Liputan6.com, Jakarta Berkunjung ke kebun binatang air biasanya menjadi pengalaman seru untuk melihat langsung kehidupan laut yang mempesona. Namun, polemik terjadi di Xiaomeisha Sea World, Shenzhen, setelah terungkap bahwa atraksi utama hiu paus di sana ternyata hanyalah robot. Kejadian ini viral setelah ribuan pengunjung yang kecewa mengeluhkan kebohongan publik tersebut di media sosial.
Baca Juga
Advertisement
Xiaomeisha Sea World, yang baru saja dibuka kembali pada 1 Oktober setelah renovasi selama lima tahun, menarik sekitar 100.000 pengunjung dalam seminggu uji coba. Wisata laut ini diharapkan memuaskan rasa penasaran dengan koleksi satwa air yang menakjubkan, termasuk hiu paus, ikan terbesar di dunia. Namun, pengunjung mendapati bahwa yang mereka saksikan hanyalah benda tiruan mekanis, bukan hiu paus asli.
Kebohongan ini memicu kemarahan publik, terutama setelah foto-foto robot hiu paus dengan sambungan segmen yang jelas tersebar luas. Para penggemar hiu paus merasa dibohongi dan menuntut pengembalian uang, membuat polemik ini menjadi viral. Kritik tajam dari para pengunjung yang kecewa terus bermunculan di dunia maya, membuat pihak pengelola kebun binatang air ini kewalahan.
Meski sekilas mirip, namun pengunjung dengan cepat sadar hiu paus tersebut palsu. Berikut Liputan6.com merangkum kisah viral hiu paus di kebun binatang akuarium ternyata robot melansir dari New York Post, Rabu (16/10/2024).
Pengunjung Kecewa Berat
Xiaomeisha Sea World menuai polemik setelah koleksi hiu pausnya terungkap sebagai robot. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan sambungan mekanis pada tubuh hiu paus tersebut, memicu kritik tajam dari para pengunjung.Â
Viral di media sosial Xiaohongshu, pengunjung mengungkapkan kekecewaan dan merasa dibohongi usai membayar sekitar Rp 622 ribu untuk masuk ke kebun binatang.
Seorang pengunjung menulis, "Bagian yang paling mengecewakan adalah pameran hiu paus. Ketika mendengar namanya, saya sangat menantikannya, tetapi ketika tiba, saya melihat hiu paus mekanik."Â
Kritik ini menjadi sorotan publik, terutama karena banyak yang berharap melihat hiu paus asli dalam wisata laut ini. Maraknya kritik akhirnya membuat pihak pengelola angkat bicara.
Pengelola mengklaim bahwa pembuatan robot hiu paus ini mematuhi undang-undang perlindungan satwa. Namun, alasan ini tidak meredakan kemarahan publik. Sebagian besar pengunjung tetap merasa bahwa tindakan tersebut adalah pembohongan publik yang merusak kepercayaan terhadap kebun biota air ini.
Advertisement
Klaim Perlindungan Satwa atau Kebohongan Publik
Pihak Xiaomeisha Sea World menyatakan bahwa robot hiu paus dibuat untuk melindungi spesies asli dari perdagangan ilegal. Mereka menghabiskan jutaan yuan untuk menciptakan replika ini demi memastikan kepatuhan hukum terkait satwa yang dilindungi. Meski demikian, alasan ini justru memicu debat tentang etika wisata laut yang menghadirkan hewan buatan.
Banyak pengunjung menilai kebijakan ini sebagai bentuk pembohongan publik. Salah seorang pengunjung mengungkapkan, "Meskipun ini demi perlindungan hewan, saya lebih baik mereka tidak punya sama sekali daripada memperlihatkan yang palsu."Â
Pendapat ini menggambarkan rasa kecewa banyak orang yang merasa harapan mereka tidak terwujud. Banyak yang mempertanyakan apakah atraksi robotik ini benar-benar pantas menggantikan makhluk hidup asli, terutama di kebun binatang air yang seharusnya mendidik masyarakat tentang ekosistem laut.
Kesehatan Satwa Lain Ikut Dipertanyakan
Selain polemik hiu paus robot, kondisi kesehatan hewan lain di Xiaomeisha Sea World juga menjadi sorotan. Sejumlah pengunjung melaporkan adanya ikan yang terlihat sakit, menambah rasa kecewa terhadap keseluruhan pengalaman wisata laut di tempat tersebut. Beberapa bahkan mengaku melihat tanda-tanda penyakit seperti bintik-bintik putih pada tubuh ikan.
"Saya melihat beberapa ikan di akuarium memiliki bintik putih, tanda penyakit yang umum pada ikan tropis," ungkap salah satu kritikus di dunia maya.Â
Pernyataan ini memicu diskusi lebih lanjut tentang bagaimana kebun binatang air merawat koleksi satwa hidupnya. Kondisi kesehatan ikan yang memburuk dianggap sebagai indikasi perawatan yang kurang profesional.
Masalah ini semakin memperkuat kritik terhadap Xiaomeisha Sea World yang tidak hanya menampilkan atraksi robotik, tetapi juga dinilai gagal dalam menjaga kesejahteraan hewan yang dipamerkan. Para pengunjung menuntut perbaikan kondisi akuarium dan perlindungan lebih baik terhadap satwa yang ada.
Advertisement