Liputan6.com, Jakarta Han Kang adalah seorang penulis Korea Selatan yang telah mendapatkan pengakuan internasional, berkat karya-karyanya yang penuh dengan kekuatan emosional dan kedalaman tema. Lahir di Gwangju pada tahun 1970, Han Kang memulai karier sastranya sebagai penyair, sebelum akhirnya beralih menjadi novelis.
Baca Juga
Advertisement
Karya yang mencakup berbagai genre mulai dari puisi, cerpen, hingga novel panjang, telah mencuri perhatian dunia dengan eksplorasi mendalam tentang trauma, identitas dan kemanusiaan. Karya paling terkenal dari Han Kang adalah The Vegetarian, di mana menggambarkan perjalanan psikologis seorang wanita yang menolak norma-norma sosial, serta memilih untuk menjadi vegetarian.
Novel ini kemudian mendapatkan perhatian luas, setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan memenangkan Man Booker International Prize pada tahun 2016. Keberhasilan novel ini bukan hanya menegaskan bakat Han Kang sebagai penulis, tetapi juga memperkenalkan literatur Korea Selatan ke panggung internasional.
Pada tahun 2024, Han Kang mencapai puncak kariernya ketika ia dianugerahi Hadiah Nobel Sastra, menjadikannya penulis Korea Selatan pertama yang menerima penghargaan bergengsi tersebut. Pengakuan ini diberikan sebagai penghormatan atas kontribusinya dalam sastra dunia, terutama dalam karyanya yang menghadirkan pencerahan tentang trauma sejarah dan kehidupan manusia.
Biografi Singkat Han Kang
Han Kang adalah seorang penulis ternama asal Korea Selatan, lahir di Gwangju pada 27 November 1970. Pada usia sepuluh tahun, keluarganya pindah ke Suyuri, sebuah daerah di Seoul, di mana ia melanjutkan masa kecil dan remajanya. Sejak awal, Han Kang telah menunjukkan minat yang mendalam terhadap sastra, yang kemudian membawanya untuk menempuh pendidikan di jurusan sastra Korea di Universitas Yonsei.
Han memulai perjalanan sastranya pada tahun 1993 dengan debut sebagai penyair, menerbitkan sejumlah puisi, termasuk yang terkenal berjudul "Winter in Seoul," di majalah sastra Munhak-gwa-sahoe (Sastra dan Masyarakat). Setahun kemudian, pada 1994, ia mulai merambah dunia prosa dengan memenangkan Kontes Sastra Musim Semi Seoul Shinmun berkat cerpennya yang berjudul "Red Anchor."
Perjalanan karier Han Kang sebagai novelis terus berkembang pesat. Pada tahun 1995, ia merilis kumpulan cerita pendek pertamanya yang berjudul Yeosu, yang diterbitkan oleh Perusahaan Penerbitan Munji. Selanjutnya, Han Kang terus menghasilkan karya-karya yang diakui secara luas, baik di Korea maupun internasional.
Beberapa di antaranya termasuk kumpulan cerita pendek seperti Fruits of My Woman (2000) dan Fire Salamander (2012). Han juga menulis sejumlah novel penting yang memperlihatkan kepiawaiannya dalam mengeksplorasi tema-tema kompleks, seperti Black Deer (1998), Your Cold Hands (2002), The Vegetarian (2007), Breath Fighting (2010), dan Greek Lessons (2011). Novel-novelnya yang lebih baru seperti Human Acts (2014), The White Book (2016) dan I Do Not Bid Farewell (2021) juga mendapatkan pujian luas dari kritikus dan pembaca.
Kiprah internasional Han Kang semakin diakui ketika pada tahun 1998 ia mengikuti Program Penulisan Internasional di Universitas Iowa selama tiga bulan, dengan dukungan dari Dewan Kesenian Korea. Pengalaman tersebut semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu penulis penting dari Korea Selatan.
Pada tahun 2016, Han Kang mencatat sejarah dengan karyanya The Vegetarian yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, menjadi novel Korea pertama yang memenangkan Penghargaan Buku Internasional untuk Fiksi, sebuah prestasi luar biasa yang menandai jejak signifikan bagi karya sastra Korea di panggung global. Hingga akhirnya, keberhasilan Han Kang mencapai puncaknya pada tahun 2024, ketika dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra, menjadikannya wanita Korea dan Asia pertama yang mendapatkan kehormatan tersebut.
Advertisement
Perjalanan Karier Han Kang
Han Kang memulai perjalanan sastranya dengan menerbitkan lima puisi, termasuk "Winter in Seoul," dalam edisi musim dingin jurnal Literature and Society pada tahun 1993. Setahun kemudian, ia memulai debutnya sebagai penulis fiksi dengan cerpen "The Scarlet Anchor," yang memenangkan Kontes Sastra Musim Semi Seoul Shinmun pada 1994. Kumpulan cerita pendek pertamanya, A Love of Yeosu, diterbitkan pada tahun 1995 dan mendapat perhatian karena narasinya yang kuat dan penulisan yang matang, menandai awal kariernya sebagai penulis yang diperhitungkan.
Pada tahun 2007, Han Kang menerbitkan A Song to Sing Calmly, buku yang disertai album musik, meskipun awalnya ia tidak berencana untuk menyanyikan lagunya sendiri. Namun, desakan dari musisi Han Jung Rim membuatnya terlibat lebih dalam proyek tersebut.
Salah satu inspirasi terbesarnya datang dari puisi Yi Sang yang menyiratkan gagasan tentang manusia sebagai tumbuhan, yang kelak menjadi tema sentral dalam novelnya The Vegetarian, sebuah karya yang mengusung isu kesehatan mental dan pengabaian keluarga.
Ketenaran Han Kang di kancah internasional melonjak setelah novel The Vegetarian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Deborah Smith. Terjemahan ini memenangkan Penghargaan Man Booker International 2016, menjadikannya penulis Korea pertama yang meraih penghargaan bergengsi tersebut. Karya ini kemudian diakui secara luas, bahkan terpilih sebagai salah satu dari "10 Buku Terbaik Tahun 2016" oleh The New York Times Book Review.
Selain The Vegetarian, novel-novelnya seperti The White Book (2018) dan Human Acts (2016) terus mengeksplorasi tema trauma, kehilangan, dan dampak sejarah. Novel terbarunya, Greek Lessons (2023), diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan mendapat pujian luas. Dengan karya-karyanya yang mendalam dan penuh makna, Han Kang telah mengukuhkan dirinya sebagai salah satu penulis penting dalam sastra global.
Penghargaan yang Diperoleh Han Kang
Han Kang telah menerima berbagai penghargaan prestisius selama karier sastranya yang gemilang. Pada tahun 1999, ia meraih Penghargaan Novel Korea ke-25 berkat novel pendeknya yang berjudul Baby Buddha. Setahun kemudian, ia kembali mendapat pengakuan melalui Penghargaan Artis Muda Masa Kini yang diberikan oleh Kementerian Kebudayaan Korea pada tahun 2000.
Karyanya yang lain, Mongol Spot, mengantarkannya meraih Penghargaan Sastra YiSang pada tahun 2005. Selain itu, novel The Wind is Blowing yang dirilis pada tahun 2010 berhasil membawa pulang Penghargaan Sastra Dongri, memperkuat posisinya sebagai salah satu penulis Korea Selatan yang berpengaruh.
Di tahun-tahun berikutnya, Han Kang terus menorehkan prestasi dengan karya-karyanya yang menggugah. Ia menerima Penghargaan Sastra Manhae pada tahun 2014 untuk novelnya yang berjudul Human Acts, dan di tahun 2015, ia dianugerahi Penghargaan Sastra Hwang Sun-won atas novel pendeknya While One Snowflake Melts. Karya terbarunya pada waktu itu, Farewell, meraih Penghargaan Sastra Kim Yujung pada tahun 2018, memperlihatkan konsistensinya dalam menghasilkan karya-karya berkualitas yang mengangkat tema-tema mendalam.
Salah satu pencapaian terbesar dalam karier Han Kang adalah ketika novel The Vegetarian memenangkan Penghargaan Man Booker International pada tahun 2016, menjadikannya sebagai penulis Korea pertama yang meraih penghargaan bergengsi tersebut. Karyanya yang lain, Human Acts, juga mendapatkan pengakuan internasional dengan memenangkan Penghargaan Malaparte pada tahun 2017 di Italia.
Han kemudian dianugerahi Penghargaan San Clemete untuk The Vegetarian di Spanyol pada tahun 2019. Di tahun yang sama, Han Kang terpilih sebagai penulis kelima untuk proyek Perpustakaan Masa Depan di Norwegia, dengan karyanya yang berjudul Dear Son, My Beloved disimpan di Perpustakaan Deichman di Oslo dan baru akan diterbitkan pada tahun 2114.
Prestasi Han Kang terus berlanjut dengan novel terbarunya, I Do Not Bid Farewell, yang berhasil memenangkan Penghargaan Médicis di Prancis pada tahun 2023. Puncak dari pencapaian sastranya terjadi pada tahun 2024 ketika ia dianugerahi Hadiah Nobel Sastra oleh Akademi Swedia.
Penghargaan ini diberikan atas "prosa puitisnya yang intens yang menghadapi trauma sejarah dan mengungkap kerapuhan kehidupan manusia." Dengan penghargaan tersebut, Han Kang menjadi penulis Korea pertama yang meraih Hadiah Nobel Sastra, menempatkannya di jajaran penulis sastra dunia yang paling berpengaruh.
Advertisement