuk meningkatkan kesehatan mereka sehingga dapat merawat diri sendiri, anak-anak, dan keluarga mereka dengan lebih baik.
Ia berharap penelitian ini dapat diterima dengan baik oleh para praktisi kesehatan di seluruh Asia Tenggara agar mereka dapat segera mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi beban penyakit anemia defisiensi zat besi ini.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence