Sukses

Bacaan Doa Setelah Sholat Fardhu Lengkap dengan Artinya, Ajaran Nabi Muhammad SAW

Membaca doa setelah sholat fardhu akan memberikan ketenangan batin yang luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta Sholat fardhu merupakan ibadah utama yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Setelah melaksanakan sholat fardhu, ada sunnah yang sangat dianjurkan, yaitu membaca doa setelah sholat fardhu. Doa ini memiliki peran penting dalam memperkuat ikatan spiritual antara seorang hamba dan Tuhannya. Dengan membaca doa setelah menyelesaikan sholat wajib, seorang Muslim memohon ampunan, keberkahan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Doa setelah sholat fardhu juga memberikan kesempatan bagi seorang Muslim, untuk merenungi makna dari setiap rakaat yang telah dilaksanakan. Selain itu, doa ini menjadi momen intim bagi seorang hamba untuk memohon perlindungan dan petunjuk dari Allah, agar selalu berada di jalan yang benar. Membiasakan diri membaca doa setelah sholat fardhu akan membantu menjaga hati tetap bersih, penuh keikhlasan dan jauh dari godaan yang bisa merusak iman.

Di dalam Islam, doa memiliki posisi yang sangat penting sebagai sarana komunikasi langsung antara hamba dan Tuhannya. Oleh karena itu, doa setelah sholat fardhu adalah momen yang sangat tepat, untuk menyampaikan segala hajat dan harapan yang ada di dalam hati. Doa yang dipanjatkan dengan sungguh-sungguh dan penuh keyakinan, akan menjadi bentuk pengabdian yang tinggi, serta menguatkan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang telah diberikan.

Berikut ini bacaan doa setelah sholat fardhu yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/10/2024).

2 dari 4 halaman

Doa Setelah Sholat Fardhu

Salat fardhu merupakan salah satu pilar utama dalam ajaran Islam, yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah mencapai usia baligh dan memiliki kemampuan akal sehat. Sebagai bagian dari rukun Islam, sholat fardhu menempati posisi yang sangat penting karena kewajiban ini adalah bentuk ibadah langsung kepada Allah dan menjadi tolok ukur ketaatan seorang Muslim, dalam menjalankan perintah-Nya. Setiap Muslim diwajibkan untuk mendirikan salat fardhu lima kali dalam sehari pada waktu-waktu yang telah ditentukan, dengan ketentuan yang tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan yang sah menurut syariat.

Salat fardhu terdiri dari lima waktu yang berbeda, yaitu salat shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Masing-masing waktu salat ini memiliki aturan jumlah rakaat yang ditetapkan. Salat shubuh yang dikerjakan pada waktu pagi terdiri dari dua rakaat, dan merupakan satu-satunya salat yang memiliki jumlah rakaat paling sedikit. Kemudian, salat dzuhur yang dilakukan setelah matahari tergelincir di siang hari terdiri dari empat rakaat. Setelah itu, salat ashar, yang dilaksanakan pada sore hari sebelum matahari terbenam, juga terdiri dari empat rakaat. Pada waktu maghrib, yaitu saat matahari tenggelam, jumlah rakaat yang dilakukan adalah tiga rakaat. Terakhir, salat isya yang dilaksanakan pada malam hari terdiri dari empat rakaat.

Berikut ini doa-doa setelah sholat fardhu:

 

الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

Alhamdu lillahi rabbil’aalamiin, hamdan yuwaafii ni’amahu wayukaafii maziidahu. Ya rabbanaa lakal hamdu kamaa yan baghhi lijalaali wajhika wa’wzhiiI sulthaanika.

Artinya:

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan pujian yang sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan ditambah nikmatnya. Wahai Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana yang patut bagi keagungan-Mu dan kebesaran kekuasaan-Mu”.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْاٰفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَـــا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَـــاتِ 

Allâhumma shalli ‘alâ Sayyidinâ Muhammadin wa ‘alâ âli Sayyidinâ Muhammadin shalâtan tunjînâ bihâ min jamî’il ahwâli wal âfât wa taqdhî lanâ bihâ jamî’al hâjat wa tuthahhirunâ bihâ min jamî’is sayyiât wa tarfa’unâ bihâ ‘indaka a’lad darajât wa tuballighunâ bihâ aqshal ghâyat min jamî’il khairâti fil hayâti wa ba’dal mamât.

Artinya:

“Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan shalawat itu, Engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang menakutkan dan dari semua cobaan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengabulkan hajat kami; dengan shalawat itu, Engkau akan menyucikan kami dari segala keburukan; dengan shalawat itu, Engkau akan mengangkat kami ke derajat paling tinggi; dengan salawat itu pula, Engkau akan menyampaikan kami kepada tujuan yang paling sempurna dalam semua kebaikan, ketika hidup dan setelah mati.”

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ  

Allaahumma innaa nas aluka salaamatangfiddiini wa afiatan filjasadi waziaadatangfil ilmi wabarokatangfirizki wataubatangQoblalmaut warahmatan ingdalmaut wamaghfiratan ba’dal mauut,

Allaahumma hawin alaina fi sakarootil mauti wanajata minannaar wal afwa ingdal hisaab. Robbana laatuzigh Qulubana ba’da idz hadaitanaa wahablanaa mil ladungka rohmatan innaka antal wahhaab.

Artinya:

“Ya Allah kami meminta kepadamu keselamatan agama, kesehatan jasmani, tambahan Ilmu, keberkahan dalam rizqi, Taubat sebelum mati, rahmat ketika hendak mati dan ampunan setelah mati. Ya Allah, ringankanlah kami ketika sedang sakratulmaut, selamatkan dari api neraka, dan ampunilah ketika sedang proses hisab”.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba'da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb.

Artinya:

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami menyimpang pada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (Karunia)”.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa.

Artinya:

“Ya Allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan belas kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka berbelas kasih kepadaku di waktu aku kecil”.  

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار

Rabbanā, ātinā fid dunyā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā 'adzāban nār.

Artinya:

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan selamatkanlah kami dari siksa neraka”. 

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Washallallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihiwa shahbihiiwa sallam, wal hamdu lillaahirabbil ‘aalamiin.

Artinya:

“Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.”

 

3 dari 4 halaman

Dalil Anjuran Berdzikir Setelah Sholat

Setelah selesai mengerjakan sholat, hendaknya tidak langsung beranjak pergi. Karena dianjurkan untuk berdzikir dengan dzikir-dzikir yang disyariatkan dan diajarkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sebagaimana diperintahkan oleh Allah Ta’ala:

 

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), berdzikirlah kepada Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. An Nisa: 103).

Allah Ta’ala juga berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

 “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan berdzikirlah kepada Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al Jumu’ah: 10).

Karena dengan berdzikir setelah sholat, dzikir tersebut akan menjadi penambal kekurang-kekurangan yang ada di dalam sholat kita. Demikian juga dengan berdzikir, seseorang telah menyambung ibadah dengan ibadah lain. Sehingga ia tidak merasa cukup dengan ibadah sholat saja.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Bacaan Surat Pendek Setelah Sholat Fardu

1. Al Ikhlas

“Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad.”

Artinya: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.

2. Al Falaq

“Qul a’uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba. Wamin syarrin naffaatsaati fii al’uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada.”

Artinya: “Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki”

3. An Nas

“Qul a’uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wannaas.”

Artinya:

“Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

4. Ayat Kursi

“Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ’indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ’ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ’azhiim.”

Artinya:

”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Baqarah: 255)