Sukses

Doa Berhubungan untuk Suami Istri dalam Islam, Dibaca Sebelum dan Sesudahnya

Dalam ajaran Islam, hubungan intim antara suami istri tidak hanya dihalalkan, tetapi juga dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, hubungan intim antara suami istri tidak hanya dihalalkan, tetapi juga dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Keintiman ini bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan juga memiliki nilai ibadah yang tinggi, mencerminkan keindahan dan kesucian ikatan pernikahan dalam pandangan Islam. Melalui hubungan suami istri yang sah, pasangan dapat menyalurkan nafsu syahwat dengan cara yang diridhai Allah, sekaligus membuka pintu keberkahan untuk memperoleh keturunan.

Berhubungan badan dalam konteks pernikahan Islam memiliki makna yang mendalam, melampaui aspek biologis semata. Selain sebagai sarana penyaluran hasrat alamiah, kegiatan ini juga dipandang sebagai bentuk ibadah yang dapat mendekatkan pasangan kepada Allah SWT. Keindahan hubungan suami istri dalam Islam terletak pada keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan fisik dan spiritual, dimana setiap sentuhan dan momen kebersamaan dapat menjadi ladang pahala jika diniatkan dengan benar.

Meskipun Islam memberikan kebebasan kepada pasangan suami istri untuk menikmati keintiman, dalam ajaran agama Islam juga menekankan pentingnya adab dan etika dalam berhubungan. Salah satu anjuran yang ditekankan adalah berdoa sebelum dan sesudah berhubungan badan.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai bacaan doa  berhubungan badan untuk suami istri yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (9/10/2024).

2 dari 6 halaman

Doa Sebelum Berhubungan untuk Suami Istri

Perintah untuk membaca doa berhubungan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas dijelaskan dalam hadis dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda:

"Dan hubungan intim di antara kalian adalah sedekah." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (disetubuhi) bisa bernilai pahala?" Ia berkata, "Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat tersebut pada yang haram (berzina) bukankah bernilai dosa? Maka sudah sepantasnya meletakkan syahwat tersebut pada yang halal mendatangkan pahala." (HR. Muslim no. 1006).

Sebelum berhubungan badan, suami dan istri harus berdoa sesuai sunnah. Adapun doa berhubungan badan sesuai sunnah yaitu:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Arab latin: Bismillah, Allahumma jannib naassyyaithaana wa jannibi syaithoona maarazaqtanaa.

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."

Sedangkan saat mengeluarkan air mani, hendaknya suami juga harus berdoa. Tujuannya agar air mani yang dikeluarkan bisa memberikan keturunan yang baik. Berikut ini bunyinya:

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Arab latin: "llahummaj'alnuthfatanaa dzurriyyatan thayyibah.

Artinya: "Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh)."

3 dari 6 halaman

Doa Setelah Berhubungan Suami Istri

Bukan hanya doa sebelum melakukan hubungan suami istri saja yang harus dibaca oleh umat Muslim, namun juga setelah melakukannya juga perlu membaca doa. Berikut ini bacaan doa setelah melakukan hubungan suami istri dengan membaca hamdalah.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا

Tulisan latin: Alhamdu lillaahi dzdzii khalaqa minal maa i basyaraa.

Artinya : "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan). Doa ini mengandung ungkapan syukur kepada Allah atas keajaiban penciptaan manusia dari air mani. Dengan mengucapkan doa ini, kita mengakui kebesaran Allah sebagai Sang Pencipta yang mampu menciptakan kehidupan dari zuriat yang dihasilkan melalui momen suami istri."

4 dari 6 halaman

Adab Berhubungan Suami Istri

Dikutip dari laman Islam Liputan6.com, terdapat beberapa adab berhubungan suami istri yang perlu diketahui. Menurut Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam karya berjudul Al-Adab fid Din mengenai etika berhubungan suami istri:

"Etika berhubungan badan dengan istri antara lain (1) mengenakan wangi-wangian, (2) menggunakan kata-kata yang lembut, (3) mengekspresikan kasih-mesra, (4) memberikan kecupan menggelora, (5) menunjukkan sayang senantiasa, (6) baca bismillah, (7) tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, (8) mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan (9) tidak menghadap kiblat," (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya'biyyah, halaman 175).

Sementara itu, amalan yang sebaiknya dilakukan sebelum berhubungan suami istri di antaranya:

  1. Disunnahkan untuk membaca basmallah.
  2. Membaca surat Al-Ikhlas.
  3. Membaca takbir dan tahlil (Allohu akbar, Laailaha illalloh).
  4. Membaca doa berhubungan.
  5. Memakai penutup atau selimut.
  6. Memulai dengan bermesraan terlebih dulu.
  7. Lakukan secara perlahan dan lembut.
  8. Dan setelah selesai juga membaca doa.
5 dari 6 halaman

Waktu Berhubungan Suami Istri yang Dianjurkan

Menurut Imam Al-Ghazali, ada beberapa waktu yang dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri. Hubungan suami istri dianjurkan untuk dilakukan sebanyak empat hari sekali, atau sesuai dengan kebutuhan. Sebagian ulama ada yang mensunnahkan di hari Jumat. Ada pula yang menyebut makruh di awal bulan, tengah dan akhir bulan.

Dalam berhubungan intim, ada tiga waktu yang dianjurkan dalam Islam. Waktu tersebut adalah sebelum salat Subuh, siang hari waktu Zuhur dan malam hari setelah Isya. Penjelasan mengenai tiga waktu tersebut terdapat dalam Al Quran, Surat An Nur Ayat 58 yang berbunyi:

"Ya ayyuhallazina amanụ liyasta`zingkumullazina malakat aimanukum wallazina lam yablugul-ḥuluma mingkum salasa marrat, ming qabli ṣalatil fajri wa ḥina tada'ụna siyabakum minaz-zahirati wa mim ba'di salatil 'isya`, salasu 'auratil lakum, laisa 'alaikum wa la 'alaihim junaḥum ba'dahunn, ṭawwafụna 'alaikum ba'ḍukum 'ala ba'ḍ, kazalika yubayyinullahu lakumul ayat, wallahu 'alimun ḥakim."

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang Subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

6 dari 6 halaman

Setelah Berhubungan Diwajibkan Mandi Wajib

Masih dari sumber yang sama, setelah berhubungan badan, suami istri diwajibkan untuk mandi besar bahkan meski tidak mengeluarkan sperma.

Menurut Syekh Nawawi dalam Kitab Kasyifatus Saja menyatakan bahwa mandi besar tetap wajib dilakukan setelah jimak (seks) atau masuknya kemaluan laki-laki ke dalam kemaluan perempuan. Baik hingga keluar sperma ataupun tidak.

Selain karena hubungan seks, mandi besar juga perlu dilakukan jika sperma keluar dengan sebab lain. Misalnya karena mimpi, onani, atau masturbasi. Seperti dijelaskan Syekh Nawawi:  

 واعلم أن خروج المني موجب للغسل سواء كان بدخول حشفة أم لا ودخول الحشفة موجب له سواء حصل مني أم لا فبينهمت عموم وخصوص من وجه ولا يجب الغسل بالاحتلام إلا ان أنزل

Artinya: “Ketahuilah bahwa keluar mani itu mewajibkan mandi besar, baik karena sebab masuknya kemaluan atau bukan. Kemudian masuknya kemaluan juga mewajibkan mandi, baik keluar mani atau tidak. Dengan kata lain, di antara keduanya ada umum khusus dari satu sisi. Hanya saja, tidak wajib mandi karena sebab mimpi (jimak) kecuali sampai keluar mani,” Syekh Nawawi Al-Bantani, Kasyifatus Saja Syarah Safinatun-Najah, halaman 22) melansir NU Online, Senin (1/5/2023).

Berikut ini bacaan niat mandi wajib setelah berhubungan suami istri, yakni:

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil abkari minal jinabati fardhal lillaahi ta'aala.

Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari jinabat, fardhu karena Allah Ta'ala."