Liputan6.com, Jakarta Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik merupakan kondisi mental yang patut diwaspadai. Istilah "narsis" mungkin sering kita dengar, terutama ketika digunakan untuk menggambarkan orang yang senang memotret dirinya sendiri atau terlalu fokus pada penampilan luar. Namun, ketika rasa narsis tersebut berkembang hingga berlebihan, bisa menjadi indikasi adanya NPD.
Baca Juga
Advertisement
Orang dengan NPD adalah individu dengan kecenderungan untuk menempatkan dirinya sebagai pusat perhatian, selalu ingin dikagumi, dan sulit berempati terhadap orang lain. Meskipun dari luar terlihat percaya diri, mereka sebenarnya sangat rapuh terhadap kritik sekecil apapun.
Ketidakmampuan untuk memahami atau peduli pada perasaan orang lain ini sering kali menyebabkan masalah dalam hubungan sosial mereka. Memahami NPD penting agar kita bisa lebih peka terhadap dampak psikologis yang ditimbulkan, baik bagi penderitanya maupun orang di sekitarnya. Berikut ulasan lebih lanjut tentang NPD adalah kondisi mental yang perlu diwaspadai, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (11/10/2024).
Apa itu NPD?
NPD adalah salah satu jenis gangguan mental yang ditandai dengan pandangan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Pengidap NPD cenderung merasa dirinya lebih penting dan unggul dibandingkan orang lain, serta selalu membutuhkan pengakuan, kekaguman, dan pujian dari orang di sekitarnya. Mereka sering kali memproyeksikan rasa percaya diri yang sangat tinggi, namun ironisnya, mereka juga sangat sensitif terhadap kritik dan memiliki empati yang rendah terhadap orang lain.
Berbeda dari rasa percaya diri yang sehat dan didasari oleh pencapaian nyata, NPD adalah bentuk pertahanan diri yang sering kali karena ketakutan akan kegagalan atau perasaan inferior. Ketika orang dengan NPD merasa kelemahan mereka terungkap, mereka bisa menjadi sangat rentan terhadap stres dan depresi.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), NPD melibatkan kebutuhan yang kuat untuk dikagumi dan dihargai, namun disertai ketidakmampuan untuk berempati dengan orang lain. Kondisi ini biasanya mulai tampak sejak usia dewasa awal dan bisa berdampak buruk pada hubungan sosial serta kesehatan mental seseorang. Memahami ciri-ciri NPD penting untuk membantu mencegah dampak negatif yang lebih besar, baik bagi pengidap maupun orang di sekitarnya.
Apakah NPD dapat Disembuhkan?
NPD adalah gangguan kepribadian yang kompleks dan sulit disembuhkan sepenuhnya. Namun, meskipun pengobatannya menantang, individu dengan NPD masih bisa mengelola gejalanya dengan bantuan terapi yang tepat. Terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu pengidap NPD untuk memahami perilaku mereka, mengembangkan empati, dan meningkatkan kualitas hubungan sosial.
Namun, penting untuk diingat bahwa proses pengobatan NPD sering kali membutuhkan waktu yang lama dan kesadaran dari pengidapnya. Pemahaman mendalam tentang gangguan ini, termasuk ciri-ciri, penyebab, dan cara terbaik dalam berinteraksi dengan penderita, dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi orang-orang di sekitar mereka. Dengan pendekatan yang empatik dan pengertian, serta dukungan terapi profesional, individu dengan NPD dapat meningkatkan hubungan dan kualitas hidup mereka.
Meskipun tidak selalu sembuh total, pengelolaan yang baik bisa membawa perubahan positif bagi pengidap NPD dan orang-orang di sekitarnya.
Advertisement
Ciri-ciri NPD
Ciri-ciri NPD dapat dikenali melalui berbagai perilaku yang mencerminkan rasa keunggulan dan kebutuhan akan pengakuan berlebihan. Memahami ciri-ciri ini penting untuk membantu dalam mengidentifikasi individu yang mungkin mengalami NPD dan memberikan dukungan yang tepat.
1. Merasa Dirinya Penting
Pengidap NPD cenderung melebih-lebihkan kemampuannya dan merasa dirinya sangat penting. Mereka sering berharap untuk mendapat pengakuan atau pujian tanpa adanya pencapaian atau bakat yang sepadan.
2. Khayalan Berlebihan Tentang Pencapaian
Orang dengan NPD sering terjebak dalam khayalan tentang kesuksesan besar, kekuasaan, kecantikan, atau percintaan yang sangat ideal, yang kerap kali tidak realistis.
3. Meyakini Dirinya Lebih Unggul
Pengidap NPD merasa dirinya spesial atau lebih unggul dibandingkan orang lain. Mereka cenderung hanya ingin bergaul dengan orang-orang dari status sosial tinggi dan merasa hanya mereka yang pantas berada di lingkaran tersebut.
4. Kebutuhan untuk dikagumi
Orang dengan NPD sangat mendambakan kekaguman dan validasi dari orang lain karena harga diri mereka yang sebenarnya rendah. Mereka terus menerus mencari pengakuan untuk mempertahankan rasa superioritas.
5. Merasa memiliki hak yang spesial
Pengidap NPD merasa dirinya pantas mendapatkan perlakuan istimewa tanpa alasan yang jelas, seperti menghindari antrian atau menuntut diprioritaskan dalam berbagai situasi.
6. Memanfaatkan orang lain
Demi mencapai tujuan pribadinya, orang dengan NPD tidak ragu untuk memanfaatkan orang lain, bahkan jika harus mengorbankan atau merugikan mereka.
7. Kurangnya empati
Orang dengan NPD cenderung tidak memahami atau peduli dengan perasaan orang lain, yang membuat mereka tampak egois dan tidak sensitif terhadap kebutuhan orang di sekitarnya.
8. Rasa cemburu atau iri yang berlebihan
Mereka sering merasa iri terhadap kesuksesan orang lain, sementara pada saat yang sama meyakini bahwa orang lain iri terhadap mereka.
9. Arogan dan sulit menghargai orang lain
Orang dengan NPD sering bersikap arogan dan meremehkan orang lain. Mereka sulit menerima kritik dan sering kali tidak menghargai pandangan atau kontribusi orang lain.
Penyebab NPD
Gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic Personality Disorder/NPD) memiliki berbagai jenis yang mempengaruhi perilaku penderitanya dengan cara yang berbeda. Berikut adalah jenis-jenis narsistik yang dikenal.
1. Narsistik Tampak (Grandiose Narcissism)
Jenis narsistik ini ditandai dengan perilaku yang sangat percaya diri, kompetitif, dan sering kali arogan. Pengidap narsistik tampak biasanya menunjukkan kebanggaan yang berlebihan atas kemampuan mereka, cenderung meremehkan orang lain, serta tidak memiliki empati. Mereka sering menceritakan kehebatan diri sendiri dan bisa mengintimidasi orang lain demi keuntungan pribadi.
2. Narsistik Terselubung (Covert Narcissism)
Berbeda dengan narsistik tampak, narsistik terselubung lebih sulit dideteksi karena tidak menunjukkan sifat narsis secara terbuka. Orang dengan narsistik terselubung merasa dirinya lebih unggul dari orang lain, tetapi cenderung menyimpan hal tersebut di dalam hati. Mereka tetap egois, tidak memiliki empati, dan selalu menginginkan perhatian, tetapi sering memosisikan diri sebagai korban ketika merasa dunia tidak mengenali potensinya. Hal ini membuat mereka rentan mengalami depresi.
3. Narsistik Antagonistik (Antagonistic Narcissism)
Pengidap jenis narsistik ini memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi tanpa rasa bersalah. Narsistik antagonistik mirip dengan narsistik tampak, tetapi dengan tambahan sifat pendendam, sulit memaafkan, dan selalu merasa harus menang dalam setiap kompetisi. Mereka sering memicu perdebatan dan perselisihan, serta merasa tersaingi secara konstan.
4. Narsistik Prososial (Prosocial Narcissism)
Orang dengan narsistik prososial terlihat baik di permukaan karena sering melakukan perbuatan baik. Namun, tujuan mereka bukanlah murni membantu, melainkan untuk mendapatkan perhatian, pengakuan, dan pujian dari orang lain. Mereka merasa puas dan bangga jika dipuji atas tindakan mereka, sehingga tindakan baik tersebut sering kali didorong oleh kebutuhan akan validasi.
Advertisement
Cara Menghadapi Seseorang dengan NPD
Menghadapi seseorang dengan NPD dapat menjadi tantangan, karena pengidap NPD sering menunjukkan perilaku yang sulit dan cenderung mengabaikan perasaan orang lain. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu Kamu berinteraksi dengan mereka secara lebih efektif dan menjaga kesehatan mental Kamu sendiri.
1. Tetap Tenang
Menghadapi seseorang dengan NPD bisa memancing emosi karena mereka rentan terlibat konflik atau memiliki reaksi emosional yang kuat. Dengan tetap tenang, Kamu dapat meredam ketegangan dan mengurangi potensi pertengkaran. Sikap tenang juga membantu menjaga kontrol dalam situasi sulit.
2. Tetap pada Fakta
Saat berkomunikasi, penting untuk berpegang pada fakta dan bukti konkret. Hindari spekulasi atau asumsi yang tidak berdasar, karena hal tersebut bisa memicu reaksi negatif dari orang dengan NPD. Fokus pada informasi yang jelas dan objektif agar diskusi tetap rasional.
3. Tetapkan Batasan
Menetapkan batasan yang tegas adalah kunci untuk melindungi diri dari perilaku manipulatif atau eksploitasi. Pastikan Kamu menjelaskan batasan ini dengan jelas dan tetap konsisten dalam menerapkannya. Ini dapat membantu mencegah orang dengan NPD melanggar ruang pribadi atau memanfaatkan situasi.
5. Jaga Kesehatan Mental Kamu
Berinteraksi dengan individu yang memiliki NPD bisa menguras energi dan berdampak pada kesehatan mental Kamu. Penting untuk merawat diri sendiri, menjaga keseimbangan emosional, dan menghindari terjebak dalam dinamika yang merugikan. Luangkan waktu untuk memulihkan diri dan memastikan kesejahteraan mental tetap terjaga.
6. Pahami Kondisi Mereka
Memahami bahwa pengidap NPD memiliki kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain dapat membantu Kamu bersikap lebih empati. Meskipun kondisi mereka tidak membenarkan perilaku merugikan, pemahaman ini bisa membuat Kamu lebih sabar dan terampil dalam menghadapi situasi.
7. Cari Bantuan Profesional
Jika perilaku orang dengan NPD berdampak signifikan pada kesejahteraan Kamu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konselor atau psikolog dapat memberikan strategi yang lebih khusus untuk mengelola hubungan dengan individu narsistik dan membantu Kamu menjaga kesehatan mental.