Sukses

Doa untuk Orang Sakit Perempuan, Ketahui Apa Saja Keutamaannya

Selain menjenguk, doa juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam ajaran Islam ketika menghadapi orang yang sakit, termasuk doa untuk orang sakit perempuan.

Liputan6.com, Jakarta Menjenguk orang sakit adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya menjenguk dan mendoakan sesama Muslim yang sedang sakit sebagai bentuk kasih sayang dan empati terhadap mereka yang sedang diuji oleh Allah SWT. 

Selain menjenguk, doa juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam ajaran Islam ketika menghadapi orang yang sakit, termasuk doa untuk orang sakit perempuan. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT agar memberikan kesembuhan kepada yang sakit. Doa untuk orang sakit perempuan menunjukkan pengakuan atas kekuasaan Allah SWT dalam memberikan kesehatan dan keselamatan. 

Mendoakan mereka tidak hanya menjadi sarana untuk memohon kesembuhan, tetapi juga sebagai cara untuk menguatkan iman mereka bahwa segala penyakit datang dengan izin Allah, dan kesembuhan pun ada di tangan-Nya. Dalam doa untuk orang sakit perempuan, kita juga turut memberi semangat kepada yang sakit agar mereka tetap kuat dan optimis menghadapi ujian. Berikut doa untuk orang sakit perempuan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (10/10/2024).

2 dari 4 halaman

1. Syafakillah (شفاك الله)

Artinya: Semoga Allah menyembuhkanmu.  

Doa ini digunakan untuk perempuan yang sedang sakit. Diucapkan langsung kepada perempuan tersebut sebagai ungkapan harapan agar Allah memberikan kesembuhan.

2. Syafahallah (شفاها الله)  

Artinya: Semoga Allah menyembuhkannya.  

Doa ini digunakan ketika kita mendoakan seorang perempuan kepada pihak ketiga, menyampaikan harapan agar Allah memberikan kesembuhan kepada perempuan yang sedang sakit.

3. Syafahunnallah (شفاهن الله)  

Artinya: Semoga Allah menyembuhkan mereka.  

Doa ini digunakan ketika mendoakan lebih dari satu perempuan yang sedang sakit. Bentuk ini lebih umum jika yang didoakan adalah sekelompok perempuan.

4. Doa untuk Orang Sakit Perempuan Lengkap

شفاك الله لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ

Syafakillah Laa Ba'sa Thohur In Syaa Allah.  

Artinya: Semoga Allah memberikan kesembuhan kepadamu. Tidak mengapa, Insya Allah sakitmu ini akan menghapus dosamu.

5. Doa untuk Orang Sakit Perempuan, Memohon Kesembuhan

اللَّهُمَّ اشْفِ عَبْدَتَكَ يَا شَافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءٌ لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

Allahumma isyfi ‘abdatika ya syafi la syifa-a illa syifa-uka syifa-an la yughadiru saqaman.  

Artinya: Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu ini (untuk perempuan), wahai Yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali dari-Mu, sembuhkanlah ia sehingga tidak ada penyakit yang tersisa.

3 dari 4 halaman

Adab Menjenguk Orang Sakit

Dalam banyak hadis, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menekankan pentingnya menjenguk orang sakit sebagai bagian dari amal saleh yang berhak mendapatkan ganjaran besar. Dalam sabdanya, Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa menjenguk orang sakit merupakan salah satu dari tujuh perkara yang diperintahkan kepada umatnya. 

أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ وَرَدِّ السَّلَامِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ 

(HR Bukhari no: 1239. Muslim no: 2066)

Atinya: Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami untuk mengerjakan tujuh perkara: mengiringi jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhi undangan, menolong orang yang terdhalimi, membantu melepas (kafarah) sumpah, menjawab salam, dan mendoakan orang yang bersin.

Adab menjenguk orang sakit tidak hanya sekadar memenuhi kewajiban sosial, tetapi juga sebagai bentuk ibadah. Ketika menjenguk, kita dianjurkan untuk memberikan dukungan moral kepada orang yang sakit, baik dengan ucapan yang menenangkan maupun doa-doa yang memohon kesembuhan untuknya. Dalam hadis lainnya, Rasulullah juga menekankan pentingnya memberi perhatian kepada orang yang sakit dengan menyatakan,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَطْعِمُوا الْجَائِعَ وَعُودُوا الْمَرِيضَ وَفُكُّوا الْعَانِي 

(HR Bukhari no: 5373)

Artinya: Berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sedang sakit, dan bebaskanlah saudara (muslim) yang tertawan.

Dengan menjenguk orang sakit, kita tidak hanya menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga memperkuat ikatan persaudaraan di antara kita. Melalui tindakan ini, kita membantu mengurangi beban yang dialami oleh orang sakit, memberi mereka semangat, dan mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Hal ini menciptakan suasana yang positif yang dapat memberikan ketenangan dan harapan bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakit.

4 dari 4 halaman

Keutamaan Menjenguk dan Mendoakan Orang Sakit

Menjenguk dan mendoakan orang sakit memiliki makna mendalam dan manfaat besar bagi si pengunjung maupun si sakit. Menjenguk orang sakit merupakan hak seorang muslim atas muslim lainnya. Dalam Sebuah riwayat Hadist, Rasulullah bersabda,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ ». قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ » [أخرجه البخاري و مسلم]

Artinya: Hak muslim atas muslim lainnya ada enam perkara”. Ada yang bertanya: “Apa saja enam perkara tersebut wahai Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam? Beliau menjawab: “Apabila engkau berjumpa dengannya engkau memberi salam, jika engkau diundang maka memenuhi undangannya, bila engkau dimintai nasehat engkau menasehatinya, jika dirinya bersin lalu mengucapkan ‘al-hamdulillah’ engkau mendo’akannya, dan bila sakit engkau menjenguknya, dan apabila dirinya meninggal engkau mengiringi jenazahnya“. [HR Bukhari no: 1240. Muslim no: 2162].

Ini menunjukkan betapa pentingnya menjenguk orang yang sedang mengalami kesulitan atau sakit. Berikut keutamaan dari menjenguk dan mendoakan orang sakit.

Menjenguk sebagai Jalan Menuju Surga

Keutamaan menjenguk orang sakit tidak berhenti pada sekadar kewajiban. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa menjenguk orang sakit adalah jalan menuju surga. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi bersabda.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا عَادَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ لَمْ يَزَلْ فِي خُرْفَةِ الْجَنَّةِ حَتَّى يَرْجِعَ ». قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا خُرْفَةُ الْجَنَّةِ قَالَ  جَنَاهَا  [أخرجه مسلم]

Artinya: Sesungguhnya seorang muslim jika menjenguk saudaranya muslim (yang sedang sakit) maka dirinya senantiasa berada khurfah surga hingga dirinya kembali”. Di katakan: “Wahai Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam, apa khurfah surga itu? Beliau menjelaskan: “Buah-buahan surga“. [HR Muslim no: 2568].

Hadits ini menekankan bahwa seseorang yang menjenguk saudaranya yang sakit akan selalu berada di dalam taman-taman surga selama ia menjenguk. Hal ini menunjukkan betapa besar pahala yang Allah Ta’ala siapkan bagi mereka yang memiliki kepedulian terhadap sesama.

Doa Malaikat bagi Pengunjung

Selain itu, menjenguk orang sakit juga mendatangkan doa dari para malaikat. Dalam sebuah riwayat dari sahabat Ali Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إلا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ , وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إلا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ

Artinya: Tidaklah seorang muslim yang menjenguk saudaranya muslim dipagi hari melainkan dirinya akan dido’akan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga petang. Dan jika dirinya menjenguk disore hari maka dirinya akan dido’akan oleh tujuh puluh ribu malaikat hingga pagi. Dan baginya kebun ditengah surga“. [HR at-Tirmidzi no: 969. Beliau berkata hadits hasan gharib. Dinyatakan shahih oleh Ibnu Hiban dan al-Albani dalam shahih sunan at-Tirmidzi 1/286 no: 775].