Liputan6.com, Jakarta Mandi wajib adalah bagian penting dari tata cara bersuci dalam Islam, termasuk setelah perempuan mengalami haid. Proses ini diawali dengan membaca doa mandi wajib haid yang merupakan bentuk niat, untuk membersihkan diri dari hadas besar. Dalam ajaran Islam, kebersihan fisik dan spiritual sangat ditekankan, terutama saat seseorang ingin kembali melaksanakan ibadah seperti salat.
Ketika seorang perempuan telah selesai dari masa haidnya, maka ia diwajibkan untuk melakukan mandi besar atau mandi wajib. Salah satu hal yang harus dipahami dalam melaksanakan mandi ini, adalah pentingnya niat yang diungkapkan melalui doa mandi wajib haid. Doa ini bukan hanya menjadi syarat awal melakukan mandi, tetapi juga sebagai cara untuk memastikan bahwa mandi dilakukan dengan kesadaran penuh, akan kewajiban spiritualnya.
Proses mandi wajib setelah haid bukan sekadar ritual fisik, tetapi juga cara untuk membersihkan diri secara rohani. Dengan doa mandi wajib haid, seorang perempuan menyatakan komitmennya untuk kembali dalam keadaan suci, setelah masa haid berakhir. Mandi ini merupakan simbol bahwa dirinya siap untuk melanjutkan berbagai aktivitas ibadah yang sebelumnya tertunda, seperti salat dan puasa.
Advertisement
Tanpa niat yang tepat, mandi tersebut dianggap tidak sah, itulah mengapa membaca doa menjadi langkah awal yang sangat penting. Berikut ini doa mandi wajib haid dan dalil yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (8/10/2024).
Doa Mandi Wajib Haid
Ketika seorang wanita hendak melaksanakan mandi wajib setelah haid, penting untuk memahami tanda-tanda bahwa masa haidnya telah benar-benar selesai. Mengetahui tanda berakhirnya haid sangatlah penting agar mandi wajib yang dilakukan sah dan sesuai dengan tuntunan syariat. Dalam hal ini, Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW, memberikan panduan kepada para wanita mengenai cara memastikan bahwa masa haid mereka telah berakhir. Salah satu cara yang dianjurkan oleh Aisyah RA adalah dengan menggunakan kapas atau benda bersih yang dimasukkan ke dalam farji’ (vagina) untuk memeriksa apakah masih terdapat darah atau cairan haid yang tersisa. Jika kapas tersebut keluar dalam keadaan bersih dan kering, maka ini menandakan bahwa masa haid telah selesai, dan wanita tersebut sudah boleh melaksanakan mandi wajib.
Bacaan Arab:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ مِنَ الحَيْضِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Bacaan Latin:
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhan lillaahi ta'aalaa.
Artinya:
"Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta'ala."
Tata Cara Mandi Wajib Haid
Untuk melaksanakan mandi wajib setelah haid sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW, ikuti langkah-langkah berikut:
1. Membaca niat mandi wajib dalam hati atau mengucapkan doa mandi wajib setelah haid.
2. Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali. Ini bertujuan untuk membersihkan tangan sebelum menyentuh bagian tubuh lainnya.
3. Membersihkan kemaluan dan area sekitarnya dari kotoran dan najis. Pastikan area ini benar-benar bersih. Ini akan membantu mencegah penyebaran kuman atau bakteri yang mungkin terdapat pada tangan.
4. Berwudhu seperti wudhu untuk shalat. Ini termasuk membasuh wajah, kedua tangan hingga siku, mengusap kepala, dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki.
5. Menyiramkan air ke kepala sebanyak tiga kali, sambil memijat kulit kepala agar air merata ke seluruh rambut. Bagi wanita yang memiliki rambut panjang, tidak wajib menguraikan kepangan rambut, cukup membasahi pangkal rambut.
6. Menuangkan air ke seluruh tubuh, dimulai dari sisi kanan lalu sisi kiri, sambil menggosok bagian-bagian yang sulit dijangkau air seperti lipatan kulit, pusar, dan belakang telinga. Pastikan air mengalir ke seluruh tubuh, termasuk bagian-bagian yang tersembunyi.
7. Membasuh kedua kaki jika belum dilakukan saat berwudhu.
Advertisement
Dalil Mandi Wajib Haid
Dalil mengenai mandi wajib setelah haid memiliki dasar yang kuat dari berbagai hadis yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam ajaran Islam, menjalankan ibadah salat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim, termasuk perempuan. Namun, ketika seorang perempuan sedang dalam masa haid atau menstruasi, ia dilarang melaksanakan ibadah salat. Hal ini disebabkan karena darah haid dianggap sebagai sesuatu yang najis, dan selama masa tersebut, perempuan dianggap berada dalam keadaan hadas besar. Oleh karena itu, setelah masa haid berakhir, perempuan diwajibkan untuk membersihkan diri melalui mandi wajib sebelum ia dapat kembali melaksanakan ibadah seperti salat.
Salah satu dalil yang menjelaskan tentang kewajiban mandi wajib setelah haid berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra. Beliau bertanya kepada Nabi Muhammad SAW mengenai cara bersuci bagi perempuan yang sedang haid. Dalam hadis tersebut disebutkan, "Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami sedang haid dan tidak ada kain yang bersih (tidak terkena darah), maka bagaimanakah dia bersuci untuk mengerjakan salat?" Nabi Muhammad SAW pun menjawab, "Dia harus mencuci alat kelaminnya dan memasukkan perban bersih, kemudian dia bisa melaksanakan salat." Dari sini, dapat disimpulkan bahwa setelah masa haid selesai, perempuan harus melakukan mandi wajib untuk menghilangkan najis dan hadas besar sebelum dapat melaksanakan kembali salat.
Lebih lanjut, hadis ini juga menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan setelah haid. Dalam Islam, kebersihan fisik menjadi salah satu syarat sah untuk melaksanakan ibadah, khususnya salat. Seorang perempuan yang telah selesai masa haidnya harus memastikan bahwa tubuhnya bersih dari segala kotoran, terutama darah haid, sebelum ia melakukan mandi wajib. Proses mandi wajib sendiri meliputi beberapa tahapan yang telah ditentukan, termasuk niat dan membersihkan seluruh tubuh dengan air bersih. Dengan melaksanakan mandi wajib ini, perempuan dapat kembali dalam keadaan suci dan melanjutkan ibadah seperti salat, puasa, dan membaca Al-Qur'an.
Doa Setelah Mandi Wajib Haid
Setelah selesai mandi wajib setelah haid, disunnahkan untuk membaca doa berikut:
Bacaan Arab:
'أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Bahasa Latin:
Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina.
Artinya:
"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu menyucikan diri."
Membaca doa ini setelah mandi wajib setelah haid merupakan bentuk syukur atas nikmat kesucian yang telah Allah berikan dan permohonan agar senantiasa dijaga dalam keadaan suci dan bertobat.
Advertisement