Sukses

Nikmati Hari Tua, Ini 3 Negara Asia yang Ideal untuk Tempat Pensiun Ramah Lansia

Ingin merencanakan hidup setelah pensiun atau di hari tua? Tidak perlu jauh-jauh, coba tinggal di 3 negara Asia berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta Menikmati masa pensiun dengan tenang dan nyaman adalah impian banyak orang. Setelah bertahun-tahun bekerja keras, masa pensiun seharusnya menjadi waktu untuk bersantai dan menikmati hidup. Memilih lokasi yang tepat untuk menghabiskan masa tua menjadi keputusan penting yang dapat mempengaruhi kualitas hidup di masa pensiun.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan termasuk biaya hidup, kualitas layanan kesehatan, iklim, serta keramahan penduduk setempat terhadap para lansia. Asia, dengan keanekaragaman budaya dan keindahan alamnya, menawarkan beberapa pilihan menarik bagi mereka yang ingin menikmati masa pensiun di lingkungan yang mendukung dan ramah lansia.

Berdasarkan forbes.com, ada tiga negara di Asia yang menonjol sebagai destinasi ideal untuk pensiun. Negara-negara ini tidak hanya menawarkan biaya hidup yang terjangkau, tetapi juga memiliki fasilitas kesehatan yang baik dan komunitas yang ramah, selengkapnya dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Jum'at(11/10/2024).

2 dari 4 halaman

1. Thailand

Thailand menyediakan visa pensiun bagi individu berusia minimal 55 tahun dengan berbagai keuntungan, seperti kemudahan tinggal, pembebasan pajak penghasilan dari luar negeri, dan hak untuk membeli properti. Syaratnya adalah menyetor sejumlah dana ke rekening bank lokal atau memiliki penghasilan bulanan sebesar 65.000 baht.

Visa ini berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang tanpa batas waktu. Lansia berusia di atas 60 tahun mendapatkan diskon 50% untuk transportasi umum serta diskon 5% hingga 20% dari maskapai penerbangan regional dan perusahaan penyewaan mobil.

Thailand dikenal dengan keramahan penduduknya, budaya yang kaya, biaya hidup yang terjangkau, pantai yang indah, kuil bersejarah, taman nasional yang menakjubkan, serta sistem kesehatan berkualitas dengan biaya yang murah. Beberapa museum dan tempat wisata menawarkan tiket gratis bagi lansia, menjadikan Thailand sebuah destinasi menarik bagi para lansia yang ingin menikmati masa pensiun dengan nyaman dan terjangkau.

3 dari 4 halaman

2. Bali, Indonesia

Di dalam budaya Bali, para tetua dihargai sebagai sumber kebijaksanaan dan secara tradisional menjadi bagian penting dari keluarga serta masyarakat. Keluarga Bali tinggal dalam kompleks rumah di mana beberapa generasi hidup bersama dengan harmonis. Bali terkenal dengan pantainya yang memukau, pemandangan tropisnya, dan budayanya yang khas, namun kebaikan serta rasa hormat terhadap orang tua menambah keistimewaan pulau ini.

Penduduk lokal menyambut tamu dengan senyuman, dan tradisi keluarga Bali sangat memperhatikan serta menghormati para tetua. Pulau Dewata ini menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, budaya yang kaya, dan penduduk yang ramah. Bali menyediakan berbagai pilihan akomodasi, mulai dari vila mewah hingga hostel yang terjangkau. Biaya hidup di Bali juga relatif murah jika dibandingkan dengan negara-negara Barat.

4 dari 4 halaman

3. Filipina

Filipina menawarkan gaya hidup yang khas dengan pemandangan yang mempesona, perairan laut yang luar biasa, dan pantai tropis yang menawan. Negara ini memiliki visa khusus untuk pensiunan dengan persyaratan usia minimal 50 tahun, penghasilan bulanan sebesar $800, dan deposit investasi aktif sebesar $10.000. Visa ini memberikan manfaat seperti pembebasan bea cukai dan hak untuk mendapatkan tunjangan dari Perusahaan Asuransi Kesehatan Filipina.

Filipina memiliki iklim tropis yang hangat, pantai yang menakjubkan, dan penduduknya terkenal karena keramahan dan sikap hormat terhadap orang tua. Negara ini juga menawarkan biaya hidup yang sangat terjangkau, terutama untuk makanan dan akomodasi. Bahasa Inggris digunakan secara luas di Filipina, sehingga memudahkan komunikasi bagi para lansia asing.

Itulah beberapa negara yang bisa Kamu pertimbangkan untuk menghabiskan masa tua. Adakah negara yang menjadi pilihanmu.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence