Liputan6.com, Jakarta Industri mode di Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan seiring dengan masuknya era digital dan pengaruh kuat dari generasi baru, terutama Generasi Z. Generasi ini dikenal dengan pendekatan mereka yang unik terhadap gaya busana, di mana ekspresi diri dan kesederhanaan menjadi dua elemen utama yang mereka junjung tinggi.Â
Acara-acara mode seperti Fashion Nation 2024 di Senayan City menjadi platform penting bagi para pelaku industri untuk berdiskusi dan berbagi wawasan tentang cara menghadapi perubahan perilaku konsumen yang dinamis ini. Di tengah perubahan ini, tantangan utama bagi para desainer adalah bagaimana tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif, terutama dengan tuntutan untuk menerapkan keberlanjutan dan memanfaatkan teknologi digital dalam setiap proses kreatif.
Desainer ternama seperti Hian Tjen, Asha Smara Darra, dan Chitra Subyakto menghadapi tantangan ini dengan berbagi pengalaman dan strategi mereka dalam mempertahankan kualitas serta ciri khas desain di tengah gempuran tren baru. Dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti media sosial dan e-commerce, mereka tidak hanya memperluas jangkauan pasar tetapi juga menciptakan interaksi yang lebih personal dengan konsumen, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa(15/10/2024).
Advertisement
Fashion Menyesuaikan Diri dengan Preferensi Gen Z
Generasi Z muncul dengan preferensi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Jika dulu konsumen lebih tertarik pada pakaian yang mewah dan rumit, generasi ini justru lebih memilih desain yang simpel namun tetap personal dan mencerminkan identitas mereka. Hian Tjen, seorang desainer yang dikenal dengan karya couture-nya, menyatakan bahwa generasi muda saat ini lebih memprioritaskan gaya yang sesuai dengan kepribadian mereka. "Mereka tidak lagi tertarik pada busana yang terlalu mewah, melainkan menginginkan sesuatu yang lebih mencerminkan diri mereka," katanya.
Hal ini mendorong para desainer untuk terus berinovasi sambil tetap menjaga identitas merek mereka. Asha Smara Darra, yang telah berkecimpung di dunia fashion selama lebih dari dua dekade, menambahkan bahwa menyesuaikan desain dengan tren baru memang penting, tetapi jangan sampai mengorbankan esensi merek. "Untuk bertahan, kita harus mampu mengikuti perubahan zaman sambil mempertahankan kualitas dan visi awal," ungkap Asha.
Â
Advertisement
Digitalisasi Mengubah Wajah Industri Fashion
Seiring dengan perubahan tren dan perilaku konsumen, teknologi digital kini menjadi alat utama untuk menyampaikan pesan merek kepada generasi muda. Sebagai contoh, Instagram telah menjadi platform yang esensial bagi desainer dan merek untuk mempromosikan koleksi mereka. Chitra Subyakto, pendiri Sejauh Mata Memandang, menyatakan bahwa media sosial kini mempermudah merek dalam berkomunikasi langsung dengan audiens mereka. "Instagram telah menjadi sarana utama kami untuk berinteraksi dengan konsumen. Generasi muda sangat responsif terhadap konten visual," kata Chitra.
Selain itu, media cetak juga harus menyesuaikan diri dengan era digital. Gaby Suwanda dari Elle Indonesia menjelaskan bahwa pembaca mereka di platform digital cenderung lebih muda dan menginginkan konten yang cepat serta relevan. "Digitalisasi memungkinkan kami untuk menyajikan informasi dengan kecepatan yang diharapkan oleh generasi muda saat ini," ujar Gaby.
Pilar Utama Fashion Masa Depan yang Keberlanjutan
Keberlanjutan kini menjadi isu yang tidak terpisahkan dari dunia fashion modern. Desainer seperti Margaretha Novianty dan Zico Halim dari Tangan berusaha menghadirkan koleksi yang tidak hanya mengikuti tren terkini, tetapi juga mengedepankan aspek ramah lingkungan. Mereka memperkenalkan lini seperti Tangan Whim dan Re-Tangan sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap praktik keberlanjutan. "Kami selalu berusaha membuat desain yang dapat diterima oleh berbagai kelompok usia, sambil melihat peningkatan kesadaran konsumen terhadap keberlanjutan," ungkap Margaretha.
Fashion Nation 2024 merupakan momen penting bagi para desainer dan pelaku industri fashion Indonesia untuk berkolaborasi, bertukar ide, dan bersama-sama menghadapi tantangan masa depan yang semakin rumit. Dengan kehadiran digitalisasi dan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, industri ini diharapkan dapat terus berkembang dan mempertahankan posisinya di pasar global.
Â
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement