Sukses

Tanda Kelelahan Kronis yang dapat Memicu Kematian, Jangan Sepelekan

Dalam kasus ekstrem, kelelahan yang diabaikan dapat berkontribusi pada kondisi medis yang lebih serius, bahkan bisa memicu kematian.

Liputan6.com, Jakarta Kelelahan merupakan kondisi yang hampir pasti dialami oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini tidak mengenal batasan usia, pekerjaan, atau status sosial. Saat seseorang mengalami kelelahan, dampaknya bisa sangat signifikan terhadap produktivitas dan kualitas hidup, terutama dalam hal menurunnya semangat dan motivasi untuk menjalankan aktivitas rutin.

Manifestasi kelelahan dapat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Penting untuk dicatat bahwa kelelahan bukan hanya masalah fisik, tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan mental, seperti meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Meskipun sering dianggap sebagai hal biasa, kelelahan yang berkepanjangan atau kronis sebenarnya dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan. Dalam kasus ekstrem, kelelahan yang diabaikan dapat berkontribusi pada kondisi medis yang lebih serius, bahkan bisa memicu kematian. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda kelelahan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengelolanya secara efektif.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai tanda-tanda kelelahan kronis yang dapat memicu kematian yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (3/10/2024).

2 dari 4 halaman

Penyebab Kelelahan

Kelelahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satu yang paling umum adalah aktivitas fisik yang berlebihan tanpa istirahat yang cukup. Ketika seseorang terlalu memaksakan diri dalam beraktivitas, baik itu dalam pekerjaan maupun olahraga, tanpa memberikan waktu yang memadai untuk pemulihan, tubuh akan mengalami kelelahan. Hal ini terjadi karena cadangan energi tubuh terkuras habis dan otot-otot mengalami ketegangan berlebih. Akibatnya, bukan hanya kelelahan fisik yang dirasakan, tetapi juga dapat menyebabkan kelelahan mental dan emosional.

Di sisi lain, kurangnya aktivitas fisik juga dapat menjadi penyebab kelelahan yang sering diabaikan. Meskipun terdengar kontradiktif, gaya hidup yang terlalu sedentari atau kurang bergerak dapat membuat tubuh menjadi lemah dan mudah lelah. Ketika seseorang jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik, kapasitas kardiovaskular dan kekuatan otot akan menurun, sehingga tubuh menjadi lebih cepat lelah bahkan saat melakukan aktivitas ringan. Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi kualitas tidur, yang pada gilirannya berkontribusi pada perasaan lelah yang berkepanjangan.

Faktor gaya hidup lainnya yang berkontribusi terhadap kelelahan adalah kurangnya tidur dan pola makan yang tidak sehat. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk pemulihan tubuh dan pikiran. Ketika seseorang secara konsisten kurang tidur, baik dalam hal durasi maupun kualitas, tubuh tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk meregenerasi sel-sel dan memulihkan energi. Sementara itu, pola makan yang tidak seimbang atau kekurangan nutrisi tertentu juga dapat menyebabkan kelelahan. Konsumsi makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh, serta rendah serat dan nutrisi penting, dapat menyebabkan fluktuasi energi yang drastis dan kelelahan kronis. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan tidak hanya jumlah tidur dan aktivitas fisik, tetapi juga kualitas asupan nutrisi untuk menjaga tingkat energi yang optimal.

3 dari 4 halaman

Tanda Kelelahan yang Bisa Memicu Kematian

Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Vito A. Damay, terdapat beberapa tanda yang bisa memicu kematian adalah sebagai berikut ini:

  1. Tidak merespons dengan baik saat dipanggil
  2. Tidak dapat makan secara normal
  3. Tidak nyambung saat diajak bicara

Dilansir dari laman Time Megazine, dr. Alan Yeung, direktur medis di Stanford Cardiovascular Health, mengatakan bahwa kelelahan dapat terjadi akibat adanya stres yang mempengaruhi setiap orang.

Perlu diketahui, stres mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Namun ada dua jenis stres emosional yang dapat berdampak pada jantung. Stres akut biasanya terjadi secara tiba-tiba setelah peristiwa traumatis, seperti kecelakaan mobil atau gempa bumi, sedangkan stres kronis menumpuk seiring berjalannya waktu. Perilaku tidak sehat, seperti pola makan yang buruk atau tidak berolahraga, juga terkait dengan stres kronis akibat bekerja berjam-jam, dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah atau kolesterol.

Ketika seseorang menghadapi salah satu jenis stres tingkat tinggi, detak jantung dan tekanan darahnya dapat meningkat. Tingginya tingkat kedua jenis stres tersebut dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan gagal jantung. Jika anda menemukan tanda-tanda kelalahan kronis pada tubuh, jangan ragu untuk segera konsultasikan kepada dokter.

4 dari 4 halaman

Kebiasaan Sehat yang Bisa Diterapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

1. Mengelola stres

Stres adalah hal yang tidak terhindarkan. Namun, Anda dapat belajar mengelolanya dengan merencanakan berbagai hal agar tidak ada yang terlupa, mengambil waktu untuk relaks dan melakukan hobi, atau melakukan yoga atau meditasi. Mencatat hal-hal yang patut Anda syukuri juga dapat membuat jiwa lebih tenang.

2. Istirahat cukup

Istirahat cukup adalah kunci mendapatkan tubuh dan pikiran yang sehat. Pastikan jam tidur Anda terpenuhi dengan membiasakan tidur dan bangun di waktu yang sama. Mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik dapat menjadi aktivitas menjelang tidur yang membantu tubuh untuk istirahat.

3. Berhenti melakukan kebiasaan buruk yang membahayakan kesehatan

Pertimbangkan untuk berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, terutama jika Anda berisiko atau sudah menderita penyakit diabetes, depresi, artritis, atau penyakit jantung.

4. Minum yang cukup

Selanjutnya, anda bisa lebih banyak mengonsumsi air putih setiap hari. Minimal dalam satu hari mengonsumsi minuman air mineral sebanyak 3 liter.

5. Mengurangi konsumsi kafein

Ubahlah kebiasaan ada dari hal kecil yang setiap hari sering anda lakukan, mulailah dengan mengurangi konsumsi kafein mulai dari teh, kopi, dan makanan yang mengandung kafein lainnya.