Sukses

Apa Makna Kata Pengemasan? Ketahui Fungsi dan Jenisnya dalam Produk

Pengemasan adalah cara mengemas yang baik serta prosesnya.

Liputan6.com, Jakarta Apa makna kata pengemasan merupakan proses penting dalam industri produksi yang melibatkan perancangan dan pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Secara harfiah, pengemasan berarti tindakan membungkus atau melindungi barang untuk distribusi, penyimpanan, penjualan, dan penggunaan. Lebih dari sekadar pembungkus, pengemasan modern memiliki peran multifungsi yang mencakup aspek perlindungan, pemasaran, dan informasi produk.

Fungsi utama pengemasan adalah melindungi produk dari kerusakan fisik, kontaminasi, dan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas atau keamanan produk. Selain itu, pengemasan berfungsi sebagai media komunikasi yang efektif antara produsen dan konsumen, menyampaikan informasi penting seperti merek, komposisi, dan petunjuk penggunaan produk.

Tidak kalah pentingnya, pengemasan juga berperan dalam menarik perhatian konsumen, membedakan produk dari pesaing, dan meningkatkan nilai jual melalui desain yang menarik dan fungsional. Jenis pengemasan dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan bahan, bentuk, dan fungsinya.

Agar lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai apa makna kata pengemasan, beserta fungsi dan jenisnya pada produk yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/10/2024).

2 dari 5 halaman

Apa Makna Kata Pengemasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, apa makna kata pengemasan adalah cara mengemas yang baik serta prosesnya. Dengan kata lain, pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.

Definisi lain mengenai apa makna kata pengemasan adalah kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).

Budaya kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk pertanian. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.

3 dari 5 halaman

Fungsi Pengemasan

Kemasan memiliki fungsi yang sangat penting, ada beberapa prinsip bagi perancang kemasan agar memahami proses kemasan antara lain:

  1. Kemasan berfungsi sebagai informasi, sehingga desain kemasan harus jujur dan memberikan informasi tentang produk. Artinya kemasan harus sesuai dengan desain yang tertera pada kemasan dengan isinya. Selain itu, penjual juga harus memperhatikan bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan.
  2. Kemasan memiliki fungsi sebagai pelindung produk serta memiliki fungsi kepraktisan yang harus sesuai dengan pandangan konsumen.
  3. Kemasan memilki fungsi branding atau merek sebagai sarana komunikasi citra dan posisi produk dipasar.

Peranan fungsi kemasan dalam pemasaran juga ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain:

  1. Meningkatkan standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut oleh masyarakat.
  2. Mahalnya harga tempat untuk peragaan produk yang diperlukan oleh pihak produsen dan sulitnya memperoleh tempat ditoko-toko eceran.
  3. Susahnya menghadapi pengecer yang hanya mau menjual produk dengan kemasan yang efektif saja.
4 dari 5 halaman

Jenisnya pada Produk

1. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian

  1. Kemasan Sekali Pakai (Disposable): Digunakan hanya sekali, seperti plastik pembungkus makanan, karton minuman, dan kaleng makanan.
  2. Kemasan Berulang (Multitrip): Dapat digunakan berkali-kali, misalnya botol kaca minuman, kotak plastik, atau drum.

2. Berdasarkan Struktur Sistem Kemas

  1. Kemasan Primer: Bersentuhan langsung dengan produk, seperti botol untuk minuman atau tube untuk pasta gigi.
  2. Kemasan Sekunder: Melindungi kemasan primer, seperti kotak karton untuk botol parfum.
  3. Kemasan Tersier: Digunakan untuk pengiriman dan penyimpanan dalam jumlah besar, seperti palet atau kontainer.

3. Berdasarkan Sifat Kekakuan Bahan

  1. Kemasan Kaku: Memiliki bentuk yang tetap, seperti kotak, kaleng, atau botol kaca.
  2. Kemasan Semi Kaku: Agak fleksibel namun memiliki bentuk dasar, seperti botol plastik.
  3. Kemasan Fleksibel: Mudah berubah bentuk, seperti kantong plastik atau aluminium foil.

4. Berdasarkan Bahan

  1. Kemasan Kertas: Ramah lingkungan, seperti kantong kertas atau kotak karton.
  2. Kemasan Plastik: Ringan dan tahan air, seperti botol PET atau kantong polietilen.
  3. Kemasan Logam: Tahan lama dan dapat didaur ulang, seperti kaleng aluminium atau baja.
  4. Kemasan Kaca: Tahan panas dan bisa didaur ulang, umumnya digunakan untuk minuman atau makanan.
  5. Kemasan Kayu: Untuk produk premium atau pengiriman barang berat.

5. Berdasarkan Fungsi

  1. Kemasan Pelindung: Melindungi produk dari kerusakan fisik atau kontaminasi.
  2. Kemasan Promosi: Dirancang untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
  3. Kemasan Distribusi: Memudahkan penyimpanan, penanganan, dan transportasi produk.

6. Berdasarkan Tampilan

  1. Kemasan Transparan: Memungkinkan konsumen melihat produk, sering digunakan untuk makanan.
  2. Kemasan Bermotif: Menggunakan desain grafis untuk menarik perhatian.
  3. Kemasan Polos: Sederhana, sering digunakan untuk produk generik atau premium.
5 dari 5 halaman

Persyaratan Bahan Kemas

Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen tergantung pada kondisi bahan mentah, metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  1. Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
  2. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan dari udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme.
  3. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian.
  4. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
  5. Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.

Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat:

  1. Permeabel terhadap udara (oksigen dan gas lainnya).
  2. Bersifat non-toksik dan inert (tidak bereaksi dan menyebabkan reaksi kimia) sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
  3. Kedap air (mampu menahan air atau kelembaban udara sekitarnya).
  4. Kuat dan tidak mudah bocor.
  5. Relatif tahan terhadap panas.
  6. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif murah.