Liputan6.com, Jakarta - Rusdi Kirana, pendiri maskapai Lion Air, telah menjadi sosok yang menarik perhatian publik tidak hanya di dunia bisnis, tetapi juga di ranah politik Indonesia. Pria kelahiran Cirebon, 17 Agustus 1963 ini memulai kariernya dengan mendirikan Lion Air pada Oktober 1999, menggunakan modal awal US$10 juta.
Keputusannya untuk terjun ke dunia politik pada 2013 menimbulkan pertanyaan: Rusdi Kirana partai apa?
Melansir dari Antara, Rusdi Kirana bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2013. Ia langsung menduduki posisi strategis sebagai Wakil Ketua Umum PKB pada 12 Januari 2014. Kehadirannya di PKB membawa angin segar bagi partai berlambang bola dunia hijau tersebut, meskipun kariernya di partai ini terbilang singkat namun berpengaruh.
Advertisement
Baca Juga
Popularitas Rusdi Kirana di dunia bisnis tidak lepas dari keberhasilannya mengembangkan Lion Air menjadi salah satu maskapai terbesar di Indonesia. Slogannya "We Make People Fly" sejalan dengan kebijakan tiket terjangkau yang ia terapkan, menjadikan Lion Air sebagai pilihan utama bagi banyak masyarakat Indonesia.
Perpaduan antara kesuksesan bisnisnya dan keterlibatannya dalam politik menjadikan Rusdi Kirana sebagai figur yang menarik untuk diketahui lebih lanjut.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Rabu (2/10/2024).
Rusdi Kirana Partai Apa?
Rusdi Kirana, sosok yang terkenal sebagai pendiri maskapai Lion Air, memutuskan untuk terjun ke dunia politik pada 2013. Melansir dari Antara, Rusdi Kirana bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan resmi menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai pada 12 Januari 2014.
Keputusannya untuk bergabung dengan PKB menjawab pertanyaan banyak pihak tentang Rusdi Kirana partai apa.
Pilihan Rusdi untuk bergabung dengan PKB tidak terlepas dari kekaguman dan respeknya terhadap sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Rusdi mengungkapkan bahwa PKB memiliki arti khusus baginya sebagai wadah politik NU di bawah kepemimpinan Gus Dur. Ia menghargai visi Gus Dur yang dianggapnya mendalam dan strategis, serta perannya sebagai bapak reformasi yang paling utama.
Kehadiran Rusdi Kirana di PKB membawa dinamika baru bagi partai tersebut. Sebagai seorang pengusaha sukses, Rusdi membawa pengalaman dan perspektif yang berbeda ke dalam dunia politik. Posisinya sebagai Wakil Ketua Umum PKB menunjukkan kepercayaan partai terhadap kapabilitasnya, meskipun ia tergolong baru dalam kancah politik.
Namun, karier politik Rusdi Kirana di PKB terbilang singkat. Pada 2015, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi Wakil Ketua Umum PKB setelah dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) oleh Presiden Joko Widodo. Keputusan ini menandai berakhirnya masa jabatan Rusdi di PKB, meskipun pengaruhnya masih terasa dalam dinamika partai.
Meskipun sudah tidak lagi menjabat di PKB, Rusdi Kirana tetap menjadi figur yang dikenal dalam dunia politik Indonesia. Pengalamannya di PKB, meskipun singkat, telah memberikan warna tersendiri dalam perjalanan politiknya. Rusdi Kirana partai PKB mungkin sudah menjadi bagian masa lalu, namun jejaknya dalam partai tersebut tetap menjadi bagian penting dari sejarah politik Indonesia kontemporer.
Advertisement
Sosok Rusdi Kirana di Dunia Politik
Perjalanan Rusdi Kirana di dunia politik dimulai dengan bergabungnya ia ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 2013. Melansir dari berbagai sumber, keputusan Rusdi untuk terjun ke dunia politik mengejutkan banyak pihak, mengingat reputasinya yang lebih dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang penerbangan.
Rusdi Kirana partai PKB menjadi awal mula kiprahnya di panggung politik nasional.
Tidak butuh waktu lama bagi Rusdi untuk menduduki posisi strategis di PKB. Pada 12 Januari 2014, ia resmi menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai. Posisi ini menunjukkan kepercayaan yang besar dari PKB terhadap kapabilitas dan potensi Rusdi dalam dunia politik. Kehadirannya di PKB membawa perspektif baru, terutama dari sudut pandang seorang pengusaha yang sukses di bidangnya.
Karier politik Rusdi semakin berkembang ketika ia dipercaya untuk menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada periode 2015 hingga 2017.
Posisi ini menempatkan Rusdi sebagai salah satu penasihat presiden Joko Widodo di awal masa pemerintahannya. Peran ini menunjukkan bahwa meskipun baru dalam dunia politik, Rusdi dianggap memiliki kapasitas untuk memberikan masukan strategis bagi kebijakan nasional.
Selanjutnya, Rusdi Kirana mendapat kepercayaan baru dari Presiden Joko Widodo. Pada 18 Mei 2017, ia ditunjuk sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Malaysia. Dalam posisi ini, Rusdi berjanji untuk memprioritaskan penanganan isu Tenaga Kerja Indonesia (TKI), baik yang legal maupun ilegal, terutama Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang jumlahnya sangat banyak di negara tersebut.
Meskipun kariernya di dunia politik terbilang singkat, dampak kehadiran Rusdi Kirana cukup signifikan. Pengalamannya sebagai pengusaha sukses membawa perspektif baru dalam pengambilan keputusan politik. Kiprahnya di PKB, Wantimpres, dan sebagai Duta Besar menunjukkan bahwa Rusdi mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam berbagai peran di kancah politik nasional dan internasional.
Bisnis Rusdi Kirana
Melansir dari Antara, Rusdi Kirana dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan maskapai Lion Air yang terkenal dengan harga tiket terjangkaunya. Bisnis maskapai penerbangan ini dimulai oleh Rusdi dengan modal awal US$10 juta pada Oktober 1999.
Ia menggagas "revolusi" dalam dunia penerbangan dengan konsep biaya murah (low cost carrier), sebuah langkah berani yang awalnya menuai banyak kontroversi.
Kebijakan tiket murah yang diterapkan Lion Air sejalan dengan slogan "We Make People Fly." Meskipun pada awalnya menuai banyak tentangan, terutama dari sesama perusahaan penerbangan, Rusdi tetap teguh dengan visinya. Ia bahkan pernah menghadapi interogasi selama tujuh jam di Komisi IV DPR-RI, dihujat dan dihujani pertanyaan soal modal asing hingga rasa nasionalismenya.
Melansir dari Bloomberg, meskipun tidak ada angka pasti yang diungkapkan secara resmi mengenai total kekayaan Rusdi Kirana, namun dapat dilihat dari skala bisnis yang dijalankannya. PT Lion Mentari Airlines atau Lion Air, yang merupakan bagian dari Lion Group milik Rusdi Kirana, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk kembali melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rencana IPO ini diperkirakan bernilai sekitar Rp7,7 triliun, yang mencerminkan besarnya skala bisnis yang dikelola oleh Rusdi Kirana.
Berkat kegigihannya, dalam waktu enam tahun Lion Air berhasil memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Dari sisi jumlah penumpang, Lion meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40 persen dari seluruh segmen pasar. Pada tahun 2004, Lion Air bahkan berhasil menempati posisi kedua setelah Garuda Indonesia dalam jumlah penumpang yang diterbangkan.
Kesuksesan ini tidak membuat Rusdi Kirana berpuas diri. Ia terus mengembangkan bisnis Lion Air Group, yang kini membawahi beberapa anak perusahaan seperti Lion Air, Wings Air, Batik Air, Malindo Air, Thai Lion Air, hingga Super Air Jet. Rusdi juga melakukan berbagai terobosan dalam hal infrastruktur, seperti bekerja sama dengan TNI AU dan PT Dirgantara Indonesia untuk menyewa hanggar di Lapangan Udara Husein Sastranegara, Bandung sebagai Lion maintenance facility (LMF).
Dalam perkembangan bisnisnya, Rusdi Kirana tidak hanya fokus pada penerbangan domestik. Lion Air juga merambah pasar internasional dengan melayani penerbangan ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Ho Chi Minh, dan Seoul.
Rencana pengembangan ke Asia Tengah dan Asia Timur, seperti Hong Kong dan Tiongkok, menunjukkan ambisi Rusdi untuk menjadikan Lion Air Group sebagai pemain kunci dalam industri penerbangan di kawasan Asia. Kesuksesan bisnisnya ini menjadi landasan kuat bagi Rusdi Kirana ketika ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik, membawa pengalaman dan visinya sebagai pengusaha ke ranah kebijakan publik.
Advertisement