Sukses

5 Masa Krisis Liam Payne Sebelum Meninggal, Ada Perjuangan di Baliknya

Masa krisis Liam Payne sebelum meninggal telah berlangsung cukup lama.

Liputan6.com, Jakarta - Liam Payne meninggal dunia pada Rabu, 16 Oktober 2024, setelah terjatuh dari balkon lantai tiga Hotel CasaSur Palermo di Buenos Aires, Argentina. Mantan anggota boyband One Direction ini dinyatakan meninggal di tempat kejadian pada pukul 17.00 waktu setempat, setelah mengalami cedera fatal akibat jatuh dari ketinggian sekitar 13-14 meter.

Polisi Buenos Aires mengonfirmasi kematian Liam Payne dan saat ini sedang melakukan penyelidikan serta proses autopsi untuk menentukan penyebab pasti kematiannya.

Masa krisis Liam Payne sebelum meninggal telah berlangsung cukup lama, menurut sumber yang dekat dengan penyanyi berusia 31 tahun tersebut. Melansir dari Page Six, seorang sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Liam telah mengalami "siklus perilaku yang merusak dalam waktu yang lama."

Sumber tersebut juga menambahkan bahwa meskipun Liam terbuka tentang perjuangannya, ia terkadang mencoba untuk meremehkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Beberapa jam sebelum kematiannya, Liam Payne dilaporkan menunjukkan perilaku tidak menentu di hotel tempatnya menginap. Melansir dari TMZ, saksi mata melihat Liam menghancurkan laptopnya di lobi hotel dan harus digendong kembali ke kamarnya.

Polisi juga menerima laporan tentang seorang pria agresif yang diduga berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol di hotel tersebut, meskipun belum dikonfirmasi apakah pria tersebut adalah Liam Payne. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Kamis (17/10/2024).

2 dari 4 halaman

1. Kecanduan Alkohol dan Obat-obatan

Liam Payne pernah mengungkapkan perjuangannya melawan kecanduan alkohol dan obat-obatan resep. Melansir TMZ, pada Juni 2021, Liam mengaku bahwa ia mengalami masa-masa sulit ketika One Direction sedang tur. Kecanduan ini membawa dampak serius pada kesehatan mentalnya.

"Liam mengungkapkan pada Juni 2021 bahwa dia pernah berjuang melawan kecanduan alkohol dan obat resep ketika One Direction sedang tur, dan keadaan menjadi sangat buruk sehingga dia memiliki pikiran untuk bunuh diri yang 'parah'," demikian laporan TMZ.

Masa krisis Liam Payne ini ternyata berlangsung cukup lama dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupannya. Kecanduan alkohol dan obat-obatan tidak hanya berdampak pada kesehatan fisiknya, tetapi juga memengaruhi hubungan sosialnya dan kariernya sebagai musisi.

Seorang sumber yang mengenal Payne mengatakan kepada Page Six, "Liam telah mengalami siklus perilaku yang merusak dalam waktu yang lama. Dia terbuka tentang perjuangannya, tetapi terkadang mencoba untuk meremehkannya. Setan-setan yang ada dalam dirinya jauh lebih buruk daripada yang dia akui."

2. Masalah dalam Hubungan Pribadi

Liam Payne juga menghadapi berbagai masalah dalam hubungan pribadinya. Melansir dari berbagai sumber, belakangan ini beredar klaim di media sosial mengenai perilaku Liam terhadap mantan pasangannya. Bahkan ada laporan tentang tindakan hukum yang diambil oleh salah satu mantannya untuk mencegah Liam menghubungi teman dan keluarganya.

Melansir dari TMZ, "Awal pekan ini, ada laporan tentang mantan tunangan Liam, Maya Henry, yang menuduh dia meninggalkannya setelah memintanya melakukan aborsi. Pengacaranya telah mencoba mengiriminya surat penghentian untuk berhenti menghubunginya."

Masalah-masalah dalam hubungan pribadi ini semakin memperburuk kondisi mental Liam Payne.

Hubungan yang tidak sehat dan konflik dengan mantan pasangan dapat menjadi sumber stres tambahan bagi seseorang yang sudah berjuang dengan kecanduan dan masalah kesehatan mental.

 

 

3 dari 4 halaman

3. Tekanan Popularitas dan Ekspektasi Publik

Sebagai mantan anggota boyband terkenal One Direction, Liam Payne terus menghadapi tekanan popularitas dan ekspektasi publik yang tinggi. Transisi dari anggota grup ke karier solo membawa tantangan tersendiri bagi Liam.

Melansir dari berbagai sumber, Liam pernah mengungkapkan kesulitannya dalam mengatasi ketenaran yang didapatnya sejak usia muda. Tekanan untuk selalu tampil sempurna dan memenuhi harapan penggemar dapat menjadi beban berat bagi seorang selebritas.

Masa krisis Liam Payne ini menggambarkan sisi gelap dari industri hiburan, di mana selebritas sering kali harus berjuang dengan masalah-masalah pribadi di tengah sorotan publik. Ketidakmampuan untuk sepenuhnya lepas dari citra publik dapat mempersulit proses pemulihan dan pertumbuhan pribadi.

4. Konflik dengan Rekan di One Direction

Salah satu aspek dari masa krisis Liam Payne adalah konflik yang terjadi dengan rekan-rekannya di One Direction. Dilaporkan The Mirror, mantan kekasih Liam, Maya Henry, mengungkapkan bahwa Liam pernah terlibat perkelahian dengan salah satu anggota One Direction.

"Terjadi pertengkaran di belakang panggung dan salah satu anggota, khususnya, melemparkan saya ke dinding. Jadi saya berkata kepadanya, 'Jika kamu tidak melepaskan tangan itu, kemungkinan besar kamu tidak akan pernah menggunakannya lagi'," demikian pernyataan Liam yang diungkapkan oleh Maya Henry.

Konflik internal dalam grup dapat menambah tekanan dan stres pada Liam, yang bisa berkontribusi pada masalah-masalah yang dihadapinya. Hubungan yang tidak harmonis dengan rekan-rekan satu band dapat mempengaruhi dinamika kerja dan kesehatan mental seseorang.

Wawancara Liam pada tahun 2022 juga menghasilkan reaksi keras ketika ia mengkritik rekan-rekan satu bandnya, termasuk Harry Styles dan Niall Horan. Situasi ini menunjukkan adanya ketegangan yang berkelanjutan bahkan setelah One Direction bubar.

 

4 dari 4 halaman

5. Perilaku Tidak Menentu Sebelum Kematian

Beberapa saat sebelum kematiannya, Liam Payne dilaporkan menunjukkan perilaku tidak menentu. Melansir dari  PageSix dan kantor berita lokal La Nacion, pada Rabu (16/10/2024), ada laporan polisi tentang seorang pria agresif yang diduga berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol di hotel tempat Liam menginap.

"Liam Payne dilaporkan menghancurkan laptopnya di lobi hotel dan harus digendong kembali ke kamarnya karena perilakunya tersebut," demikian laporan yang dikutip dari PageSix.

Perilaku tidak menentu ini mungkin merupakan kulminasi dari berbagai masalah yang dihadapi Liam Payne selama masa krisisnya. Tindakan menghancurkan laptop dan bersikap agresif dapat mengindikasikan kondisi mental yang sangat terganggu atau kemungkinan kambuhnya masalah kecanduan.

Laporan tentang perilaku Liam Payne sebelum kematiannya ini menambah keprihatinan tentang kondisi mentalnya dalam waktu-waktu terakhir hidupnya. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang apakah ia mendapatkan dukungan dan bantuan yang cukup dalam menghadapi masalah-masalahnya.