Sukses

Doa Ratu Surga Bersukacitalah: Bacaan, Pengertian, dan Sejarahnya

Penetapan doa Ratu Surga sebagai doa resmi masa Paskah terjadi pada tahun 1742.

Liputan6.com, Jakarta - Umat Katolik perlu mengetahui doa Ratu Surga sebagai bagian penting dari tradisi liturgi, khususnya selama masa Paskah. Doa ini berisi ungkapan sukacita atas kebangkitan Kristus dan penghormatan kepada Bunda Maria.

Menurut buku "12 Katekase, Renungan, dan Doa Bunda Maria" susunan Y. Gunawan Pr (2019), doa Ratu Surga merujuk pada Misteri Paskah sebagai pemenuhan Misteri Inkarnasi.

Doa Ratu Surga bersukacitalah didoakan selama masa Paskah, menggantikan doa Angelus. Isinya mencerminkan kegembiraan atas kebangkitan Kristus dengan kalimat "Ia yang sudah kau kandung telah bangkit seperti disabdakan-Nya." Doa ini juga mengandung permohonan agar umat dapat menikmati sukacita kebangkitan bersama Bunda Maria.

Penetapan doa Ratu Surga sebagai doa resmi masa Paskah terjadi pada tahun 1742 oleh Paus Benediktus XIV. Doa ini memiliki versi bahasa Latin yang disebut Regina Caeli.

Meski penciptanya tidak diketahui pasti, sejarah menyebutkan Santo Gregorius Agung mendengar tiga baris pertamanya dinyanyikan oleh para malaikat pada pagi Paskah.

Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Senin (14/10/2024).

2 dari 4 halaman

Apa Itu Doa Ratu Surga?

Doa Ratu Surga, atau dalam bahasa Latin disebut Regina Caeli, merupakan doa khusus dalam tradisi Katolik yang ditujukan kepada Bunda Maria. Doa ini memiliki peran penting dalam liturgi Katolik, terutama selama masa Paskah. Melansir dari buku "12 Katekase, Renungan, dan Doa Bunda Maria" karya Y. Gunawan Pr (2019), doa Ratu Surga bersukacitalah ini erat kaitannya dengan Misteri Paskah, yang merupakan puncak dari Misteri Inkarnasi.

Umat Katolik biasanya melantunkan doa Ratu Surga sebagai pengganti doa Angelus (Malaikat Tuhan) selama periode Paskah. Doa ini mengekspresikan sukacita atas kebangkitan Yesus Kristus dan memohon bimbingan Bunda Maria. Salah satu kalimat kunci dalam doa ini berbunyi, "Ia yang sudah kau kandung telah bangkit seperti disabdakan-Nya," yang secara langsung merujuk pada peristiwa kebangkitan Kristus.

Doa Ratu Surga Katolik ini tidak hanya sekadar rangkaian kata-kata, tetapi juga mengandung makna teologis yang dalam. Melalui doa ini, umat Katolik mengimani dan merayakan kebangkitan Kristus, sambil memohon kepada Allah Bapa agar bersama Bunda Maria, mereka dapat merasakan sukacita kehidupan kekal. Doa ini menjadi sarana bagi umat untuk menghayati misteri Paskah dalam kehidupan sehari-hari.

Secara liturgis, doa Ratu Surga didoakan pada masa Paskah, yang dimulai dari malam Paskah hingga hari Minggu Pentakosta. Selama periode ini, doa ini menggantikan Angelus dan biasanya diucapkan atau dinyanyikan tiga kali sehari: pagi (pukul 06.00), siang (pukul 12.00), dan sore (pukul 18.00). Praktik ini mencerminkan pentingnya peristiwa Paskah dalam kehidupan iman Katolik.

Doa Ratu Surga juga memiliki versi Latin yang sering digunakan dalam liturgi resmi Gereja. Penggunaan bahasa Latin ini menegaskan universalitas doa tersebut dan menghubungkan umat dengan tradisi Gereja yang panjang. Baik dalam bahasa Latin maupun terjemahannya, doa Ratu Surga masa Prapaskah ini tetap menjadi ungkapan iman yang kuat dan indah bagi umat Katolik di seluruh dunia.

3 dari 4 halaman

Doa Ratu Surga Bersukacitalah

Ratu Surga bersukacitalah, Alleluya

Sebab Ia yang sudi kau kandung, Alleluya

Telah bangkit seperti yang disabdakan-Nya, Alleluya

Doakanlah kami pada Allah, Alleluya

Bersukacitalah dan bergembiralah, Perawan Maria, Alleluya

Sebab Tuhan sungguh telah bangkit, Alleluya

Marilah berdoa:

"Ya Allah, Engkau telah menggembirakan dunia dengan kebangkitan Putra-Mu, Tuhan kami Yesus Kristus.

Kami mohon perkenankanlah kami bersukacita dalam kehidupan kekal bersama Bunda-Nya, Perawan Maria.

Demi Kristus, pengantara kami. Amin."

Doa berbahasa Latin

Regina cæli, lætare, alleluia.

Quia quem meruisti portare, alleluia.

Resurrexit, sicut dixit, alleluia.

Ora pro nobis Deum, alleluia.

Gaude et lætare, Virgo Maria, alleluia.

Quia surrexit Dominus vere, alleluia.

Oremus.

Deus, qui per resurrectionem Filii tui,

Domini nostri Iesu Christi, mundum lætificare dignatus es:præsta, quæsumus,

ut per eius Genitricem Virginem Mariam,

perpetuæ capiamus gaudia vitæ.

Per eundem Christum Dominum nostrum.

Amen.

Doa Ratu Surga bersukacitalah memiliki makna yang mendalam bagi umat Katolik. Inti dari doa ini adalah ungkapan sukacita atas kebangkitan Kristus dan penghormatan kepada Bunda Maria.

Melansir dari Direktorium Kesalehan Umat dan Liturgi yang diterbitkan oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen pada tahun 2001, doa ini merupakan salah satu dari empat Antifon Maria yang memiliki signifikansi khusus dalam tradisi Katolik.

Melalui doa ini, umat diajak untuk merenungkan peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan dan bergembira bersama-Nya atas kebangkitan Putranya.

Lebih dari sekadar ungkapan sukacita, doa Ratu Surga juga mengandung permohonan kepada Allah Bapa. Umat memohon agar mereka dapat merasakan kegembiraan kehidupan kekal bersama Bunda Maria. Hal ini mencerminkan kepercayaan Katolik bahwa Bunda Maria memiliki peran khusus dalam membimbing umat menuju keselamatan.

Jika demikian, doa Ratu Surga tidak hanya merayakan peristiwa Paskah, tetapi juga menjadi sarana bagi umat untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui perantaraan Bunda Maria.

4 dari 4 halaman

Sejarah Doa Ratu Surga

Sejarah doa Ratu Surga dapat ditelusuri hingga abad pertengahan. Meskipun tanggal pasti penciptaannya tidak diketahui, terdapat legenda menarik tentang asal-usul doa ini. Melansir dari tradisi Gereja, Santo Gregorius Agung dilaporkan mendengar tiga baris pertama doa ini dinyanyikan oleh para malaikat pada suatu pagi Paskah.

Kemudian, ia menambahkan baris keempat: "Ora pro nobis Deum. Alleluia" (Doakanlah kami kepada Allah. Alleluia).

Penggunaan doa Ratu Surga dalam liturgi Katolik mulai meluas pada abad ke-13. Pada masa ini, doa tersebut mulai dihubungkan secara khusus dengan waktu liturgi setelah sore atau malam (Vespers atau Compline) selama musim Paskah. Keterkaitan doa ini dengan Paskah semakin diperkuat karena fokusnya pada sukacita kebangkitan Kristus, yang merupakan inti dari perayaan Paskah.

Perkembangan signifikan dalam sejarah doa Ratu Surga terjadi pada abad ke-18. Tepatnya pada tanggal 20 April 1742, Paus Benediktus XIV secara resmi menetapkan doa ini sebagai bagian dari praktik ibadah umat Katolik. Penetapan ini dicatat dalam Direktorium Kesalehan Umat dan Liturgi yang diterbitkan oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen pada tahun 2001. Sejak saat itu, doa Ratu Surga menjadi bagian integral dari tradisi liturgi Katolik, terutama selama masa Paskah.

Seiring berjalannya waktu, doa Ratu Surga semakin diterima dan dihargai oleh umat Katolik di seluruh dunia. Doa ini menjadi salah satu dari empat Antifon Maria yang biasanya diucapkan atau dinyanyikan setelah doa pada sore/malam hari selama Masa Paskah. Selain itu, doa Ratu Surga juga dijadikan sebagai pengganti Angelus (Doa Malaikat Tuhan) selama Masa Paskah, yang diucapkan tiga kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari.

Hingga saat ini, doa Ratu Surga tetap menjadi bagian penting dari warisan liturgis Katolik. Doa ini tidak hanya menjadi momen penghormatan kepada Bunda Maria, tetapi juga sarana bagi umat untuk merayakan kebangkitan Kristus selama periode Paskah.

Keberadaan doa ini dalam tradisi Katolik menegaskan pentingnya peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan dan menjadi pengingat akan sukacita Paskah yang merupakan inti dari iman Kristiani.