Sukses

Pernah Idap BPD, Ariel Tatum Bagikan Perjuangannya Temukan Ketenangan Lewat Stoikisme dan Self-Love

Ariel Tatum sempat didiagnosis mengidap Borderline Personality Disorder atau BPD saat remaja.

Liputan6.com, Jakarta Di balik gemerlap dunia selebriti, kehidupan Ariel Tatum ternyata menyimpan cerita yang penuh makna. Pada usia 27 tahun, artis ini tak hanya bersinar di layar kaca, tetapi juga menjadi suara bagi isu kesehatan mental. Ariel dengan berani mengungkapkan bahwa ia pernah melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.

Dalam acara 'Mendengar Jiwa' yang diadakan untuk menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ariel tampil dengan ketulusan yang memikat. Di hadapan audiens, ia berbagi tentang betapa pentingnya menjaga kesehatan mental. Dengan penuh empati, ia menceritakan perjalanan panjangnya menghadapi gangguan kepribadian yang sudah ia alami sejak remaja.

Menghadapi berbagai tantangan hidup, Ariel menemukan panduan dalam filosofi Stoikisme. Kisah dan saran dari Ariel Tatum menjadi inspirasi bagi banyak orang dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Mulai dari praktik mencintai diri sendiri hingga kebiasaan harian yang ia terapkan, Ariel berbagi pengalamannya dengan harapan bisa membantu orang lain. Informasi ini dilansir dari berbagai sumber oleh Liputan6.com pada Selasa, (15/10/2024).

2 dari 7 halaman

Penerapan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-Hari

Ariel Tatum mendalami dan mengamalkan Stoikisme, filsafat yang berfokus pada pengendalian diri. Menurutnya, Stoikisme menjadi panduan yang membantunya lebih bijaksana menghadapi berbagai tantangan.

Melalui filosofi ini, Ariel yakin bahwa kita harus berusaha sebaik mungkin dalam hidup, namun jika hasilnya tidak sesuai harapan, itu adalah sesuatu yang berada di luar kendali kita.

3 dari 7 halaman

Perjalanan Melawan Borderline Personality Disorder Sejak Usia 13 Tahun

Pada usia 13 tahun, Ariel didiagnosis mengalami Borderline Personality Disorder (BPD). Ia menyatakan bahwa perjalanan menuju pemulihan tidaklah mudah, memerlukan terapi dalam jangka waktu yang panjang.

Namun, dengan dukungan dari orang-orang terdekat dan tekad untuk terus berjuang, Ariel berhasil bertahan dan menjadi lebih tangguh dari sebelumnya.

4 dari 7 halaman

Kampanye Kesehatan Mental: Berbagi Pengalaman dan Tips

Selama lima tahun terakhir, Ariel giat mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan mental. Berdasarkan pengalamannya sendiri, ia kerap membagikan saran tentang cara mengatasi tantangan mental, misalnya dengan menerapkan self-love dan menyeimbangkan antara pekerjaan dan waktu pribadi.

Ariel yakin bahwa merawat kesehatan mental adalah perjalanan yang berkelanjutan.

5 dari 7 halaman

Journaling Sebagai Alat untuk Mengatasi Stres

Salah satu kebiasaan yang dilakukan Ariel untuk mengelola stres adalah menulis jurnal. Dia mendokumentasikan semua kegiatannya, dari pekerjaan hingga perasaan yang dialaminya selama hari-hari yang padat.

Bagi Ariel, menulis jurnal membantunya lebih mengenal dirinya sendiri dan mengatur emosinya dengan lebih efektif.

6 dari 7 halaman

Self-Care Setiap Minggu

Ariel selalu meluangkan waktu untuk beristirahat setiap Minggu. Meski jadwalnya sibuk, ia memutuskan untuk tidak mengambil pekerjaan pada hari itu dan menggunakannya untuk melakukan aktivitas yang dapat memperbaiki suasana hatinya, seperti berlatih yoga atau bermain piano.

Menurutnya, merawat diri sendiri adalah cara penting untuk menjaga kesehatan mental.

7 dari 7 halaman

Menemukan Titik Balik dalam Setiap Perjalanan Hidup

Ariel menyatakan bahwa hidupnya penuh dengan berbagai momen perubahan yang sering kali menguras emosi. Namun, setiap kali menghadapi masa-masa sulit, dia merasakan bahwa dia menjadi lebih tangguh dan lebih memahami dirinya sendiri.

Menurutnya, setiap tantangan yang dihadapinya memberikan pelajaran penting yang membentuk dirinya hingga saat ini.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence