Sukses

5 Penyebab Beruntusan di Pipi dan Cara Mengatasinya

Sebelum mencoba berbagai cara untuk mengatasi beruntusan, penting untuk mengetahui penyebab yang mendasari munculnya beruntusan di pipi.

Liputan6.com, Jakarta Apakah kamu pernah merasa tidak nyaman karena munculnya beruntusan di pipi? Kehadiran beruntusan ini bisa mengganggu penampilan dan menurunkan rasa percaya diri. Beruntusan di pipi biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan sehari-hari, pola makan, hingga kondisi medis tertentu.

Namun, jangan khawatir! Ada banyak cara yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi beruntusan di pipi, baik dengan menggunakan produk perawatan kulit maupun dengan mengubah gaya hidup.

Beruntusan di pipi biasanya muncul sebagai bintik-bintik kecil berwarna merah atau putih. Bentuknya mirip dengan jerawat kecil dan kadang disertai rasa gatal atau perih.

Meskipun tidak selalu berbahaya, beruntusan di pipi bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu penampilan. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab munculnya beruntusan agar kamu dapat menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya.

Sebelum mencoba berbagai cara untuk mengatasi beruntusan, penting untuk mengetahui penyebab yang mendasari munculnya beruntusan di pipi. Dengan memahami penyebabnya, kamu bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencegah beruntusan muncul kembali di masa mendatang.

Yuk, simak penjelasan lebih lanjut mengenai penyebab dan cara mengatasi beruntusan di pipi berikut ini sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (19/10/2024).

2 dari 3 halaman

Penyebab Beruntusan di Pipi

Berikut adalah beberapa faktor umum yang menyebabkan timbulnya bruntusan di pipi:

1. Alergi: Reaksi alergi terhadap produk perawatan kulit, makanan, atau bahan lain dapat memicu bruntusan di pipi. Gejala alergi ini dapat berupa kemerahan, rasa gatal, dan munculnya bintik-bintik kecil.

2. Kebersihan kulit yang tidak memadai: Kulit yang tidak dibersihkan secara teratur dapat menyebabkan pori-pori tersumbat, sehingga memicu bruntusan. Debu, keringat, dan minyak berlebih sering menjadi penyebab utamanya.

3. Penggunaan produk perawatan kulit yang tidak sesuai: Produk skincare dengan bahan kimia keras, seperti alkohol dan parfum, bisa mengiritasi kulit dan menyebabkan bruntusan.

4. Stres: Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol yang memicu peningkatan produksi minyak di kulit, sehingga menyebabkan bruntusan.

5. Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis, seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan rosacea, juga bisa menjadi penyebab timbulnya bruntusan di pipi.

3 dari 3 halaman

Cara Mengatasi Beruntusan di Pipi

Berikut adalah beberapa cara yang dapat kamu coba untuk mengatasi bruntusan di pipi:

1. Menjaga kebersihan kulit: Bersihkan wajah dengan pembersih yang lembut dua kali sehari untuk menghilangkan kotoran, minyak, dan sisa makeup. Hindari menggosok kulit dengan keras.

2. Gunakan produk perawatan kulit yang lembut: Pilihlah produk perawatan kulit yang tidak mengandung bahan kimia keras, parfum, dan pewarna. Sebaiknya, gunakan produk yang dirancang khusus untuk kulit sensitif.

3. Melakukan eksfoliasi secara teratur: Eksfoliasi kulit secara rutin dapat membantu membersihkan sel-sel kulit mati dan mencegah pori-pori tersumbat. Namun, lakukan eksfoliasi dengan frekuensi yang tepat, yaitu 1-2 kali seminggu.

4. Kompres dingin: Kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan dan kemerahan akibat bruntusan. Gunakan es batu yang dibungkus handuk atau kompres dingin selama beberapa menit.

5. Konsultasi ke dokter kulit: Jika bruntusan di pipi tidak kunjung hilang atau semakin parah, berkonsultasilah dengan dokter kulit. Dokter dapat membantu menentukan penyebab dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Dengan mengikuti cara-cara di atas, kamu bisa mengatasi bruntusan di pipi dan mendapatkan kulit wajah yang lebih sehat dan cerah. Ingatlah bahwa perawatan kulit yang konsisten dan tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah munculnya masalah kulit seperti bruntusan. Jangan lupa untuk selalu menjaga pola makan yang sehat, cukup istirahat, dan menghindari stres untuk mendukung proses penyembuhan kulit.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence