Sukses

Keutamaan Sholat Tahajud Bagi Umat Muslim, Ini Waktu Terbaik Melakukannya

Sholat tahajud memberikan kesempatan bagi umat Islam, untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri secara spiritual.

Liputan6.com, Jakarta Sholat tahajud merupakan salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan luar biasa dalam Islam. Sholat ini dikerjakan pada malam hari setelah tidur dan menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Waktu pelaksanaan sholat tahajud biasanya dilakukan pada sepertiga malam terakhir, di mana suasana lebih hening dan khusyuk, memberikan kesempatan bagi seseorang untuk bermunajat dan memohon ampunan dengan lebih mendalam.

Keistimewaan sholat tahajud tidak hanya terletak pada waktu pelaksanaannya, tetapi juga pada manfaat spiritual yang dapat dirasakan oleh mereka yang rutin melaksanakannya. Sholat tahajud diyakini sebagai salah satu jalan untuk meraih keberkahan hidup dan ketenangan batin. Rasulullah SAW sendiri sangat menganjurkan umatnya, untuk membiasakan diri bangun di malam hari dan melaksanakan sholat tahajud, sebagai bentuk ibadah yang penuh keikhlasan dan kesungguhan.

Sholat tahajud juga menjadi ibadah yang istimewa karena dilakukan tanpa batasan jumlah rakaat tertentu. Seseorang bisa melakukannya minimal dua rakaat, namun boleh juga melanjutkannya sebanyak yang diinginkan, selama masih dalam rentang waktu antara setelah sholat Isya hingga menjelang Subuh. Hal ini menunjukkan bahwa sholat tahajud adalah bentuk ibadah yang fleksibel, serta bisa disesuaikan dengan kemampuan juga kondisi fisik setiap individu.

Dalam ketenangan malam, seorang hamba dapat lebih fokus dalam doa dan ibadahnya, memohon ampunan serta keberkahan dalam hidupnya. Berikut ini keutamaan dan waktu sholat tahajud yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (4/10/2024).

2 dari 4 halaman

Sholat Tahajud dan Keutamaannya

Sholat tahajud merupakan ibadah sunnah yang dilakukan pada malam hari, setelah seseorang bangun dari tidurnya. Dalam konteks Islam, sholat tahajud adalah bagian dari ibadah sunnah yang dapat dikerjakan dengan minimal dua rakaat. Tidak ada batasan maksimal dalam jumlah rakaat yang dapat dilakukan, sehingga seorang Muslim bisa mengerjakannya sebanyak mungkin antara waktu ba’da sholat isya hingga menjelang subuh.

Dalam karyanya yang terkenal, Fiqh As-Sunnah, Sayyid Sabiq Sheikh kemudian menguraikan mengenai shalat tahajud sebagai berikut: Allah SWT berfirman sebagai berikut: Kemudian sebagian malam hari, sholat tahajudlah kamu sebagaimana ibadah tambahanmu, mudah-mudahan Tuhanmu akan mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (Al-Isra’ 17:79).

Sholat tahajud tidak memiliki jumlah rakaat yang tetap, sehingga pelaksanaannya bersifat fleksibel. Meskipun demikian, disarankan agar ibadah ini dimulai dengan dua rakaat, dan diakhiri dengan sholat witir, mengikuti teladan Rasulullah SAW. Dengan cara ini, sholat tahajud menjadi sarana bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan, serta meningkatkan spiritualitas di tengah malam yang hening.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa Rasulullah kemudian bersabda: “(Salat malam) didirikan dalam dua dua (rakaat), dan jika kamu khawatir sudah masuk waktunya salat Subuh dirikanlah salat Witir satu rakaat.” — al-Bukhari, No. 1069

Adapun keutamaan dari sholat Tahajud disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits yang di antaranya sebagai berikut:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Artinya,

"Dan dari sebagian malam shalat tahajudlah kamu (Muhammad SAW) dengan membaca Al-Qur’an (di dalamnya) sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji" (QS al-Isra: 79).

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَرْفَعُهُ. قَالَ: سُئِلَ أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ . (رواه مسلم)

Artinya,

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dan ia marfu’kan kepada Nabi Muhammad ﷺ, ia berkata: ‘Nabi SAW ditanya shalat apa yang paling utama setelah shalat Maktubah dan puasa apa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadhan?’ Lalu Nabi SAW menjawab: ‘Shalat paling utama setelah shalat Maktubah adalah shalat di tengah malam dan puasa paling utama setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah, Muharam’,” (HR Muslim).

 

3 dari 4 halaman

Waktu dan Tata Cara Sholat Tahajud

Sholat tahajud dilaksanakan setelah seseorang bangun dari tidur pada malam hari. Waktu pelaksanaannya dapat dilakukan pada sepertiga malam awal, tengah, atau akhir, namun intinya shalat ini dilakukan setelah shalat wajib Isya. Meskipun demikian, waktu terbaik untuk mendirikan shalat tahajud adalah pada sepertiga malam terakhir, ketika suasana lebih hening dan tenang.

Ibnu Hajar menjelaskan bahwa tidak ada waktu khusus yang mengikat untuk shalat tahajud. Nabi Muhammad SAW juga melaksanakan shalat malam ini pada waktu-waktu yang berbeda, tergantung pada kapan beliau merasa ringan dan siap untuk melakukannya. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaannya, memberi kebebasan bagi umat Islam untuk menyesuaikan waktu sesuai dengan kondisi masing-masing, selama masih dalam rentang waktu malam setelah Isya hingga sebelum Subuh.

“Waktu terbaik untuk mendirikan shalat tahajud ialah di sepertiga malam terakhir.” (Abu Hurairah: Fiqh) [butuh rujukan] Dari Umar bin Anbasah, Nabi Muhammad bersabda:

Keadaan yang paling dekat antara Tuhan dan hamba-Nya ialah saat sepertiga malam terakhir. Jika kamu mampu menjadi orang yang berzikir kepada Allah pada saat itu, maka lakukanlah! — At-Tirmidzi

Seperti sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.

Selain sholat tahajud jam berapa, kamu juga perlu mengenali berapa rakaat pelaksanaannya. Sholat tahajud berapa rakaat jawabannya yaitu tidak terbatas. Sholat tahajud dikerjakan 2 rakaat 2 rakaat dengan jumlah tak terbatas. Menurut hadits HR Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW tidak pernah mengerjakan sholat tahajud lebih dari 11 atau 13 rakaat (jumlah rakaat beserta witir). Jadi, sholat tahajud berapa rakaat bisa dijawab dengan 8 atau 10 rakaat.

Berikut tata cara sholat tahajud yang benar:

- Membaca niat

- Melakukan takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah

- Membaca surat Al-Fatihah

- Membaca surat dalam Al-Quran. Rasullullah SAW biasanya membaca surat-surat yang panjang

- Rukuk dengan tuma’ninah sambil membaca doa i’tidal

- I’tidal dengan tuma’ninah sambil membaca doa i’tidal

- Sujud dengan tuma’ninah sambil membaca doa sujud

- Mengulang gerakan seperti rakaat pertama

- Pada tahiyat akhir, membaca doa tahiyat akhir

- Melakukan gerakan salam

- Setelah salam, disunahkan membaca bacaan wirid, tasbih, tahmid, takbir, sholawat, istigfar, kemudian membaca doa setelah sholat tahajud.

4 dari 4 halaman

Doa Sholat Tahajud

Setelah selesai melaksanakan shalat tahajud, dianjurkan untuk membaca do’a rssulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim sebagai berikut :

Bahasa Arab:

اَللهم رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاءُكَ حَقٌّ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ.

اَللهم لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لآ اِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Bahasa Latin:

Allahumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus saawati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fi hinna. Wa lakal hamdu anta nurus samawati wal ardhi wa man fîihinna. Wa lakal hamdu antal haqq. Wa wa‘dukal haqq. Wa liqa’uka haqq. Wa qauluka haqq. Wal jannatu haqq. Wan naru haqq. Wan nabiyyuna haqq. Wa Muhammadun shallallahu alaihi wasallama haqq. Was sa‘atu haqq.

Allâhumma laka aslamtu. Wa bika amantu. Wa ‘alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khashamtu. Wa ilaika hakamtu. Fagfirli ma qaddamtu, wa ma akhkhartu, wa ma asrartu, wa ma a‘lantu, wa ma anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. La ilaha illa anta. Wa la haula, wa la quwwata illa billh.

Artinya,

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad saw itu benar. Hari Kiamat itu benar.

Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.” Doa ini dianjurkan dibaca seusai shalat tahajud.