Sukses

Manajer Perusahaan Ini Selalu Datangi Karyawan yang Cuti Sakit, Tuai Kontroversi

Kebijakan unik cuti karyawan

Liputan6.com, Jakarta  Cuti dari pekerjaan menjadi hal wajar di sebuah perusahaan. Ada banyak jenis cuti, mulai dari cuti tahunan hingga cuti sakit. Karyawan biasanya memanfaatkan cuti ini untuk beristirahat dan memulihkan diri. Namun, Tesla, perusahaan mobil listrik yang terkenal, punya kebijakan berbeda dalam memperlakukan karyawannya yang mengambil cuti sakit.

Perusahaan ini viral karena manajernya, André Thierig, sering dijenguk atasan ketika mengambil cuti sakit. Di Tesla, karyawan yang sedang tidak bekerja karena sakit tidak selalu dibiarkan beristirahat di rumah. 

Manajer perusahaan tersebut bahkan langsung mengunjungi karyawan untuk memeriksa keadaan mereka. Praktik ini sempat menjadi sorotan publik. Salah satu pabrik Tesla di Jerman menerapkan kebijakan ini pada karyawan mereka yang cuti sakit dalam beberapa bulan terakhir. 

Beberapa karyawan mengaku merasa tidak nyaman dengan cara ini, tetapi manajemen justru menganggapnya sebagai langkah untuk meningkatkan etos kerja. Berikut Liputan6.com mengulas kebijakan kerja viral ini melansir dari India Times, Kamis (3/10/2024). 

2 dari 4 halaman

Kembalikan Etos Kerja

Manajemen Tesla berpendapat bahwa kunjungan ke rumah karyawan yang cuti sakit adalah cara untuk meningkatkan etos kerja. Menurut André Thierig, kunjungan tersebut bertujuan memastikan karyawan tetap fokus pada tanggung jawab mereka meskipun sedang cuti. Melansir dari beberapa sumber, Thierig menekankan pentingnya etos kerja dalam menjaga produktivitas perusahaan.

Kebijakan ini dianggap perlu untuk mencegah karyawan memanfaatkan cuti sakit secara tidak semestinya. Karyawan yang cuti dalam jangka waktu lama, menurut Thierig, harus tetap diawasi agar tidak merugikan perusahaan. Banyak perusahaan lain yang memandang praktik ini sebagai langkah untuk memastikan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan karyawan sakit.

Namun, beberapa karyawan merasa tidak nyaman dengan kebijakan ini. Karyawan yang seharusnya beristirahat malah merasa tertekan karena takut dijenguk oleh manajer. Meski demikian, Tesla bersikukuh bahwa kebijakan ini berdampak positif pada peningkatan etos kerja secara keseluruhan.

3 dari 4 halaman

Data Cuti Sakit Meningkat

Tingkat cuti sakit di pabrik Gigafactory Tesla di Berlin mengalami peningkatan signifikan. Pada bulan Agustus 2024, angka cuti sakit mencapai 17%, jauh di atas rata-rata industri otomotif Jerman yang hanya sekitar 5%. Melansir dari laporan perusahaan, banyak karyawan cuti sakit secara bersamaan, terutama menjelang akhir pekan.

Lonjakan ini membuat manajemen Tesla mengambil tindakan tegas. Seorang manajer pabrik mengunjungi sekitar dua lusin karyawan yang cuti sakit untuk memverifikasi kondisi mereka. Karyawan cuti yang dijenguk atasan tersebut kebanyakan sudah absen selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Tesla mengklaim bahwa langkah ini diambil untuk meminimalisir potensi penyalahgunaan cuti sakit. Banyak karyawan cuti dalam waktu yang berdekatan, sehingga memicu kekhawatiran akan adanya manipulasi. Manajer berharap kebijakan ini bisa menekan angka karyawan yang mengambil cuti secara tidak bertanggung jawab.

4 dari 4 halaman

Jadi Kontroversi

Kebijakan Tesla ini menuai kontroversi di kalangan publik. Banyak yang mempertanyakan apakah tindakan manajer yang mengunjungi karyawan saat cuti sakit melanggar privasi. Praktik ini viral di media sosial, dengan banyak pengguna yang mengkritik kebijakan tersebut sebagai bentuk kontrol berlebihan.

Melansir dari diskusi di Reddit, beberapa karyawan Tesla berbagi pengalaman mereka tentang dijenguk atasan saat cuti sakit. Sebagian besar merasa tidak nyaman dengan kunjungan tersebut, karena justru membuat mereka tidak bisa benar-benar beristirahat. Namun, pihak Tesla tetap mempertahankan kebijakan ini dengan alasan untuk memastikan etos kerja tetap tinggi.

Kritik dari berbagai pihak terus mengalir, menyoroti apakah kebijakan ini benar-benar diperlukan. Beberapa ahli menyatakan bahwa kebijakan seperti ini bisa memperburuk kondisi psikologis karyawan. Meski demikian, Tesla tampaknya tidak akan mengubah aturan tersebut dalam waktu dekat.