Sukses

Sinopsis dan Pesan Moral Buku 'Norwegian Wood' karya Haruki Murakami, Penuh Makna

Walaupun buku ini pertama kali terbit pada tahun 1987, pesan-pesan yang disampaikan oleh Murakami tetap terasa segar dan relevan hingga kini.

Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tak mengenal Haruki Murakami? Bagi para pencinta literatur, nama penulis asal Jepang ini tentu sudah tak asing lagi di telinga.

Murakami dikenal berkat karya-karyanya yang begitu relevan dengan kehidupan sehari-hari. Ia telah menelurkan banyak buku, dan salah satu yang patut untuk dieksplorasi adalah 'Noruwei no Mori' atau yang lebih dikenal dengan judul 'Norwegian Wood'.

Walaupun buku ini pertama kali terbit pada tahun 1987, pesan-pesan yang disampaikan oleh Murakami tetap terasa segar dan relevan hingga kini. Bagaimana mungkin tidak? 'Norwegian Wood' mengangkat tema-tema mendalam seperti perjalanan menuju kedewasaan, pencarian jati diri, hingga arti kesetiaan.

Sebelum mendalami lebih jauh, mari simak sinopsis singkat dari buku ini yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber pada Jumat (18/10/2024).

2 dari 3 halaman

Sinopsis Buku Norwegian Wood Karya Haruki Murakami

“Tidak peduli seberapa besar kebenaran yang ada, tidak mungkin bisa menghapus rasa duka seseorang yang kehilangan orang tercintanya. Baik itu kebenaran, kekuatan, ataupun kelembutan, semuanya tidak dapat menyembuhkan luka tersebut. Kita hanya bisa merasakan kesedihan itu dalam-dalam, dan dari sana kita belajar sesuatu, meskipun pelajaran itu menjadi sia-sia ketika kesedihan datang mendadak.”

Begitulah ringkasan yang terdapat di bagian belakang buku ini. Buku ini ditulis dari sudut pandang orang pertama, sehingga membuat pembaca merasa seperti tokoh utama. Kamu dapat merasakan emosi yang dialami oleh tokoh utama, Toru Watanabe, meskipun hanya melalui kata-kata.

Cerita dalam buku ini mengisahkan tentang Watanabe yang pernah menjalin hubungan dengan dua wanita yang berbeda. Kedua wanita tersebut memiliki karakteristik yang unik. Naoko digambarkan sebagai wanita cantik namun emosional, sedangkan Midori lebih bersemangat dan ceria. Perbedaan ini membuat Watanabe merasakan dua dunia yang berbeda dan mendapatkan berbagai pesan dari kedua hubungan tersebut.

3 dari 3 halaman

Nilai Moral Buku Norwegian Wood

Dari dua cerita yang melibatkan dua wanita tersebut, Watanabe menemukan banyak makna baru dalam hidupnya. Buku ini membahas tentang cinta, kekuatan, hingga kesehatan mental. Oleh karena itu, inilah pelajaran moral yang dapat diambil dari kisah Watanabe dalam buku Norwegian Wood.

Kekuatan Dalam Kesendirian

Dalam buku ini, diceritakan bahwa Watanabe sering merasa kesepian setelah kehilangan sahabat terdekatnya. Awalnya, ia kehilangan Kizuki, satu-satunya sahabatnya. Dan di akhir cerita, ia juga kehilangan sosok penting lainnya dalam hidupnya.

“Aku tidak sepenuhnya sendirian, namun aku merasa sangat kesepian.”

Pernyataan Watanabe ini menggambarkan bahwa meskipun ia merasa kesepian, ia menyadari bahwa sebenarnya ia tidak benar-benar sendirian.

Kesetiaan Serta Ketulusan Dalam Hubungan

Kisah cinta antara Watanabe dengan Naoko dan Midori memiliki kesamaan. Persamaan itu terletak pada makna hubungan mereka. Buku ini menunjukkan bahwa sebuah hubungan tidak hanya tentang cinta, tetapi juga tentang tanggung jawab dan usaha untuk menjaganya.

“Aku ingin kamu selalu mengingatku. Bisakah kamu mengingat bahwa aku pernah ada, dan bahwa aku berdiri di sampingmu di sini seperti ini?” 

Kata-kata Naoko kepada Watanabe saat itu menunjukkan keinginan untuk diingat dan diakui, yang menekankan pentingnya kehadiran dan komitmen dalam sebuah hubungan.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence