Â
Liputan6.com, Jakarta Alpukat, buah bertekstur lembut dan rasa yang kaya, telah lama dikenal sebagai sumber nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain daging buahnya yang sering digunakan dalam berbagai hidangan, biji alpukat ternyata menyimpan potensi manfaat yang tak kalah penting. Meskipun sering diabaikan dan dibuang, biji alpukat mengandung senyawa kimia seperti saponin, alkaloid, flavonoid, tanin, dan polifenol, yang semuanya memiliki sifat bioaktif yang dapat mendukung kesehatan tubuh.
Salah satu manfaat tersembunyi dari biji alpukat adalah kemampuannya untuk membantu menurunkan kadar kolesterol, menjadikannya solusi alami yang patut dipertimbangkan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam biji alpukat dapat berperan dalam menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Saponin, misalnya, dikenal karena kemampuannya untuk mengikat kolesterol dan mencegah penyerapan di usus.
Advertisement
Selain itu, polifenol dalam biji alpukat memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang juga berkontribusi pada kesehatan jantung. Dengan demikian, memanfaatkan biji alpukat sebagai bagian dari diet sehat dapat menjadi langkah proaktif dalam mengelola kadar kolesterol dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu(5/10/2024).
1. Manfaat Biji Alpukat
Alpukat mengandung berbagai nutrisi penting, termasuk serat, vitamin, dan mineral. Buah ini kaya akan vitamin B, vitamin K, kalium, tembaga, vitamin E, dan vitamin C. Menurut data kesehatan dari National Institutes of Health, disebutkan bahwa konsumsi alpukat dapat membantu mendukung kesehatan jantung, menjaga kestabilan berat badan, serta memelihara kesehatan meskipun di usia lanjut.
Penelitian telah mengungkapkan bahwa manfaat kesehatan dari alpukat tidak hanya terdapat pada buahnya. Beberapa studi yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak dari daun dan biji alpukat memiliki efek yang dapat menurunkan kadar lemak darah yang berlebihan. Pemberian ekstrak daun alpukat dengan dosis 20 mg/kgBB dan 40 mg/kgBB terbukti secara signifikan menurunkan kolesterol total dan LDL, serta meningkatkan HDL pada tikus.
Di sisi lain, pemberian ekstrak biji alpukat dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB juga terbukti mampu secara signifikan menurunkan kadar kolesterol pada tikus.
Advertisement
2. Khasiat Biji Alpukat dalam Menurunkan Kolesterol
Menurut informasi dari Kementerian Kesehatan, alpukat adalah salah satu tanaman yang mengandung zat aktif yang dapat membantu menurunkan kolesterol dalam darah.Â
Buah ini kaya akan antioksidan, yang berfungsi mengurangi kadar kolesterol dalam serum darah dan memiliki sifat anti-inflamasi. Tidak hanya berfungsi mengurangi kolesterol jahat, biji alpukat juga berkontribusi dalam meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh.
3. Khasiat Biji Alpukat untuk Kendalikan Gula Darah
Halodoc, dengan tinjauan dari dr. Rizal Fadli, menyatakan bahwa buah ini sangat berguna bagi penderita diabetes. Manfaat tersebut berasal dari senyawa bioaktif phytochemical dalam biji alpukat yang dapat menurunkan risiko diabetes.
Advertisement
4. Mengolah Biji Alpukat agar Bisa Dikonsumsi untuk Kesehatan
Biji alpukat memiliki tekstur yang cukup keras sehingga memerlukan pengolahan sebelum bisa dimakan. Proses pengolahannya dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
- Keringkan biji alpukat dalam oven dengan suhu tinggi selama beberapa jam.
- Setelah kering, haluskan biji tersebut dengan blender atau food processor hingga berbentuk bubuk.
- Bubuk yang dihasilkan bisa ditambahkan ke dalam smoothie, teh, atau saus.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pengeringan dan pemanasan biji alpukat dapat mengurangi kandungan antioksidannya. Selain itu, biji alpukat memiliki rasa pahit yang bisa diimbangi dengan menambahkan madu atau buah-buahan.
Meskipun biji alpukat menawarkan berbagai manfaat, penelitian tentang efektivitasnya masih terbatas, terutama karena sebagian besar studi dilakukan pada hewan dan belum pada manusia.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence