Liputan6.com, Jakarta Apakah kamu pernah mengalami cinta yang begitu dalam hingga membuatmu merasa menderita? Ketika kamu jatuh cinta, emosi dapat menjadi sangat intens dan terkadang membuatmu kehilangan kendali. Namun, ada saat-saat ketika cinta ini berakhir dengan sesuatu yang lebih menyakitkan, yang sering disebut sebagai lovesickness.
Lovesickness adalah kondisi di mana perasaan cinta yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan emosional dan mental. Gejala lovesickness tidak hanya mengganggu suasana hati, tetapi juga dapat merugikan diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Mari bahas sembilantanda lovesickness atau cinta berlebihan yang bisa membuat batinmu menderita berikut ini. Berikut penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (9/10/2024):
Advertisement
1. Fokus Berlebihan pada Objek Cinta
Salah satu indikasi lovesickness yang paling mencolok adalah perhatian yang berlebihan terhadap orang yang kamu cintai. Kamu mungkin merasa bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan menjadi pusat dari duniamu.
Aktivitas harianmu, baik itu pekerjaan maupun hobi, bisa terganggu karena pikiranmu terus-menerus tertuju pada mereka. Jika kamu merasa tidak mampu melakukan apa pun tanpa memikirkan mereka, mungkin ini saat yang tepat untuk menilai kembali perasaanmu.
Advertisement
2. Perasaan Cemas yang Berlebihan
Merasa cemas ketika jauh dari orang yang kita sayangi adalah sesuatu yang normal. Namun, jika kecemasan ini menjadi berlebihan dan mengganggu rutinitas harian, itu bisa menjadi indikasi lovesickness.
Mungkin kamu merasa khawatir akan kehilangannya atau memikirkan hal-hal negatif saat tidak bersamanya. Kecemasan semacam ini bisa menghabiskan energi dan berdampak buruk pada kesehatan mentalmu.
3. Ketidakmampuan untuk Menikmati Hidup
Saat jatuh cinta, semestinya kebahagiaan turut hadir. Namun, bila kebahagiaanmu bergantung pada orang lain, itu bisa jadi gejala lovesickness. Mungkin kamu mulai kehilangan ketertarikan terhadap hal-hal yang dulu kamu sukai. Hobi, persahabatan, atau kegiatan lain yang seharusnya membawa kebahagiaan kini terasa kosong tanpa kehadiran orang yang kamu cintai.
Advertisement
4. Merasa Terlalu Bergantung Secara Emosional
Perasaan lovesickness kerap membuat seseorang menjadi sangat bergantung secara emosional pada pasangan mereka. Ketika pasangan tidak ada, kamu mungkin merasa ada yang kurang.
Ketergantungan semacam ini tidaklah sehat, karena idealnya kita mampu merasa bahagia dan utuh tanpa kehadiran orang lain. Jika kamu menyadari sering menginginkan perhatian dan pengakuan dari orang tersebut, ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan kembali hubunganmu.
5. Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Ketika terjebak dalam cinta yang terlalu mendalam, kita sering kali masuk ke dalam lingkaran perbandingan. Mungkin kamu mulai membandingkan dirimu dengan orang-orang di sekitar pasanganmu atau mereka yang dikenal oleh pasanganmu.
Hal ini bisa menimbulkan rasa cemburu yang menyakitkan dan berdampak buruk pada kesehatan mentalmu. Ingatlah bahwa setiap orang memiliki jalannya masing-masing, dan perbandingan hanya akan merugikan dirimu sendiri.
Advertisement
6. Kehilangan Diri Sendiri
Sering kali, lovesickness dapat menyebabkan seseorang kehilangan jati dirinya. Mungkin kamu mulai melupakan impian, tujuan, dan prinsip-prinsip hidup demi orang yang kamu kasihi.
Ini adalah tanda yang sangat mengkhawatirkan, karena ada risiko kehilangan identitas diri dalam proses mencintai orang lain. Sangat penting untuk tetap menjadi dirimu sendiri, bahkan ketika kamu terlibat dalam hubungan yang erat.
7. Membuat Keputusan yang Buruk
Perasaan cinta yang berlebihan sering kali mendorongmu untuk membuat keputusan terburu-buru yang dapat merugikan. Terkadang kamu melakukan tindakan yang kurang logis demi menarik perhatian atau mendapatkan kasih sayang dari orang yang kamu cintai.
Hal ini bisa berupa mengabaikan kewajiban atau merusak hubungan lain. Ketika cinta menjadi fokus utama, keputusan yang seharusnya diambil dengan pertimbangan matang bisa menjadi sangat berisiko.
Advertisement
8. Merasa Hampa dan Kesepian Meski Bersama
Banyak orang beranggapan bahwa berada di samping orang yang dicintai dapat menghilangkan rasa kesepian. Namun, bila kamu merasa kosong atau kesepian meskipun sedang bersama pasangan, itu bisa menjadi tanda lovesickness.
Cinta seharusnya membuatmu merasa terhubung dan bersemangat, bukan kosong dan tidak berarti. Ini mungkin menandakan ada sesuatu yang salah dalam cara kamu mencintai atau dalam hubungan itu sendiri.
Â
9. Kehilangan Minat pada Aktivitas Lain
Jika semua energi dan perhatianmu terfokus pada satu orang, kamu mungkin kehilangan minat pada hobi atau aktivitas lain yang sebelumnya kamu nikmati. Ini bisa membuatmu merasa terasing dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Mengatasi Lovesickness
Setelah mengetahui tanda-tanda lovesickness, saatnya untuk melakukan refleksi dan memperbaiki situasi. Pertama, penting untuk menyadari bahwa cinta yang sehat tidak seharusnya membuatmu merasa tersiksa. Berikut beberapa langkah yang bisa kamu ambil untuk mengatasi lovesickness:
1. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri: Usahakan untuk menyisihkan waktu untuk melakukan aktivitas yang kamu sukai dan fokus pada dirimu sendiri. Ini akan membantumu menemukan kembali identitas dan kebahagiaanmu.
2. Bicarakan Perasaanmu: Jika kamu merasa terjebak dalam perasaan ini, bicarakan dengan teman atau orang terdekat. Mendapatkan perspektif dari luar bisa membantumu melihat situasi dengan lebih jelas.
3. Tetapkan Batasan: Sangat penting untuk menetapkan batasan dalam hubunganmu. Pastikan bahwa kamu tidak mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan mentalmu demi orang lain.
4. Fokus pada Pertumbuhan Pribadi: Alihkan fokus dari cinta yang berlebihan kepada pengembangan diri. Temukan hobi baru, kembangkan keterampilan, atau ikuti kegiatan yang bisa meningkatkan kualitas hidupmu.
Cinta adalah hal yang indah, tetapi ketika berlebihan, dapat menyebabkan lovesickness yang menyakitkan. Penting untuk mengenali tanda-tandanya dan mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri.
Cinta yang sehat adalah cinta yang membawa kebahagiaan, bukan penderitaan. Dengan mengenali dan mengatasi lovesickness, kamu dapat menciptakan hubungan yang lebih sehat dan bahagia, baik dengan dirimu sendiri maupun orang lain. Jangan biarkan cinta merenggut kebahagiaanmu, tetapi jadikanlah sebagai sumber kekuatan dan inspirasi!
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement