Liputan6.com, Jakarta Hamas adalah sebuah organisasi yang sering menjadi sorotan dalam konflik Israel-Palestina. Gerakan nasionalis-agamis ini menggabungkan dakwah Islam dengan strategi perjuangan bersenjata. Didirikan pada tahun 1987, Hamas yang merupakan akronim dari Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah, awalnya bertujuan untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel.
Baca Juga
Advertisement
Hamas adalah organisasi yang tidak hanya berfungsi sebagai partai politik, tetapi juga sebagai kelompok militer yang terkenal dengan aksi-aksi bersenjata melawan Israel. Pada 7 Oktober 2023, kelompok ini meluncurkan serangan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyerang pemukiman Israel di dekat Jalur Gaza.Â
Kombinasi antara strategi politik dan militer ini menjadikan Hamas adalah salah satu aktor utama dalam perdebatan mengenai konflik Israel-Palestina. Pandangan internasional terhadap gerakan ini pun beragam. Berikut ulasan lebih lanjut tentang Hamas adalah kelompok milisi Palestina yang Liputan6.com rangkum dari berbarai sumber, Senin (7/10/2024).
Sejarah Pembentukan Hamas
Hamas adalah sebuah organisasi nasionalis-agamis Palestina yang berdiri pada tahun 1987. Organisasi ini terbentuk di awal intifada Palestina pertama melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Nama "Hamas" merupakan akronim dari Harakah al-Muqawamah al-Islamiyyah yang artinya Gerakan Perlawanan Islam
Dalam piagam pendiriannya, organisasi ini berkomitmen untuk menghancurkan Israel melalui divisi militernya, Brigade Izzedine al-Qassam. Selain fokus pada perlawanan bersenjata, Hamas juga melaksanakan program kesejahteraan sosial untuk rakyat Palestina.
Didirikan oleh Sheikh Ahmed Yassin, seorang ulama Palestina yang aktif di cabang lokal Ikhwanul Muslimin, Hamas lahir sebagai sayap politik Ikhwanul Muslimin di Gaza setelah pecahnya perlawanan terhadap pendudukan Israel. Tujuan utama Hamas adalah memerdekakan Palestina dari penjajahan, mendukung pendirian negara berdaulat berdasarkan batas wilayah tahun 1967, dan bersedia menggunakan berbagai cara, termasuk perlawanan bersenjata.
Sejak memenangkan pemilihan umum legislatif pada tahun 2006 dengan meraih 74 kursi dari 132 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Palestina, Hamas telah menguasai Jalur Gaza secara de facto, meskipun tidak mendapatkan dukungan dari komunitas internasional dan dicap sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan beberapa negara lainnya.
Advertisement
Pemimpin Hamas
Pemimpin Hamas saat ini adalah Ismail Haniyeh, yang menjabat sebagai pimpinan politik dari Doha, Qatar, sejak tahun 2020. Dalam pengelolaan sehari-hari di Jalur Gaza, Haniyeh dibantu oleh Yahya Sinwar, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala sayap militer Hamas. Sinwar memiliki pengalaman yang signifikan, termasuk 22 tahun yang dihabiskan di penjara Israel karena terlibat dalam penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel.
Jalur Gaza menjadi lokasi utama operasi Hamas karena statusnya sebagai otoritas de facto di wilayah tersebut sejak Israel menarik diri pada tahun 2005. Setelah memenangkan pemilihan umum legislatif pada tahun 2006 dengan meraih 74 dari 132 kursi DPR Palestina, Hamas telah memerintah Gaza secara de facto meskipun tidak diakui oleh negara-negara internasional dan Israel.
Gaza merupakan wilayah sepanjang 41 kilometer dan lebar 10 kilometer dengan populasi sekitar 2,3 juta orang. Wilayah ini menjadi salah satu daerah terpadat di dunia. Kontrol Israel terhadap ruang udara dan garis pantai, serta pembatasan yang diberlakukan Mesir di perbatasan, membuat akses ke luar sangat terbatas. Menurut laporan PBB, sekitar 80% penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional.
Tokoh-tokoh Hamas
Hamas sebagai gerakan perjuangan untuk membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, memiliki sejumlah tokoh penting yang berperan dalam pembentukannya dan kegiatan operasionalnya. Berikut adalah lima tokoh utama Hamas.
1. Syekh Ahmad Yasin
Sebagai pendiri dan pemimpin spiritual Hamas, Yasin terlibat dalam perjuangan Palestina sejak usia dini dan dikenal karena visi serta kepemimpinannya. Dia dipenjara selama 13 tahun dan menjadi simbol perlawanan sebelum meninggal dunia akibat serangan Israel pada tahun 2004.
2. Abdul Aziz Ar-Rantisi
Bersama Yasin, Rantisi merupakan salah satu pendiri Hamas. Dia adalah seorang dokter yang juga terlibat aktif dalam Ikhwanul Muslimin. Rantisi dibunuh oleh Israel pada tahun 2004 setelah kematian Yasin, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu tokoh penting dalam organisasi.
3. Ismail Haniya
Lahir di kamp pengungsian, Haniya menjadi pemimpin Hamas dan berperan penting dalam struktur organisasi setelah dibebaskan pada tahun 1997. Dia terpilih sebagai pemimpin Hamas yang akan mengikuti pemilu legislatif Palestina pada tahun 2006.
4. Khaled Meshaal
Meshaal adalah pemimpin politik Hamas yang diasingkan dan memainkan peran penting setelah kematian Yasin. Dia berperan dalam memperkuat Hamas di tingkat internasional.
5. Nizar Rayyan
Sebagai komandan militer senior Hamas, Rayyan memiliki latar belakang akademis dalam syariat Islam. Ia tewas dalam agresi militer Israel, meninggalkan warisan yang signifikan dalam struktur militer Hamas.
Advertisement
Kegiatan Hamas
Kegiatan Hamas terbagi menjadi dua kategori utama, sosial keagamaan dan politik militer. Hamas terlibat dalam kegiatan yang memperkuat komunitas, seperti pembangunan masjid, penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan panti asuhan. Mereka juga mendukung kegiatan olahraga, seni, dan budaya, yang didanai oleh sumbangan dari masyarakat.
Selain itu di bidang politik dan militer, Â Hamas melanjutkan tradisi Ikhwanul Muslimin dengan melakukan propaganda. Mereka menerbitkan berbagai materi untuk membangkitkan semangat rakyat Palestina, serta melaksanakan perlawanan sipil dan bersenjata terhadap Israel. Mereka melakukan demonstrasi, boikot, dan kerusuhan sebagai bentuk penolakan terhadap pendudukan.
Â
Â