Sukses

Niat Sholat Istikharah dan Tata Caranya, Amalan untuk Memohon Pilihan Terbaik

Sholat istikharah merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah dalam ajaran Islam yang memiliki makna dan tujuan khusus.

Liputan6.com, Jakarta Sholat istikharah merupakan salah satu bentuk ibadah sunnah dalam ajaran Islam yang memiliki makna dan tujuan khusus. Ibadah ini dilaksanakan oleh umat Muslim ketika mereka dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan, terutama saat menghadapi dilema antara dua atau lebih pilihan.

Melalui sholat istikharah, seorang Muslim berharap mendapatkan bimbingan dan petunjuk langsung dari Allah SWT untuk memilih opsi terbaik dari berbagai alternatif yang tersedia. Esensi dari sholat istikharah terletak pada keyakinan bahwa Allah SWT, sebagai Maha Pencipta dan Maha Mengetahui, memiliki pengetahuan yang sempurna tentang apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Dengan melaksanakan sholat ini, seorang Muslim menyerahkan keputusannya kepada Allah, memohon agar diberi kejelasan dan kemantapan hati dalam mengambil langkah selanjutnya. Sholat istikharah juga menjadi sarana bagi seorang Muslim untuk merefleksikan diri dan mengevaluasi pilihan-pilihan yang ada dengan lebih jernih dan objektif.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai niat sholat istikharah dan tata caranya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (16/10/2024).

2 dari 6 halaman

Bacaan Niat Sholat Istikharah

Sholat Istikharah adalah sholat sunah yang sebaiknya dilakukan oleh seorang muslim ketika menghadapi dilema atau di antara dua pilihan. Sementara, keduanya sama-sama baik. Mengutip NU Online, istikharah menurut Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar sangat dianjurkan (sunah) pada semua perkara yang memiliki beberapa alternatif.

Kata istikharah sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya meminta kebaikan pada sesuatu. Dalam artian kita meminta petunjuk kepada Allah SWT untuk diberikan sesuatu yang terbaik. Anjuran mengenai sholat istikharah tertuang dalam sebuah hadis Rasulullah SAW yang berbunyi:

"Rasulullah SAW mengajari kami (para sahabat) untuk sholat istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau mengajari kami semua surat dari Al-Qur'an. Beliau bersabda, 'Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah sholat sunah dua rakaat'" (HR Imam al-Bukhari)

Secara teknis salat istikharah dikerjakan sebanyak dua rakaat dengan satu salam. Adapun niat sholat istikharah adalah:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushallî sunnatal istikhârati rak'ataini lillâhi ta'âlâ.

Artinya, "Aku berniat shalat sunnah istikharah dua rakaat karena Allah ta'ala."

3 dari 6 halaman

Tata Cara Sholat Istikharah

Perlu diketahui bahwa sholat Istikharah dikerjakan 2 rakaat, hal ini sama dengan sholat Dhuha. Berikut ini tata caranya:

  1. Berwudu.
  2. Menghadap kiblat.
  3. Membaca niat sholat sunah istikharah seperti yang telah dijelaskan di atas.
  4. Takbiratul ihram, yaitu mengangkat kedua belah tangan sambil mengucap Allahu akbar.
  5. Sikap bersedekap atau menumpangkan kedua tangan di atas dada, sambil membaca doa iftitah dan lanjut surah Al Fatihah.
  6. Membaca surah pendek Al-Qur'an dan diutamakan surah Al Kafirun pada rakaat pertama.
  7. Rukuk dan tumakninah.
  8. Iktidal dan tumakninah.
  9. Sujud dan tumakninah.
  10. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
  11. Sujud kedua dengan tumakninah.
  12. Kembali berdiri dan lanjut ke rakaat kedua.
  13. Pada rakaat kedua, urutan sholat masih sama dengan rakaat pertama. Saat rakaat kedua, diutamakan untuk membaca surat pendek Al Ikhlas.
  14. Rukuk dan tumakninah.
  15. Iktidal dan tumakninah.
  16. Sujud dan tumakninah.
  17. Duduk di antara dua sujud dan tumakninah.
  18. Sujud kedua dengan tumakninah.
  19. Tahiyat akhir.
  20. Salam.
4 dari 6 halaman

Doa Setelah Sholat Istikharah

Selesai salam, umat Muslim dalam membaca doa berikut ini:

 اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ وَعَـاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَبَارِكْ لِي فِيهِ ثُمَّ يَسِّرْهُ لِي وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الْأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ عَاجِلِهِ وَآجِـلِهِ فَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ أَيْنَـــمَا كَانَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ  

Arab Latin: Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidina muḫamamdin, Alḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. Allâhumma innî astakhîruka bi ‘ilmika, wa astaqdiruka bi qudratika, wa as-aluka min fadhlika, fa innaka taqdiru wa lâ aqdiru, wa ta’lamu wa lâ a’lamu, wa anta ‘allâmul ghuyûb. Allahumma fa-in kunta ta’lamu hâdzal amra khairun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi faqdurhu lî wa bârik lî fîhi tsumma yassirhu lî. Wa in kunta ta’lamu anna hâdzal amra syarrun lî fî dînî wa dun-yâya wa ‘âqibati amrî ‘âjilihi wa âjilihi fashrifnî ‘anhu washrfhu ‘annî waqdur liyal khaira haitsu kâna ainamâ kânû innaka ‘alâ kulli syai-in qadîr. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina muḫamamdin, walḫamdulillâhi rabbil ‘âlamîn. 

Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah dengan pengetahuan-Mu, aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan sementara aku tidak mampu melakukannya. Engkau yang Maha Tahu, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang gaib.    Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam bagi agamaku, kehidupanku, akhir urusanku, duniaku, dan akhiratku, maka takdirkanlah hal tersebut untukku. Mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, kehidupan, akhir urusanku, diniaku, dan akhiratku, maka palingkanlah aku darinya dan palingkanlah dia dariku. Takdirkanlah yang terbaik untukku apa pun keadaannya. Sesungguhnya engkau Yang Maha Bisa atas segala sesuatu.” 

Selesai membaca doa ini, umat Muslim dapat mengucapkan permohonan atau kebingungan yang dirasakannya.

5 dari 6 halaman

Waktu Mengerjakan Sholat Istikharah

Sebenarnya waktu pelaksanaan sholat istikharah dapat dilakukan kapan saja, asalkan tidak bertepatan dengan tiga waktu yang terlarang untuk melaksanakan sholat, yaitu saat matahari sedang terbit, ketika matahari berada tepat di tengah langit, dan pada saat matahari sedang terbenam.

Meskipun sholat Istikharah bisa dilakukan kapan saja, ada waktu-waktu tertentu yang dianggap lebih baik untuk mendapatkan keberkahan dan kemustajaban doa. Waktu yang paling disarankan untuk melaksanakan sholat Istikharah adalah pada sepertiga malam terakhir, karena waktu tersebut adalah saat di mana doa-doa lebih mudah diterima dan diijabah oleh Allah SWT.

6 dari 6 halaman

Keistimewaan Sholat Istikharah

Melansir dari buku yang berjudul Keutamaan 19 Shalat Sunah karya  H. MHD. Yunus, SS, M. Phil, berikut ini keistimewaan dari sholat istikharah adalah:

  1. Menanamkan ketentraman jiwa. Ibadah Istikharah mampu menghadirkan ketentraman jiwa saat seseorang dihadapkan pada situasi yang mengharuskan pemilihan dari opsi-opsi yang rumit.
  2. Meneguhkan keyakinan batin. Ritual ini berfungsi untuk memperkuat keyakinan batin kita terhadap keputusan yang akan kita ambil.